Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Wabah Penyakit hingga Topan di Zaman Nabi Musa AS, Karena Kesombongan Firaun


KompasNusantara - Masyarakat dunia kini sedang menghadapi pandemi wabah virus corona atau Covid-19.

Berbicara tentang wabah, ketahuilah wabah juga pernah terjadi di zaman para nabi.

Satu di antaranya pernah terjadi di zaman Nabi Musa AS.

Seperti diketahui, Nabi Musa AS harus menghadapi raja yang amat kejam dengan sebutan Firaun.

Firaun sebagaimana diceritakan dalam Al Quran adalah raja yang menuhankan dirinya sendiri untuk kaumnya.

Nabi Musa AS sebagai utusan menyampaikan misi ketauhi dan dan menyadarkan Raja Mesir dan kaumnya tersebut.

Namun, Firaun terus membangkang dan justru bersikap sombong.

Hingga akhirnya, Allah SWT menurunkan azab untuk Firaun dan para pengikutnya sebagai peringatan.

Allah SWT menceritakan kisah Firaun tersebut dalam Al Quran Surat Al Araf ayat 130-132.

Awalnya Firaun dan kaumnya diberi peringatan dengan menghadapi musim kemarau sehingga saat itu terjadi paceklik.

Namun, peringatan tersebut tak digubris dan tetap dibangkang oleh Firaun dengan kekufurannya.

وَلَقَدْ أَخَذْنَا آلَ فِرْعَوْنَ بِالسِّنِينَ وَنَقْصٍ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

“Dan Sesungguhnya Kami telah menghukum (Fir’aun dan) kaumnya dengan (mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran.” (QS. Al-A’raf [7]: 130)

Meski sudah ditimpa paceklik, Firaun tetap bersikap sombong dan menyebut hasil kesuburan tanahnya kerena jerih payahnya.


Firaun malah menuduh Nabi Musa AS dan Bani Israil yang menyebabkan kesialan tersebut.

 فَإِذَا جَاءَتْهُمُ الْحَسَنَةُ قَالُوا لَنَا هَذِهِ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَطَّيَّرُوا بِمُوسَى وَمَنْ مَعَهُ أَلَا إِنَّمَا طَائِرُهُمْ عِنْدَ اللَّهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

“Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: “Itu adalah karena (usaha) kami”. Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya.”

“Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. Al-A’raf [7]: 131)

Menganggap kehadiran Nabi Musa AS sebagai kesialan, Firaun dan pengikutnya menuduh kejadian yang menimpanya karena sihir.

Dari sana Firaun dengan tegas dan sombong menyatakan diri tak akan pernah mempercayai Nabi Musa.

Pernyataan Firaun itu juga diabadikan dalam Al Quran ayat berikutnya.

وَقَالُوا مَهْمَا تَأْتِنَا بِهِ مِنْ آيَةٍ لِتَسْحَرَنَا بِهَا فَمَا نَحْنُ لَكَ بِمُؤْمِنِينَ

“Mereka berkata: “Bagaimanapun kamu mendatangkan keterangan kepada kami untuk menyihir kami dengan keterangan itu, maka kami sekali-kali tidak akan beriman kepadamu”. (QS. Al-A’raf [7]: 132)

Karena tak sadar-sadar, akhirnya Allah SWT menurunkan azab lainnya.

Pada saat itu Allah SWT menurunkan wabah ditimpakan sebagai azab untuk Firaun dan warganya yang musyrik.


Wabah tersebut pun sangat nyata berupa kutu, belalang, katak, darah hingga angin topan.

Peristiwa wabah yang ditimpakan untuk Firaun ini diabadikan dalam Al Quran di ayat berikutnya. 

فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الطُّوفَانَ وَالْجَرَادَ وَالْقُمَّلَ وَالضَّفَادِعَ وَالدَّمَ آيَاتٍ مُفَصَّلَاتٍ فَاسْتَكْبَرُوا وَكَانُوا قَوْمًا مُجْرِمِينَ

“Maka Kami kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.” (QS. Al-A’raf [7]: 133)

Dilansir dari Tafaqquh yang ditulis Saeful Ja’far Shidieq, azab yang ditimpakan kepada Firaun dan kaumnnya berupa wabah.


Seperti wabah kutu atau qummal, yang dimaksud binatang merayap kecil, bisa berupa bakteri, nyamuk hingga lalat.

Dari kutu-kutu tersebut menjadi penyebab munculnya wabah dan berdampak pada kematian secara massal.


Dalam tafsir Al-Manar disebutkan rentang berbagai azab diturunkan Allah SWT tersebut melanda Mesir.

وَمِنْهَا الْوَبَاء- وَقَعَ عَلَى دَوَابِّ الْمِصْرِيِّينَ وَأَنْعَامِهِمْ فَمَاتَتْ كُلُّهَا مِنْ دُونِ مَوَاشِي الْإِسْرَائِيلِيِّينَ، فَإِنَّهُ لَمْ يَمُتْ مِنْهَا شَيْءٌ (وَمِنْهَا الْبُثُورُ وَالْقُرُوحُ الْمُنْتَفِخَةُ) أَصَابَتِ النَّاسَ وَالْبَهَائِمَ – وَمِنْ أَيْنَ جَاءَتِ الْبَهَائِمُ بَعْدَ أَنْ مَاتَتْ بِأَسْرِهَا؟

“Di antaranya ada wabah yang mengenai binatang dan hewan ternak milik orang-orang mesir. “

“Semuanya mati kecuali ternak milik Bani Israil, sedikitpun tidak ada yang mati karenanya.”

“Di antaranya ada wabah bisul dan luka yang membengkak yang menimpa orang dan hewan ternak –dan dimanakah datangnya hewan-hewan ternak itu setelah mati dengan begitu cepat disebabkan wabah.” (Tafsir al-Manar, 1364 H: 92)

Demikian, itulah cerita atau kisah wabah yang ditimpakan kepada Firaun di zaman Nabi Musa AS menjadi hikmah dan pelajaran yang nyata bagi umat manusia.
close