NASEHAT KASIH SAYANG DARI SANG GURU TUAN SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI
KompasNusantara - Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan: “Allah Azza wa Jalla telah mewahyukan kepada Nabi Musa a.s., “Berkasih-sayanglah agar Aku menyayangimu! Sesungguhnya Aku Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Barangsiapa yang menyayangi, maka Aku pun menyayanginya dan akan memasukkannya ke surga-ku.” Maka, sungguh beruntung orang-orang yang berkasih sayang.
Jangan sampai umurmu habis hanya untuk urusan makan, minum, pakaian dan mengumpulkan harta. Barangsiapa yang mengharapkan keberuntungan maka hendaknya ia bersabar dari perkara yang haram dan syubhat, dari keinginan nafsu, serta sabar dalam menunaikan perintah Allah dan menjauhkan diri dari larangan-Nya, juga sabar dalam mematuhi takdir-Nya.
Para wali yang saleh itu telah bersabar bersama Allah dan tidak sabar untuk segera bertemu dengan-Nya. Mereka telah keluar meninggalkan rumah nafsunya, hawa nafsunya dan tabiatnya, serta menjadikan syariat sebagai pendamping mereka, lalu, berjalan menuju Tuhan mereka.
Mereka kemudian menghadapi berbagai musibah, ketakutan, penyakit, kesusahan, kelaparan, kehausan, ketiadaan pakaian, dan kehinaan, namun mereka tidak memedulikan semua itu dan tidak mundur dari perjalanan mereka, serta tidak berubah keyakinan mereka.
Mereka terus berjalan maju ke depan tanpa memperlambat langkah. Mereka terus demikian hingga mencapai kelestarian hati dan bentuk.
Wahai Kaum Muslimin, beramallah kalian untuk menjumpai Allah Azza wa Jalla dan jawablah panggilan-Nya sebelum berjumpa dengan-Nya. Seseorang mukmin itu merasa malu kepada Allah Azza wa Jalla, lalu ia pun malu kepada makhluk-Nya, kecuali dalam urusan agama dan batasan hukum syara’ dimana ia tidak boleh malu untuk menegakkannya.
Bahkan, hendaknya ia hilangkan rasa malunya dalam mendakwahkan agama Allah dan menegakkan hukum-hukum-Nya, serta menjalankan perintah-Nya, seperti firman Allah, “Dan, janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah untuk (menjalankan) agama Allah,” (QS An-Nur: 2).
Dikutip dari kitab Al-Fath Ar-Rabbani wa Al-Faidh Ar-Rahmani.
BACA JUGA : WALI TANPA NAMA DAN TANPA GELAR