Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Apa itu Habibienomics ?


KompasNusantara - Habibienomics adalah sebuah konsep ekonomi yang menitikberatkan pada peningkatan terhadap keterampilan pekerja dan penguasaan teknologi tinggi. Istilah ini tentu saja mengacu pada seorang tokoh yang pastinya kita semua kenal yaitu presiden Indonesia yang ke-3, Bacharuddin Jusuf Habibie atau sering dikenal dengan BJ Habibie. Beliau adalah seorang teknolog kelas dunia sekaligus visioner mengenai perekonomian. Sejak tahun 1970an, beliau sudah menunjukkan corak terkait pemikiran ekonomi yang khas dan pada tahun 1990an yang membuat para ahli ekonomi mengambil keputusan ekonomi nasional tak lain karena gagasan yang disampaikannya.

Sebenarnya banyak  sekali yang memaknai Habibienomics sebagai pengeluaran dana yang cukup besar yang digunakan untuk berinvestasi di industri dengan teknologi canggih. Ketika perekonomian masuk ke era digital pun Habibienomics masih banyak diaplikasikan dalam pengembangan industri-industri kreatif. Kartu Pra kerja merupakan salah satu contoh aplikasi dari Habibienomics ini dimana para lulusan baru bisa mendapatkan pelatihan keterampilan sehingga bisa mendukung peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki daya saing tinggi.

Bagi sebagian besar ekonom, Habibienomics merupakan sebuah aliran pemikiran yang penting dan sangat relevan untuk diterapkan di masa kini maupun di masa mendatang karena pemikiran BJ Habibie itu terkait strategi Industri dimana Industrialisasi sendiri merupakan salah satu syarat sebuah negara bisa meningkatkan perekonomian negara atau menuju negara maju yang bisa berswasembada. Intinya Negara Indonesia melalui Habibienomics bisa menjadi negara yang bisa membangun perekonomian berbasis teknologi dan fokus pada keuntungan kompetitif.


Sejarah Habibienomics

Sejak BJ Habibie menjabat menjadi menteri Riset dan Teknologi Indonesia, beliau sudah memberikan pemikiran ekonomi yang sangat mendominasi dan berguna bagi perekonomian Indonesia. Dalam sebuah makalah yang ditulisnya yang berjudul "Pembangunan Berorientasi Nilai Tambah" beliau memaparkan bahwa keberhasilan pembangunan negara berkembang dalam 3 dekade masih butuh kontribusi negara maju dan penyebab utama ketergantungan tersebut tak lain karena rendahnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta rendahnya kualitas SDM di pasar Global, Kemudian BJ Habibie memberikan sebuah jalan keluar yang disebut dengan strategi lompatan. Negara berkembang tak akan mampu mengejar perkembangan teknologi tanpa adanya inovasi. Untuk menilai kemampuan pembangunan sebuah bangsa harus ada sebuah indikator makro yang disebut indikator PPN (Produktivitas Prestasi Nasional) dan Indikator Pertumbuhan Produktivitas Prestasi Nasional. Konsep itulah yang mendasari Habibienomics tentang strateg pembangunan.

Konsep ini masih sangat relevan di era teknologi yang semakin berkembang saat ini. Maka dari itu diharapkan negara bisa mengembangan teknologi yang lebih mutakhir dalam menunjang perekonomian. Contoh saja dalam bidang pertanian yang saat ini masih banyak sekali para petani yang menggunakan teknologi-teknologi lama dan belum mempunyai teknologi mutakhir dalam hal penanaman dan pemanenan seperti apa yang dilakukan oleh beberapa negara maju dalam bidang pertanian, Dengan suatu negara yang mempunyai teknologi yang mutakhir hal ini akan membuat negara menjadi tidak lagi bergantung terhadap negara-negara dari luar. Karena teknologi yang kurang mutakhir inilah yang membuat banyak sumber daya alam yang tersebar di negara ini harus di ekspor hanya dalam wujud bahan mentah. Padahal dengan teknologi yang lebih mutakhir, bahan mentah tersebut bisa diolah agar mempunyai nilai tambah dan nilai jual yang lebih tinggi.

Tujuan utama Habibienomics

sebenernya untuk mengenai fokus utama B.J Habibie mengenalkan konsep tersebut adalah untuk membangun perekonomian Indonesia melalui kekuatan industrialisasi sehingga nantinya mampu menjadikan competitive advantage dan Indonesia kembali dijadikan sebagai negara yang berdaulat, dari sinilah habibienomics ini harus mengedepankan teknologi, karena perekonomian Indonesia harus dikembangkan demi mengejar ketertinggalan dari negara maju. Kita tahu bahwa Indonesia hanya menjadi negara yang memproduksi barang dalam hal ini merupakan keunggulan komparatif. Di samping itu, Indonesia perlu memiliki keunggulan kompetitif, maka dari itu harus dijalankan menggunakan bantuan teknologi tinggi setra berkualitas, disini terdapat dua Indikator Agar Habibienomics Dapat Dijalankan, PDB (produk domestik bruto). Karena untuk menciptakan ekonomi berbasis teknologi membutuhkan investasi yang besar, setidaknya 2-3 persen dari PDB awal dan SDM (sumber daya manusia) Peran ini bertujuan untuk kemajuan teknologi merupakan hal yang paling penting, ini karena mencakupi tujuan, sasaran, serta aktivitas teknologi itu sendiri yang mana memerlukan intelektual khusus setra Selain itu agar produktivitas dunia industri semakin meningkat secara pesat sekali.


