Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Uqbah bin Amr Al Juhani Yang Penuh Hikmah


Kali ini KompasNusantara akan bercerita sesosok sahabat nabi yang dahulu dia adalah seorang pengembala kambing, namun setelah dekat dengan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam beliau menjadi seorang sahabat yang sangat mulia dan berjasa kepada Islam. Kisah hidup Uqbah bin Amir dimulai setelah Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam menginjakkan kakinya di pinggiran Yatsrib setelah perjalanan dan penantian panjang di Madinah.

Pada saat itu orang-orang Madinah langsung memenuhi jalan-jalan kota Madinah dengan menyuarakan tahlil dan takbir. Mereka amat berbahagia dan ingin bertemu dengan Nabi pembawa rahmat bersama sahabatnya Abu Bakar Ash-Siddiq.

Kaum wanita yang biasa tinggal di rumah-rumah mereka, anak-anak yang biasa main di halamannya, serentak naik ke atap atap rumah untuk melihat Rasulullah shalallahu alaihi wassalam.

Ketika rombongan Rasulullah telah sampai, mereka berjalan dengan tenang di antara kerumunan orang banyak, beliau dikelilingi oleh wajah-wajah yang penuh kerinduan, dipayungi oleh hati-hati yang penuh harap dan diiringi oleh air mata kebahagiaan dan senyum kegembiraan.

Namun nampaknya Uqbah bin Amir al Juhani tidak menyaksikan rombongan Rasulullah tersebut, ia tidak turut serta menyambut beliau bersama orang banyak. Hal itu disebabkan karena dia sedang berada di daerah pedalaman dengan kambing-kambingnya. Dia tidak mau meninggalkan kambingnya sebab khawatir jika kambingnya akan kelaparan dan mati. Padahal kambing-kambing itu adalah harta satu-satunya yang dimiliki Uqbah.

Meski begitu kabar kedatangan Nabi ke Madinah tetap terdengar oleh Uqbah. Sebab kebahagiaan yang menyelimuti seluruh penjuru Madinah terus menyebar sehingga menjangkau daerah-daerah di sekitarnya. Baik yang dekat maupun yang jauh (plosok), kebahagiaan itu menyinari setiap jengkal buminya yang baik, cahaya kebahagiaan ini akhirnya sampai pula kepada Uqbah bin Amir Al Juhani yang saat itu sedang bersama kambing-kambingnya di daerah pedalaman.

Kisah Uqbah bin Amir Al Juhani bertemu dengan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam


Setelah kegembiraan kota Madinah sampai kepada Uqbah. Kemudian ia bercerita bagimana pertemuannya dengan nabi. Uqbah berkata:

"Rasulullah datang ke Madinah sementara aku sedang menggembalakan kambing kambing ku, begitu aku mengetahui kedatangan beliau aku langsung meninggalkan kambing-kambing ku dan berangkat menemui beliau tanpa menunggu apapun, ketika aku bertemu dengan beliau aku berkata, 'Engkau membaiatku ya Rasulallah?' Beliau bertanya, 'Siapa kamu?' Aku menjawab, 'Uqbah bin Amir Al Juhani.'

Rasulullah bertanya, 'Mana yang kamu sukai baiat orang pedalaman atau baiat hijrah?' Aku menjawab, 'Baiat hijrah.' Lalu Rasulullah shalallahu alaihi wassalam membaiat aku seperti beliau membaiat orang-orang Muhajirin. Aku tinggal bersama beliau satu malam, lalu aku kembali mencari kambing-kambingku."

Tatkala itu Uqbah tidak sendirian, tapi ia berbaiat bersama 12 orang yang telah masuk Islam dan sama-sama tinggal jauh dari Madinah untuk menggembala kambing kambing mereka di daerah-daerah pedalaman.

Lalu sebagian mereka berkata kepada sebagian yang lain, "Kita tidak akan mendapatkan kebaikan jika kita tidak datang kepada Rasulullah satu hari demi satu hari, kalau kita datang maka kita bisa belajar agama kepada beliau dan mendengarkan wahyu langit yang turun kepada beliau. Jadi, hendaknya salah seorang dari kita pergi ke Yatsrib setiap harinya. Sementara waktu kita bisa meninggalkan kambing-kambingnya dulu"

Mendengar perbincangan itu, Uqbah berkata, "Pergilah kalian kepada Rasulullah satu persatu, siapa yang pergi silakan meninggalkan kambing-kambingnya kepadaku, biarkan aku gembala." Dia berkata demikian karena Uqbah sangat menyukai kambing-kambingnya.

