8 Fase Bulan Beserta Ciri-cirinya, yang Wajib Diketahui
Fase-fase Bulan yang wajib diketahui |
Astronomi - Bulan merupakan benda langit yang tampak dari Bumi saat malam hari. Selain itu, Bulan juga disebut sebagai satelit alami Bumi. Jika melihat Bulan saat malam hari dengan mata telanjang, maka bentuk yang ditampilkan pasti beragam.
Bukan bulat sempurna, justru Bulan memiliki bentuk yang aneh meskipun secara teori seharusnya bulan memiliki bentuk seperti bola karena terbentuk oleh rotasi sejak penciptaannya 4,4 miliar tahun yang lalu.
Dalam buku Belajar Mandiri IPA untuk SMP/MTS yang disusun Hisbulloh dkk, bentuk bulan yang bulat memang dikenal sejak zaman dahulu oleh makhluk di bumi, terlebih saat bulan purnama.
Namun, ketika kita melihat Bulan dari sudut yang berbeda, para astronom menyebut bulan memiliki bentuk seperti jeruk lemon.
Bentuk Bulan yang selalu berubah-ubah itulah yang disebut dengan fase-fase bulan. Hal tersebut dikarenakan bagian Bulan yang mendapatkan sinar matahari selalu berubah secara teratur.
Fase-fase Bulan
Saat Bulan bergerak, maka bagian yang menerima sinar matahari akan terlihat dari Bumi dan biasanya sangat kecil sehingga membentuk Bulan sabit. Itulah yang dinamakan dengan hilal awal bulan.
Ketika semakin jauh bergerak meninggalkan konjungsi, maka semakin besar cahaya Bulan yang tampak dari Bumi. Lalu, tujuh hari kemudian sesudah bulan mati, Bulan akan tampak dari Bumi dengan bentuk setengah lingkaran.
Fase bulan yang terjadi adalah sebagai berikut.
1. New moon atau bulan baru, fase ini terjadi saat peristiwa konjungsi antara Bulan dan Matahari. Sisi Bulan yang menghadap Bumi tidak menerima cahaya dari Matahari, maka Bulan tidak terlihat.
2. Waxing crescent atau bulan sabit muda, yaitu fase saat Bulan meninggalkan konjungsi pada hari tanggal 1,2, dan 3. Selama fase ini, kurang dari setengah bagian Bulan yang bersinar. Biasanya pada tahap ini, bagian yang menyala akan bertambah besar secara bertahap.
3. First quarter, fase ini merupakan fase setelah bulan meninggalkan konjungsi pada perempatan pertama dalam ukuran sudut busur. Fase ini terjadi pada tanggal 6,7, dan 8. Saat Bulan mencapai tahap ini, maka setengah bagiannya akan terlihat.
4. Waxing gibbous, fase ini terjadi di tanggal 10,11, dan 12. Fase ini ditandai dengan Bulan yang setengah dari ukuran penuh.
5. Full moon atau bulan purnama, yaitu fase saat peristiwa konjungsi. Permukaan Bulan yang terkena sinar Matahari akan terlihat dari Bumi, fase ini terjadi pada tanggal 13,14, dan 15. Pada fase ini sisi bulan yang menghadap ke Bumi terpapar oleh cahaya matahari dan seluruh Bulan akan terlihat.
6. Waning gibbous, terjadi di tanggal 17,18 dan 19 qamariah. Fase ini ditandai ketika bulan setengah ukuran penuh.
7. Third quarter, yaitu fase di mana Bulan meninggalkan Matahari setelah peristiwa istiqbal. Fase ini terjadi di tanggal 21,22, dan 23. Bulan mencapai tahap ini saat bentuknya nampak setengah dari yang terlihat.
8. Waning crescent, yaitu fase bulan yang disebut sebagai hilal akhir bulan atau bulan sabit tua. Pada fase ini, Bulan berbentuk sabit pada akhir bulan dan terjadi pada tanggal 27,28 dan 29.
Ciri-ciri Bulan
Sebagai satelit alami Bumi, Bulan memiliki sifat fisik atau ciri khusus. Berdasarkan buku Fisika 3 SMP Kelas IX, berikut merupakan ciri-ciri Bulan.
- Bulan tidak memiliki atmosfer, sehingga perubahan suhu sangat mencolok.
- Bunyi tidak dapat menjalar, karena di bulan tidak ada udara.
- Langit di bulan terlihat hitam kelam.
- Tidak ada kehidupan di bulan karena tidak ada siklus air.
- Tidak terdapat laut, kawah dan lembah-lembah.
Berapa Ukuran Bulan?
Dikutip dari buku Pengetahuan Luar Angkasa Cuaca dan Fenomena Alam karya Erlina Ayu, Bulan merupakan satu-satunya satelit Bumi yang tidak memiliki cahaya sendiri. Cahaya Bulan berasal dari pantulan cahaya matahari.
Bulan terletak 238.000 mil dari Bumi dengan suhu 225 derajat fahrenheit pada siang hari dan menjadi -243 derajat fahrenheit pada malam hari. Ukuran Bulan hanya seperempat ukuran Bumi dengan diameter 2.159 mil.