Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KISAH TAUBATNYA NABI DZANNUN


KompasNusantara - Sejatinya setiap manusia dibekali sifat manusiawi. Yakni bisa berbuat kesalahan dan  juga kebaikan.

Namun apa yang ada di benak Anda ketika mendengar kata nabi. Mungkin sebagian dari kita beranggapan jika seorang nabi tidak pernah berbuat suatu kesalahan.

Jika ditelaah lebih dalam, ternyata juga ada nabi yang pernah berbuat kesalahan. Seperti yang dikisahkan dalam Alquran, tepatnya dalam kandungan Surat As-Saffat Ayat 139-148.

Kandungan surat tersebut mengisahkan tentang Nabi Dzannun, atau yang sering dikenal sebagai Nabi Yunus Alaihissalam.

Sewaktu masih duduk di bangku taman kanak-kanak dulu, kita sering mendengar kisah tentang Nabi Yunus ketika ditelan hidup-hidup oleh ikan paus. Di balik tragedi tersebut, ternyata banyak pembelajaran yang bisa diambil hikmahnya. Terutama agar tidak menyerah dan putus asa.

Perlu diketahui, di kalangan nabi ketika mendapatkan perintah dari Tuhannya, maka tidak boleh membangkang. Termasuk saat diperintahkan untuk berdakwah.

Contoh seperti yang pernah dilakukan Nabi Muhammad SAW. Beliau pernah ditugaskan untuk tinggal di Makkah. Padahal, saat berdakwah, tidak jarang Nabi Muhammad mendapatkan tindakan yang tidak mengenakkan. Mulai dari dicaci maki, dilempar kotoran, bahkan pernah hendak dibunuh. Namun, lantaran mendapat perintah dari Allah SWT. Nabi Muhammad tetap tinggal di Makkah untuk berdakwah.

Berbeda dengan yang pernah dilakukan Nabi Yunus Alaihissalam (as). Suatu ketika, beliau pernah ditugaskan di suatu tempat untuk berdakwah. Tepatnya di salah satu daerah yang dikenal dengan wilayah Ninawa.

Dari berbagai sumber yang didapat MalangTIMES, Ninawa merupakan suatu daerah perkampungan yang ada di Mosul, Irak. Zaman dahulu, Ninawa masih berupa perkampungan yang memiliki jumlah kepadatan penduduk yang cukup besar.

Sebelum mengenal agama, semua penduduk Ninawa masih menyembah patung besar. Yakni patung yang menyerupai bentuk singa.

Hingga akhirnya, didatangkanlah Nabi Yunus untuk mengajarkan ilmu agama di daerah tersebut. Setelah sekian lama berjuang menyebarkan dan memberikan pemahaman akan ajaran kebenaran, masyarakat Ninawa memilih untuk membangkang.

Meski terus berupaya selama bertahun-tahun untuk mengingatkan kaumnya, hasilnya tetap sama. Nabi Yunus selalu tidak digubris dan dihiraukan oleh masyarakat Ninawa kala itu.

Mengetahui sikap kaum Ninawa yang keras kepala, Nabi Yunus berdoa kepada Allah agar ditugaskan untuk berdakwah di lokasi yang berbeda.

Doa yang dipanjatkan Nabi Yunus ternyata tidak mendapatkan balasan seketika itu juga. Merasa lama menunggu wahyu dan jawaban dari doa yang dipanjatkan, Nabi Yunus mengambil inisiatif sendiri. Yakni memilih keluar dan meninggalkan lokasi Ninawa dengan niat berdakwah di tempat lain.

Singkat cerita, Nabi Yunus saat itu meninggalkan perintah untuk berdakwah di Ninawa dengan menaiki sebuah kapal. Baru saja berlabuh, kapal yang ditumpanginya dihantam ombak besar.

Mengetahui gejolak alam semacam ini, sang nakhoda mengambil tindakan, yakni dengan berinisiatif membuang semua barang yang diangkut, dengan tujuan mengurangi beban agar kapal tidak karam.

Meski semua upaya, termasuk mengurangi beban dengan cara membuang barang muatan sudah dilakukan, nyatanya kapal yang dinaiki Nabi Yunus tetap terombang ambing lantaran diterjang gulungan ombak.