Setelah itu Uqbah bercerita lagi:

"Teman-temanku mulai hilir mudik datang dan pergi menemui Rasulullah satu persatu dan meninggalkan kambing-kambingnya kepadaku untuk aku gembalakan. Jika dia datang maka aku mengambil apa yang mereka dengar dari Rasulullah, aku mengambil apa yang dia pahami. Namun hal itu tidak berlangsung lama.

Aku mulai berkata kepada diriku sendiri, 'Duuh, celaka kamu hanya karena beberapa ekor kambing yang harganya tidak seberapa kamu rela kehilangan kesempatan menyertai atau menemui Rasulullah? Sehingga dapat mengambil ilmu langsung dari beliau tanpa perantara?' Saat perasaan itu membayangiku, seketika aku meninggalkan kambing-kambingku dan ikut pergi ke Madinah untuk tinggal di masjid tepatnya di samping Rasulullah."

Uqbah bin Amir Bersama Nabi Muhammad dan Para Sahabat lalu Menjadi Orang Berjasa dalam Islam


Uqbah bin Amir tidak pernah menduga sebelumnya kalau dia akan mengambil keputusan tersebut. Mungkin setelah ia bersama nabi dia akan menjadi seorang ulama di deretan para ulama besar, dia akan menjadi seorang syekh diantara para syekh, dia akan menjadi panglima di antara para panglima penakluk yang gagah berani dan ia akan menjabat sebagai seorang gubernur di antara para gubernur Islam yang diperhitungkan.

Dan semua itu terjadi, Uqbah bin Amir tidak pernah membayangkan bahwa pada saat dia melepaskan diri dari kambing-kambingnya dan pergi untuk menemui Rasulullah, ternyata setelahnya dia akan berada di deretan depan pasukan kaum muslimin yang membuka Damaskus dan di sana dia membangun sebuah rumah diantara kebun-kebunnya yang hijau di salah satu pintu kuno di Damaskus.

Dia tidak pernah mengira bahwa dia akan menjadi salah seorang panglima yang membuka Zamrud dunia di Mesir dan bahwa dia akan menjadi salah seorang gubernur nya dan membangun sebuah rumah di puncak gunung al muqattham. Uqbah bin Amir Al Juhani menyertai Rasulullah shalallahu alaihi wassalam seperti bayangan yang selalu mengikuti tuannya.

Kesetiaan Uqbah Al Juhani Terhadap Nabi

Uqbah memegang tali kekang kendaraan Nabi kemanapun ia berjalan, dia berjalan di depan beliau ke mana beliau melangkah dan tidak jarang Rasulullah shalallahu alaihi wassalam memboncengkannya di belakang beliau. Sehingga dia dikenal dengan nama Radif Rasulullah (pelayan nabi) dan terkadang nabi turun dari punggung kendaraannya agar Uqbah yang mengendarai nya, sedangkan nabi sendiri memilih untuk berjalan kaki.

Uqbah bin Amir berkisah tentang dirinya bersama nabi, "Aku pernah menuntun kendaraan Nabi di sebagian hutan Madinah, beliau berkata kepadaku, 'Wahai Uqbah,  maukah kamu naik?' Kala itu aku ingin menjawab, 'Tidak.' Namun aku khawatir hal itu merupakan kedurhakaan kepada Rasulullah.

Aku berkata, 'Ya, Wahai Rasulullah.' Maka Rasulullah turun dari kendaraannya dan aku naik untuk mengikuti permintaan beliau,  sementara Rasulullah sendiri memilih berjalan kaki. Namun tidak lama kemudian aku pun turun dan beliau naik. Kemudian beliau bersabda,

'Wahai Uqbah, maukah kamu aku ajarkan 2 surat yang tidak ada tandingannya?' Aku menjawab, 'Baik, ya Rasulallah.' Maka nabi membacakan kepadaku surat an-nas dan surat Al Falaq, kemudian ketika shalat beliau maju dan imam dengan membaca keduanya, beliau bersabda bacalah keduanya setiap kamu hendak tidur dan bangun. Uqbah berkata, 'Aku senantiasa membaca keduanya selama hidupku'

Keutamaan dan Kemuliaan Sahabat Nabi Uqbah bin Amir


Uqbah bin Amir Al Juhani meletakkan azzam nya yang kuat pada dua perkara yaitu ilmu dan Jihad. Dia mengorbankan diri dan hartanya demi keduanya. Di bidang ilmu Uqbah menimba dari Rasulullah shalallahu alaihi wassalam yang mengalir deras sehingga dia menjadi seorang muqarri', muhaddits, faqih, ahli faraidh, sastrawan dan penyair yang handal.

