Sejarah, Masa Kejayaan, Keruntuhan, dan Peninggalan Dinasti Ming
KompasNusantara - Dinasti Ming adalah dinasti yang berkuasa di China antara 1368-1644, setelah runtuhnya Dinasti Yuan.
Pendirinya adalah Zhu Yuan Zhang atau Kaisar Hongwu, yang memimpin pemberontakan para petani untuk meruntuhkan Dinasti Yuan.
Dinasti Ming menjadi dinasti kekaisaran China terakhir yang diperintah oleh bangsa Han.
Selama hampir tiga abad berkuasa, dinasti ini dikenal karena ekspansi perdagangannya yang pada akhirnya menghasilkan pertukaran budaya dengan bangsa Barat.
Selain itu, Dinasti Ming juga dikenal akan drama, sastra, dan porselennya yang mendunia.
Dinasti ini runtuh pada 1644 akibat pemberontakan yang dipimpin oleh Li Zicheng, pendiri Dinasti Shun.
Sejarah berdirinya Dinasti Ming
Pendiri Dinasti Ming, Zhu Yuan Zhang, lahir dalam kemiskinan dan menghabiskan masa mudanya dengan mengembara.
Setelah orang tuanya meninggal karena serangkaian bencana di Sungai Kuning, ia mulai tinggal di biara Buddha.
Zhu Yuan Zhang kembali kehilangan tempat tinggal saat biara itu dibakar oleh para milisi yang memandamkan pemberontakan terhadap Dinasti Yuan.
Pada 1352, ia memutuskan untuk bergabung dengan kelompok pemberontak yang tidak puas terhadap pemerintahan Dinasti Yuan.
Lambat laun, Zhu Yuan Zhang tumbuh menjadi pemimpin pemberontakan yang paling dicari oleh Dinasti Yuan.
Pada 1368, Zhu Yuan Zhang akhirnya berhasil meruntuhkan kekuasaan Dinasti Yuan dan mendirikan Dinasti Ming.
Ia kemudian menjadi Kaisar Ming pertama yang bergelar Kaisar Hongwu.
Perkembangan Dinasti Ming
Pada masa pemerintahan Kaisar Hongwu, berbagai kebijakan yang bertujuan untuk menenangkan rakyat mulai diberlakukan.
Seperti contohnya melakukan reformasi birokrasi, meringankan pajak rakyat, dan menghukum para pejabat yang korup.
Akan tetapi, Kaisar Hongwu juga dikenal sebagai pemimpin yang penuh kecurigaan.
Alhasil, ia tidak segan untuk mengeksekusi siapa saja yang dikhawatirkan membahayakan kekuasaannya.
Semasa pemerintahannya, Kaisar Hongwu diperkirakan telah mengeksekusi 70.000 pegawai istana, mulai dari pejabat tinggi pemerintah hingga pelayan.
Kejayaan Dinasti Ming
Dinasti Ming mencapai masa kejayaan awal ketika diperintah oleh Kaisar Yongle.
Sebagai upaya memertahankan kekuasaannya, kaisar aktif melakukan ekspedisi militer ke berbagai wilayah.
Pada awal periode kekuasaanya, Vietnam berhasil dikuasai dan bangsa Mongol terus dipukul mundur hingga ke Asia Tengah.
Selain itu, Kaisar Yongle mengirim Laksamana Cheng Ho untuk memimpin ekspedisi maritim ke wilayah selatan.
Dalam tujuh ekspedisinya, Laksamana Cheng Ho berhasil sampai di India, Teluk Persia, dan pantai timur Afrika, melampaui capaian bangsa Eropa saat itu.
Kaisar juga melakukan pembangunan di dalam negerinya dan memindahkan ibu kota dari Nanjing ke Beiping (sekarang Beijing).
Di bawah kekuasaan Kaisar Yongle, Dinasti Ming berhasil mencapai kedamaian dan kemajuan dalam berbagai bidang.
Dalam sejarahnya, dinasti ini juga dikenal akan produksi porselennya.
Bahkan pabrik porselen Jingdezhen yang dibangun Dinasti Ming menjadi sumber ekspor yang sangat populer di Eropa.
Selain itu, pemeliharaan dan perbaikan Tembok Besar China yang sangat signifikan juga dilakukan pada masa Dinasti Ming.
Penduduk China pun mengalami pertumbuhan yang sangat tajam, dari sekitar 65 juta pada awal periode Ming, jumlahnya berlipat menjadi 150 juta jiwa pada akhir kekuasaannya.
Runtuhnya Dinasti Ming
Setelah hampir tiga abad berkuasa, Dinasti Ming mulai mengalami krisis keuangan.
Masalah itu disebabkan oleh pemborosan dari anggota kekaisaran, gagal panen, kampanye militer, dan membengkaknya biaya untuk melawan pemberontak dari Mongol.
Keadaan ini menimbulkan kelaparan hingga memaksa tentara untuk meninggalkan pos mereka dan melakukan perampokan.
Pada 1632, kekaisaran mulai kewalahan mengatasi para pemberontak dan negara semakin hancur akibat wabah dan bencana alam.
Puncak kekacauan terjadi pada 1642, saat sekelompok pemberontak menghancurkan tanggul Sungai Kuning dan menimbulkan banjir yang menewaskan ratusan ribu orang.
Di tengah kehancuran Dinasti Ming, dua pemimpin pemberontak bernama Li Zicheng dan Zhang, sama-sama mengambil alih bagian negara yang terpisah dan mendirikan dinasti baru.
Setelah Beijing jatuh ke tangan Li Zicheng, kaisar Ming terakhir, Chongzhen, memilih untuk bunuh diri pada 1644.
Peristiwa ini menandai berakhirnya kekuasan Dinasti Ming di China.
Peninggalan Dinasti ming
- Patung periuk Dewa Taois
- Kotak berukir dengan pernis merah
- Porselen kekaisaran
- Alat musik tradisional pipa
- Koin Dinasti Ming
- Kompleks pemakaman Dinasti Ming