Sejarah Pulau Bali Hingga Dikenal Dunia
KompasNusantara - Pulau Bali terletak di antara 7º45’ – 8º33’ LS dan 144º26’ dan 115º43’ BT dan berada di bawah garis Katulistiwa antara 23,5º LU dan 23,5º LS. Pulau Bali berbatasan dengan Jawa Timur dan Selat Bali di sebelah barat, dengan Selat Lombok di sebelah timur, dengan Laut Jawa di sebelah utara dan dengan Samudera Indonesia di sebelah selatan.
Pulau Bali merupakan sebuah pulau kecil yang sangat menawan sehingga banyak diminati wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Bali sangat menonjol dengan objek wisatanya, baik untuk wisata alam maupun wisata budaya. Bahkan tidak jarang orang asing lebih tahu Pulau Bali daripada Indonesia atau dapat dikatakan bahwa nama Bali lebih terkenal dibandingkan dengan Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa Bali punya daya tarik yang sangat kuat di mata internasional. Bahkan dalam buku “Indonesians Portraits from an Archipelago” yang ditulis oleh Ian Charles Stewart, Bali disebutkan sebagai “Permata” di ujung timur Pulau Jawa. Sepanjang malam terdengar musik gamelan dan anak-anak berhias emas menarikan legong. Bali disebutkan sebagai “Green Island”, di mana lereng bukit yang bertingkat-tingkat memenuhi langit. Di pulau ini setiap orang adalah seniman.
Penduduk Pulau Bali yang mayoritas memeluk agama Hindu menjadikannya sebagai tempat dengan budaya yang sangat unik. Agama merupakan kekuatan yang mendominasi dan meresap ke dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Bali. Hampir semua unsur kebudayaan Bali mengintegrasikan bagian dari nilai-nilai keagamaan. Misalnya seni tari dan drama Bali, pertunjukannya ditujukan untuk memuja Tuhan (Dewa). Bali sangat identik dengan keberadaan pura-pura yang terdiri atas pura keluarga dan klan, pura desa dan kerajaan, gunung dan danau, serta pura hutan dan sumber air, sehingga dijuluki “Pulau Seribu Pura”. Pura-pura tersebut digunakan untuk upacara-upacara tertentu dan sebagai tempat di mana manuasia dapat berhubungan dengan sesama manusia dan dewa-dewanya. Tidak heran apabila pulau ini juga terkenal dengan sebutan “Pulau Dewata”. Kesemuanya ini menjadikan Bali sebagai sebuah pulau yang mempunyai ciri khas yang membedakannya dengan pulau-pulau yang lain di Indonesia. Selain keunikan budayanya, keindahan alam di pulau ini juga sangat eksotik. Pantai-pantai di Pulau Bali (Sanur, Kuta dan Legian) merupakan tempat wisata alam yang sangat indah.
Pulau Bali mulai dikenal dunia pada akhir abad ke-16. Dalam Buku karya Michel Picard “Bali: Pariwisata Budaya dan Budaya Pariwisata” disebutkan bahwa kontak antara Bali dengan dunia Barat (Eropa) yang tercatat adalah pada tahun 1597 yaitu ketika armada kapal dagang Belanda yang pertama mencoba berlayar ke timur dan singgah di pulau ini untuk mencari perbekalan makanan dan air minum. Meskipun diketahui bahwa Sir Francis Drake pernah singgah di Bali tahun 1580. Apabila buku catatan harian kapal ekspedisi Belanda tersebut dapat dipercaya, pengunjung dari Eropa tersebut pasti dibuat terpesona oleh kemakmuran masyarakat Bali dan lebih-lebih lagi oleh keramahtamahan penduduknya dan yang sangat menarik perhatian kala itu adalah deskripsi kemewahan melimpah yang berlaku di Kraton Gelgel serta adat kebiasaan Hindu masyarakatnya.
Kedatangan mereka ini juga dibuktikan dengan adanya Peta Bali karya Willem Lodewijcksz, salah seorang pengikut ekspedisi pelayaran Belanda pertama yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman tersebut, yang berlayar ke Asia Tenggara tahun 1595 – 1597. Peta Bali Lodewijcksz yang dibuat pada tahun 1598 ini menggambarkan Pulau Bali dalam bentuk yang sangat jelas meskipun dengan posisi pulau yang sedikit melencong. Dibuatnya peta ini merupakan terobosan yang hebat dalam penggambaran Pulau Bali yang pada saat itu masih sedikit diketahui oleh orang Eropa. Dalam buku “Early Mapping of South East Asia” yang ditulis oleh Thomas Suarez (1999) disebutkan bahwa peta ini merefleksikan kecintaan Orang Eropa dengan Pulau Bali yaitu sebuah ketertarikan yang terus-menerus. Mereka meyebutnya sebagai ‘European Romance”. Mereka sangat terkesan dengan Pulau Bali sehingga mereka ingin memberi nama Bali dengan sebutan “New Holland”. Disebutkan juga bahwa Pulau Bali berlimpah dengan beras, ikan, buah-buahan dan lain-lain sehingga dapat dijadikan sebagai tempat hidup yang baik.
Pada tahun yang sama (1598) beberapa peta juga sudah menggambarkan Pulau Bali meskipun dalam skala yang lebih kecil, antara lain: peta-peta yang juga karya Lodewijcksz yaitu “Southeast Asia”, dan “Prima Pars Descriptionis Itineraris Navalis in Indiam Orientalem or Dutch Voyages to the East Indies” yang diterbitkan di Amsterdam, serta peta karya Theodore de Bry yang diterbitkan di Frankfurt “Nova Tabula Insularum Iava, Sumatra, Borneoensis et Allarum Molluciarum”. Dapat dikatakan pada tahun 1598 merupakan tonggak sejarah mulai dikenalnya Pulau Bali dalam perpetaan dunia setelah ditemukannya pulau ini pada tahun 1597. Pada tahun-tahun dan abad-abad berikutnya Pulau Bali semakin banyak digambarkan, terutama pada peta-peta Asia Tenggara.