Uqbah termasuk orang yang bacaan al-qurannya bagus, jika malam tiba maka Uqbah mengambil kitab Allah dan mulai membaca ayat-ayatnya. Saat Uqbah membaca al-Qur'an, hati para sahabat menjadi khusyu' dan air mata mereka menetes karena takut kepada Allah ketika menyimak bacaannya. Bahkan Umar Bin Khattab memanggilnya, beliau berkata, "Bacakan untukku sebagian dari kitab Allah wahai Uqbah." Maka Uqbah menjawab, "Baik wahai Amirul Mukminin."

Lalu Uqbah membaca ayat-ayat al-Quran yang mudah sementara Umar menangis sehingga janggutnya basah karena air mata. Uqbah meninggalkan mushaf dengan tulisan tangannya.

Note: Sampai hari ini mushaf tersebut masih ada di Mesir di sebuah masjid yang terkenal dengan nama Jami' Uqbah bin Amir, di bagian akhir tertulis 'ditulis oleh Uqbah bin Amir.' Mushaf Uqbah ini termasuk mushaf paling tua yang ada di muka bumi, tetapi sebagian isinya telah hilang.

Adapun di bidang Jihad, maka Uqbah bin Amir ikut bersama Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dalam perang Uhud dan perang perang lainnya.Dia adalah salah seorang pahlwan sekaligus petarung pemberani dalam menaklukkan Damaskus. Sampai sampai Ubaidah bin Jarrah menghargainya dengan mengutusnya kepada Umar bin Khattab di Madinah untuk menyampaikan berita gembira kemenangannya. Uqbah berangkat selama delapan hari delapan malam, dia berjalan tanpa henti demi bisa menyampaikan berita tersebut kepada Umar bin Khattab.

Uqbah adalah salah seorang panglima pasukan kaum muslimin yang menaklukkan Mesir sehingga Amirul Mukminin Muawiyah Bin Abu Sufyan membalasnya dengan mengangkatnya sebagai gubernur selama 3 tahun,  kemudian Muawiyah mengirimnya untuk menaklukkan pulau Rodos di laut putih.

Keterkaitan Uqbah bin Amir Al Juhani dengan Jihad sangat erat sehingga dia menghafal hadits-hadits jihad didadanya dan secara khusus dia meriwayatkan untuk kaum muslimin Uqbah juga pemanah yang jitu sehingga ketika dia ingin menghibur diri maka memanah adalah hiburannya.

Kisah Wafatnya Uqbah bin Amir Al Juhani

Uqbah wafat karena sakit dan pada saat itu beliau berada di Mesir. Beliau mengumpulkan anak-anaknya dan berwasiat kepada mereka, "Wahai anak-anakku, aku melarang kalian dari tiga perkara, jagalah tiga perkara tersebut, jangan menerima hadits Rasulullah kecuali dari orang yang dipercaya, jangan berhutang sekalipun kalian harus berbaju sehelai kain dan jangan menulis syair karena ia akan melalaikan kalian dari Al-Quran."

Di saat beliau meninggal, keluarganya menguburkannya di pelataran gunung al Muqattham, kemudian mereka pulang melihat harta warisannya ternyata dia meninggalkan busur lebih dari 70 buah, setiap busur dilengkapi dengan tanduk dan anak panah, dia mewasiatkan kepada keluarganya agar digunakan di jalan Allah. Semoga Allah memuliakan wajah seorang Qori', Ulama sekaligus Mujahid di jalan Allah, Uqbah bin Amir Al Juhani.

Itulah kisah Uqbah Bin Amir Al Juhani. Beliau meninggalkan 3 wasiat yang sangat berharga: hati hati dalam menerima hadits, jangan berhutang dan jangan melalaikan al-Quran. Baiklah semoga kisah yang penuh hikmah ini bermanfaat buat kita semua.
close