Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kemunculan Kelompok Khawarij pada Masa Khalifah Ali bin Abi Thalib


KompasNusantara - Khawarij adalah bentuk jamak dari kata kharijah, artinya kelompok yang menyempal. Menurut Imam Asy-Syahrastani, yang pertama kali menyempal dari barisan kaum muslimin adalah sekelompok orang yang dulunya bersama Khalifah Ali bin Abi Thalib ra..

Pada mulanya, Khawarij adalah pendukung setia Khalifah Ali bin Abi Thalib ra.. Merekalah yang mendukung Khalifah Ali dalam melawan konfrontasi pasukan Mu’awiiyah dalam Perang Shiffin.

Namun, pada akhirnya kaum Khawarij merasa kecewa dan menuai kebencian kepada Khalifah Ali bin Abi Thalib ra.. Penyebabnya adalah keputusan Ali yang menerima perundingan perdamaian/arbitrase dengan pihak Mu’awiyah. Kaum Khawarij menilai, Khalifah Ali tidak pantas melakukan perundingan perdamaian dengan pihak yang melakukan bugat atau makar.

Kemudian kaum Khawarij melepaskan dukungannya kepada Khalifah Ali bin Abi Thalib ra. dan keluar dari barisan kaum muslimin yang dipimpin Khalifah Ali. Akibat keputusan mereka untuk keluar (Khawarij) dari barisan inilah yang menyebabkan mereka dinamakan dengan kaum Khawarij yaitu orang yang keluar dan memisahkan diri.

Berawal dari Tidak Taat

Di antara mereka yang paling keras adalah Asy’ats bin Qais al-Kindi, Mas’ar bin Fatki at-Tamimi dan Zaid bin Hushain al-Tha’i. Mereka berkata, “Orang-orang mengajak kita ke jalan Allah, sedangkan Engkau, Ali, mengajak kami berperang.”

Sebelumnya Khawarij masih setuju  Khalifah Ali ra. untuk menerima ajakan arbitrase (tahkim). Kemudian ketika Khalifah akan mengutus Abdullah bin Abbas ra. sebagai mediator, kaumKkhawarij tidak sepakat. Mereka beralasan bahwa Ibnu Abbas adalah orang dekat Ali bin Abi Thalib ra..

Mereka mendesak Khalifah untuk mengutus Abu Musa al Asy’ari untuk memutuskan sengketa berdasar kepada Kitabullah. Namun, yang terjadi tidak sesuai dengan keinginan mereka. Bahkan, mereka berkata, “Engkau menyerahkan keputusan hukum pada manusia? Tidak ada hukum kecuali hukum Allah.”

Mereka bermarkas di Nahrawan dan terdiri dari banyak kelompok. Mereka sepakat untuk tidak mengakui kekhalifahan Utsman bin Affan ra. dan Ali bin Abi Thalib ra.. Terdapat riwayat berbeda-beda dalam mengungkapkan tentang jumlah Khawarij. Berkisar antara enam ribu sampai sepuluh ribu orang.

Mereka membangun basis kekuatan di suatu tempat yang bernama Harura. Karena itulah mereka kemudian juga dikenal dengan nama Haruriyyah. Pemimpin mereka adalah Abdullah bin al-Kawwa al-Yasykuri dan Syabats at-Tamimi.

Khalifah Ali bin Abi Thalib ra. mengutus Abdullah bin Abbas ra. untuk mengajak mereka berdialog. Hasilnya, banyak dari mereka yang bergabung kembali bersama Khalifah Ali ra.. Mereka kembali ke Kufah termasuk kedua pemimpinnya. Sedangkan, sebagian yang lain tetap dengan pendiriannya, tidak mau kembali bersama barisan kaum muslim.

Keputusan Khalifah

Kemudian kelompok Khawarij menyebarkan berita bahwa Khalifah Ali ra. menarik diri dari tahkim. Karena itulah, mereka bersedia bergabung kembali dengan Ali. Kabar tersebut didengar oleh khalifah sehingga membuat Ali bin Abi Thalib ra. berpidato menjelaskan ketidakbenaran berita tersebut. Mendengar itu mereka berteriak dari sisi-sisi masjid, “Tidak ada hukum kecuali hukum Allah.”

Khalifah menanggapi, “Pernyataan itu benar, tetapi digunakan untuk maksud yang batil.” Lalu ia mengatakan, “Aku putuskan tiga perkara bagi kalian. Pertama, kami tidak akan mencegah kalian masuk masjid. Kedua, kami tidak akan memutus bagian kalian dari harta rampasan perang. Ketiga, kami tidak akan memulai peperangan selama kalian tidak membuat kerusakan.”

Mereka keluar satu persatu dan berkumpul di Mada’in. Khalifah Ali ra. mengirim surat kepada mereka untuk mau kembali lagi. Namun, mereka tetap menolak, kecuali bila Khalifah Ali mau bersaksi bahwa dirinya telah kafir karena telah menyetujui tahkim dan Ali harus bertobat.

Mengafirkan dan Membunuh yang Tidak Sepaham

Khalifah Ali bin Abi Thalib ra. mengirim utusan yang kedua kalinya, tetapi mereka justru ingin membunuh utusan itu. Mereka sepakat, barangsiapa tidak sepaham dengan mereka adalah kafir. Kemudian darah, harta, dan keluarganya menjadi halal.

Mereka mulai melakukan aksi dengan mengganggu dan membunuh kaum muslim yang tidak sepaham dengan mereka. Hingga suatu hari, mereka membunuh salah seorang wali bernama Abdullah bin Khubab bin Arat beserta budak perempuannya yang sedang hamil.

Mendengar berita tersebut, Khalifah Ali memutuskan untuk memerangi mereka dengan pasukan yang sebelumnya dipersiapkan untuk berangkat ke Syam. Pasukan kaum muslim berhasil mengalahkan mereka di Nahrawan.

Inilah kelompok Khawarij dan orang-orang yang sepaham kemudian bergabung dengan mereka yang tersisa dari kelompok ini. Diantaranya adalah Abdurrahman bin Muljam yang kemudian membunuh Khalifah Ali bin Abi Thalib ra. ketika akan salat Subuh.

Wallahualam.


close