Apa saja Konsep habibienomics ?

Dalam konsep Habibienomics, disinilah Bapak Habibie memiliki pemikiran bahwa melalui industrialisasi, dimana negara Indonesia dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan perekonomian Indonesia. Pemikiran Bapak Habibie yang terdapat di dalam konsep Habibienomics adalah bahwa strategi industrialisasi dapat menjadi upaya dalam pembangunan ekonomi di Indonesia. Salah satu yang termasuk ke dalam strateginya adalah dengan memanfaatkan SDA dan SDM yang ada, dapat memunculkan sebuah produk yang memiliki nilai tambah sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat tersebut. Dengan ini juga akan meningkatkan wawasan dan juga ketrampilan bagi mereka. Habibienomics juga berfokus pada competitive advantage yang mengedepankan teknologi tinggi dalam situasi ekonomi yang begitu komplek seperti saat ini harus ada yang mengiringinya, misalnya behavioral economics untuk mengenal perilaku para pelaku ekonomi. Melalui pemahaman tentang perilaku tersebut, kita bisa paham mengapa industri berteknologi tinggi berkembang pesat di Jepang, Korea, dan Tiongkok tapi tidak cukup berkembang di Indonesia.

dari Pemikiran Habibie dengan konsep lebih modern dan terbarukan sehingga mampu setra bisa menyinergikan SDM dengan tekologi yang telah ada, karena teknologi menurut ahli ekonom lain, memiliki value added/nilai tambah usaha produksi, distribus barang dan jasa,dalam mensejahterakan masyarakat. Hal ini berarti SDM pun harus memiliki kemampuan untuk menggunakan, menangani, dan mengendalikan ilmu pengetahuan dan teknologi, Sebagaimana contoh pentingnya teknologi oleh Adam Smith pada tahun 1776, yang telah menyatakan bahwa teknologi berperan dalam menentukan pertambahan ouput nasional. Selain itu juga David Richardo telah memperkenalkan variabel teknologi sebagai aktor produksi sejak tahun 1917. Dan sebagian tersebut adalah pentingnya ator teknologi yang berkualitas. Untuk bisa merealisasikan konsep Habibienomics maka banyak yang harus di benahi terlebih dahulu terutama untuk sumber daya kita yang masih lemah untuk bersaing dengan negara lain. Kemudian, dana riset Indonesia masih terlalu rendah, jika sudah diatas 2% dari PDB jalan menuju kearah pengembangan teknologi tinggi lebih terbuka, Walaupun demikian Habibie berhasil mengimplementasikan konsepnya tersebut ketika membangun Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN). Sayang IPTN harus terseok-seok akibat krisis moneter 1998 serta Letter of Intens IMF dan pemerintah Indonesia, yang salah satu isinya memangkas anggaran pemerintah bagi IPTN hal ini merupakan pancapain yang sangat luas bisa sekali.

Apa dampak Dari Habibieconomics ?

Dampak yang akan terasa dari diterapkannya konsep Habibieconomics ini adalah pertumbuhan yang sangat pesat terhadap Produk Domestik Bruto. Karena yang semula, banyak sekali sumber daya alam yang diekspor keluar negeri dalam wujud bahan mentah sangatlah merugikan perekonomian dalam negeri. Apalagi dalam proses penambangan sumber daya alam tersebut juga diolah dari perusahaan-perusahaan luar negeri yang bekerja sama dengan pengusaha lokal. dan Jika negara Indonesia mempunyai teknologi yang mutakhir dalam mengolah sumber daya alamnya, maka bahan mentah tersebut akan diolah menjadi bahan jadi dan bisa mempunyai nilai jual yang lebih tinggi. Contoh saja seperti minyak mentah yang bisa diolah menjadi bahan bakar dan diolah dalam negeri, ini akan mengurangi defisit negara untuk pembelian bahan bakar dari luar negeri dan justru bisa menambah pendapatan jika bahan bakar olahan dalam negeri tersebut bisa diekspor keluar negeri.

Halangan dalam Penerapan Habibieconomics

Namun untuk di negara Indonesia sendiri sebenarnya masih cenderung banyak mengalami kendala yang harus dihadapi dalam menerapkan konsep Habibieconomics ini. Salah satunya adalah sumber daya manusia yang belum memadai. Hal ini karena masih banyak sekali sumber daya manusia yang tersebar di negara Indonesia ini masih belum melek teknologi. sehingga untuk Masyarakat yang belum melek teknologi ini membuat kebanyakan orang akan sangat menganggap terhadap teknologi terbaru menjadi lebih rumit dan ribet. Hal ini akan sangat menghambat perkembangan atau penerapan terhadap konsep Habibieconomics. Juga dari faktor pendidikan cukup berpengaruh terhadap perkembangan teknologi yang ada di negara Indonesia, apalagi sampai sekarang ini masih banyaknya usia produktifit yang putus sekolah  hal ini menjadi faktor sangatlah menghambat perkembangan teknologi yang ada di negara kita sekarang.

close