Hingga akhirnya, sang nakhoda memerintahkan untuk mengurangi beban penumpang. Ditulislah nama semua penumpang di atas batu. Tulisan yang ada di batu tersebut lantas diacak. Siapa pun nama yang terpilih, maka harus melompat dari atas kapal. Kebijakan ini akhirnya disepakati bersama.

Undian pertama dilakukan. Saat itu nama Nabi Yunus yang terpilih. Mengetahui hal ini, semua penumpang akhirnya memutuskan untuk melakukan undian ulang. Namun setelah diundi kali kedua,  tetap Nabi Yunus-lah yang terpilih dari undian tersebut. Dan terus seperti itu hingga dilakukan berulang kali.

Rasa dilema menyelimuti semua penumpang, termasuk awak kapal. Wajar saja, mereka memang mengetahui jika nama yang keluar saat diundi secara acak merupakan nabi Allah.

Hingga akhirnya, Nabi Yunus merasa jika kenyataan itu merupakan hukuman baginya lantaran meninggalkan kaumnya. Beliau seketika mengambil posisi di ujung kapal dan bersiap untuk melompat.

Saat menceburkan diri, dari permukaan laut tiba-tiba muncul ikan paus yang seketika menelan Nabi Yunus hidup-hidup.

Kisah memilukan terjadi. Dalam perut ikan paus yang gelap gulita serta bercampur dengan makanan ikan dan kotoran, ditambah kondisi kedap udara dan tanpa makan dan minum, Nabi Yunus berintrospeksi diri.

Selama kurang lebih dua minggu berada di dalam perut ikan paus. Nabi Yunus selalu berucap tobat dan berserah diri kepada Allah. Hingga akhirnya, tepat dua minggu, kalimat taubat mengantarkan Nabi Yunus kembali ke daratan. Ikan paus seketika memuntahkan Nabi Yunus dari dalam perutnya.

Dengan kondisi pakaian compang-camping. Nabi Yunus bertekad untuk kembali berdakwah dan menemui kaumnya kembali. Baru saja melangkah beberapa jengkal, Nabi Yunus menemukan pohon rindang yang dipenuhi  daun rindang. Daun itu kemudian dipetik dan dijadikan pakaian oleh Nabi Yunus. 

Perjalanan dilanjutkan. Baru saja melangkah, Nabi Yunus kembali menemukan sapi bongsor liar. Dari hewan inilah, Nabi Yunus lantas memerah susunya dan meminumnya untuk menghapus rasa dahaga selama dua minggu berada di dalam perut ikan paus.

Selepas rasa kering di tenggorokan hilang, Nabi Yunus kembali melanjutkan perjalanan. Baru saja melangkah beberapa jengkal, kenikmatan kembali didapatkan. Saat itu Nabi Yunus menemukan pohon labu yang buahnya sudah matang.

Lapar karena lama tidak kemasukan makanan, Nabi Yunus seketika memetik buah labu tersebut dan kemudian dimakan secukupnya.

Perjalanan berlanjut, hingga akhirnya Nabi Yunus tiba ke perkampungan Ninawa. Setibanya di sana, seluruh patung singa yang selama ini disembah oleh kaumnya sudah rata dengan tanah.

Belakangan diketahui, robohnya patung singa yang selama ini disembah oleh masyarakat Ninawa diterjang badai semasa Nabi Yunus masih berada di dalam perut ikan paus.

Pasca-musibah badai besar menerjang kawasan Ninawa, sang kepala suku saat itu akhirnya tersadar dan meyakini jika ajaran yang sempat disyiarkan oleh Nabi Yunus ternyata benar.

Seketika itulah, sang kepala suku berdoa kepada Allah SWT dan meminta agar Nabi Yunus dikembalikan ke Ninawa. Doa tersebut dikabulkan. Sejak saat itu penduduk Ninawa taat akan dakwah yang diajarkan melalui Nabi Yunus. Hingga akhirnya semua penghuni Ninawa yang semula menyembah berhala menjadi beriman kepada Allah SWT.
close