Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Fakta Menarik Serak Jawa, Butung Hantu yang Berburu Tanpa Suara

Bisa berburu dalam kegelapan total!

KompasNusantara - Melihat sekelebat putih melayang tanpa suara di atas lahan pertanian saat malam hari mungkin akan membuatmu ketakutan. Eits, yang kamu lihat belum tentu hantu,l. Bisa jadi yang kamu lihat adalah serak jawa atau barn owl.

Burung hantu ini memang berburu di tempat terbuka seperti lahan pertanian saat malam hari. Struktur bulunya yang unik membuat mereka bisa terbang pelan tanpa suara layaknya hantu. Biarpun penampakannya bisa bikin orang lain terbirit-birit, kehadirannya justru menguntungkan petani. Simak, 6 fakta menarik serak jawa di bawah ini ini!

1. Ada di seluruh dunia, kecuali Antartika


Serak jawa atau common barn owl merupakan salah satu jenis burung hantu yang punya wilayah persebaran terluas di dunia. Burung dengan nama latin Tyto alba ini bisa ditemukan di seluruh dunia kecuali wilayah Antartika.

Seperti yang diungkapkan laman Animalia, serak jawa biasanya ditemukan di sekitar lahan pertanian, perkebunan, sampai di padang rumput. Sifatnya yang penyendiri dan aktif di malam hari membuatnya sulit terlihat. Mereka juga gak membangun sarang, melainkan memanfaatkan lubang pohon atau bangunan kosong yang lama gak digunakan. 

2. Ada puluhan subspesies


Karena punya persebaran wilayah sangat luas, serak jawa terbagi jadi sekitar 35 subspesies dengan warna bulu dan ukuran tubuh yang berbeda sesuai dengan habitat yang didiami. Bahkan menurut National Geographic, setidaknya ada sekitar 10 subspesies serak jawa mendiami tiap benua di dunia selain Antartika.

Umumnya, burung ini berukuran panjang antara 32-40 sentimeter dan berat 430-620 gram, dilansir laman Animal Diversity Web. Rentang sayapnya mencapai lebar 110 sentimeter.

Warna punggung dan sayapnya bervariasi. Ada yang berwarna emas, kecokelatan, sampai kemerahan. Pewarnaan ini mengikuti berbagai macan habitat yang ditinggali serak jawa di seluruh dunia sebagai bentuk kamuflase.

3. Betina dengan pola bintik-bintik lebih disukai


Beberapa serak jawa punya pola bintik-bintik di bagian dadanya. Pola ini biasanya lebih sering ditemukan pada betina. Uniknya, pola ini jadi kriteria para serak jawa jantan dalam memilih pasangannnya.

Para peneliti menduga kalau para jantan memilih betina berpola bintik-bintik dengan alasan kesehatan. Sebuah studi yang dilansir jurnal Behavioral Ecology tahun 2001 menemukan kalau betina dengan bintik-bintik punya lebih sedikit parasit. Pola bintik ini menandakan kalau si betina dapat mewariskan kemampuan resistensi terhadap parasit dan patogen pada generasi penerusnya. 

4. Bulu super lembut untuk terbang tanpa suara


Serak jawa punya ukuran sayap yang terbilang sangat lebar untuk ukuran berat tubuhnya yang tergolong ringan. Karenanya, mereka bisa terbang dengan kecepatan sangat rendah tanpa harus berhenti dan melayang di udara, ungkap laman Barn Owl Trust. Serak jawa jadi punya waktu lebih untuk melayang di udara dan menemukan lokasi mangsanya dengan akurasi tinggi.

Tak hanya itu, struktur unik pada bulu serak jawa membuat mereka mampu terbang tanpa suara sama sekali. Selain bikin mereka tak terdeteksi oleh mangsa, kemampuan ini juga membuat serak jawa bisa sekalian mendengarkan gerak-gerik mangsa selagi terbang. 

5. Mampu berburu dalam kegelapan total


Wajah serak jawa yang berbentuk hati punya fungsinya tersendiri, loh. Bulunya telah diatur sedemikian rupa untuk mengumpulkan dan mengarahkan suara langsung ke dalam telinga. Letak kedua telinganya juga tidak simetris. Namun ini membantu otak serak jawa dalam menentukan lokasi sumber suara. Bahkan eksperimen menunjukkan kalau serak jawa bisa memangsa hewan dalam kegelapan total hanya mengandalkan pendengarannya saja.

Ditambah dengan penglihatannya yang dua kali lebih sensitif terhadap cahaya dan pergerakan dibandingkan manusia, kemunculan serak jawa jadi mimpi buruk bagi mangsanya.

6. Terancam oleh perubahan iklim dan pestisida


Perubahan iklim berdampak pada keberlangsungan serak jawa, terutama yang tinggal di belahan bumi utara. Seperti yang diungkapkan laman Animal Diversity Web, serak jawa gak punya cadangan lemak yang bisa melindunginya dari dinginnya udara. Musim dingin yang berlangsung lama akibat perubahan iklim membuat serak jawa mati kedinginan atau tidak bisa berkembang biak pada musim berikutnya.

Selain itu, penggunaan pestisida juga bisa membahayakan populasi serak jawa. Betina yang secara tidak langsung mengonsumsi pestisida menghasilkan telur dengan kulit yang tipis dan rapuh.

Serak jawa bisa menjadi pengusir hama tikus alami di area pertanian. Semoga saja keberadaan mereka tetap lestari, sehingga bisa memberikan manfaat bagi manusia.

Setelah tahu keenam faktanya, bagaimana pendapatmu tentang burung hantu ini?

close