Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Nabi Isa dan Adzab Bagi Orang-orang yang Mencintai Dunia


KompasNusantara - Alkisah, Nabi Isa ‘Alaihissalam tengah melakukan perjalanan bersama seorang sahabatnya. Karena telah menempuh jalan yang panjang cukup lama, Nabi Isa dan sahabatnya merasa lapar. Lantas, mereka memutuskan untuk berhenti di sebuah desa.

“Pergilah cari makanan di kampung itu untuk kita berdua,” kata Nabi Isa pada sahabatnya.

Sementara sahabatnya itu pergi ke desa, Nabi Isa menunaikan shalat. Tak berselang lama, sahabatnya kembali datang dengan tiga roti di dalam gengaman. Dirinya melihat Nabi Isa tengah mendirikan shalat. Oleh karena itu, ia makan satu potong roti.

“Mana roti yang ketiga?” tanya Nabi Isa usai shalat.

“Tidak ada roti yang ketiga, kita hanya mendapatkan dua potong roti saja,” ucap sahabat Nabi Isa dusta.

Kemudian dua orang pria itu meneruskan perjalanan mereka hingga berjumpa dengan seekor rusa yang tengah bermain-main. Nabi Isa memanggil rusa tersebut untuk disembelih dan dimakan sebagian dagingnya.

“Bangulah engkau atas izin Allah,” ujar Nabi Isa pada rusa tersebut. Kemudian rusa itu bangun dan terlihat seperti sebelum ia mati. Melihat kejadian tersebut, sang sahabat mengucap Subhanahallah. Dirinya telah diperlihatkan kekusaan Allah.

“Demi Tuhan yang telah memperlihatkan tanda kebesaran-Nya kepadamu sehingga membuat engkau takjub. Kini aku bertanya padamu, siapa yang menyimpan roti yang sepotong lagi?” tanya Nabi Isa kedua kalinya.

“Tidak ada, saya hanya menyimpan dua potong roti saja,” ucap sang sahabat masih berdusta.

Nabi Isa tak menjawab lagi hingga keduanya meneruskan perjalanan mereka. Ketika mereka sampai pada sebuah sungai, Nabi Isa membimbing sahabatnya tersebut berjalan di atas air hingga mereka menyentuh daratan lagi.

Lagi-lagi sahabat Nabi Isa itu dibuat terkejut dengan mukjiazat Nabi Isa. Ia mengucap Subhanalah seperti sebelumnya.

“Demi kekuasaan Tuhan yang telah memperlihatkan kepada engkau tanda kebesaran-Nya sehingga membuat engkau takjub. Aku bertanya kepadamu, siapa yang menyimpan roti yang ketiga?” tanya Nabi Isa lagi.

“Tidak ada, saya hanya menyimpang dua potong roti saja,” jawab sahabat Nabi Isa. Kini ia telah berbohong sebanyak tiga kali.

Mendengar perkataan sahabatnya itu, Nabi Isa masih bergeming. Keduanya melanjutkan perjalanan mereka hingga sampai di reruntuhan kampung yang besar. Di sana, mereka melihat tiga batang emas murni.

Nabi Isa mengambilnya seraya berkata, “Kita bagi tiga emas itu, satu untuk engkau, satu lagi untuk aku, dan satu lagi untuk orang yang memakan roti ketiga.”

Dengan iming-iming itu, barulah sahabat Nabi Isa ini mengaku bahwa dirinya lah yang memakan roti ketiga mereka. Tanpa pikir panjang, Nabi Isa menyerahkan seluruh emas yang ditemukannya kepada sahabatnya itu.

Nabi Isa enggan berkawan dengan seorang penghianat. Maka dari itu, Nabi Isa meninggalkan sahabatnya itu sendirian. Ia tak mau lagi melanjutkan perjalanannya berdua. Sementara mantan sahabat Nabi Isa masih berada di bekas perkampungan tadi. Ia terlalu sayang pada emasnya itu hingga tak mau pulang tanpanya. Padahal dirinya tak mampu membawa keseluruhan emas yang mereka temukan.

Tak lama berselang, dalam kedaan sendiri, mantan sahabat Nabi Isa itu dihampiri tiga orang penyamun. Mereka melihat seseorang memiliki emas yang cukup banyak. Oleh sebab itu, para penyamun itu membunuhnya dan mengusai emas itu.

Lantaran ketiganya lapar, dua orang penyamun meminta satu temannya untuk mencari makan di kampung terdekat. Keduanya berencana untuk membunuh kawannya tersebut. Dengan begitu, harta rampasan mereka dibagi dua.

Di lain sisi, si pencari makan punya rencana sendiri. Dia hendak membubuhkan racun di makan mereka. Sehingga ketika kedua kawannya itu meninggal dunia, ia mendapatkan seluruh emas itu.

Ketika si pencari makanan membawa makan yang sudah diracuni untuk kedua temannya datang. Dirinya langsung diserang oleh temannya hingga tewas terbunuh. Begitu pula dua lainnya, ia juga meninggal lantaran menyantap makanan yang telah diracuni.

Pada akhirnya, emas tersebut tetap utuh tanpa jadi milik siapapun. Sementara keempat orang yang rakus dan gila duniawi itu tewas terbunuh. Tak lama kemudian, datanglah lagi Nabi Isa melihat tiga mayat di samping emas yang ia temukan.

“Beginilah dunia berbuat terhadap orang yang dicinta kepadanya,” tutur Nabi Isa.

Wallahu ‘alam.
close