Mampu Prediksi Kematian, Teknologi Kecerdasan Buatan Ini Malah Bingungkan Penciptanya
KompasNusantara - Pesatnya perkembangan teknologi rupa-rupanya berubah ke arah yang selama ini tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Dari yang sebelumnya hanya berkutat di ranah informasi dan komunikasi, kemudian meningkat lewat kecerdasan buatan atau disebut sebagai artificial inteligence (AI).
Namun, lompatan iptek yang ada justru mendatangkan kekhawatiran bagi ilmuwan yang menciptakannya. Hal ini terjadi karena kecerdasan buatan tersebut ternyata mampu memprediksi kematian. Bukan sekedar prediksi, tapi hasilnya sangat mendekati sempurna. Horor? Yuk simak penjelasan berikut ini.
Super AI berkemampuan canggih yang bisa prediksi kematian manusia
Eksperimen luar biasa ini dilakukan oleh para ilmuwan dari layanan kesehatan Geisinger, Pennsylvania, Amerika Serikat, di mana mereka telah menciptakan kecerdasan buatan (AI) di bidang kesehatan dan melatihnya sedemikian rupa. Teknologi ini pun memiliki kemampuan memprediksi pasien yang memiliki risiko meninggal lebih tinggi akibat penyakit jantung.
Ilustrasi pasien |
Dengan memasukkan 1,77 juta data electrocardiogram (ECG) milik 400 ribu pasien ke dalam AI, program dalam sistem tersebut nantinya akan mendeteksi pola dari masukan yang didapat. Hal ini kemudian dikembangkan hingga nantinya data-data tersebut mengindikasikan apakah pasien memiliki masalah dengan jantung atau tidak di masa depan.
Pola algoritma yang justru membingungkan ilmuwan penciptanya
Meski sekilas tampak canggih, hal tersebut justru membuat para ilmuwan di belakangnya khawatir akan kinerja dari AI tersebut. Bahkan, semua hal tersebut dianggap masih terselubung dengan misteri besar yang seolah tak terpecahkan. Terutama pola algoritma yang disajikan.
Ilustrasi algorithma AI |
Karena masih belum jelas soal pola apa yang diambil oleh mesin AI, hal tersebut akhirnya membuat beberapa dokter enggan menggunakan algoritma tersebut. “Temuan itu menunjukkan bahwa model tersebut melihat hal-hal yang mungkin tidak bisa dilihat manusia, atau setidaknya kita abaikan dan anggap normal,” kata penyedia layanan kesehatan Geisinger di Pennsylvania, Brandon Fornwalt yang dikutip dari Newsixnetist.
Google juga diketahui mengembangkan AI yang serupa
Raksasa internet Google juga diketahui telah mengembangkan proyek kecerdasan buatan yang mampu untuk memprediksi waktu kematian seseorang. Cara kerjanya nyaris serupa seperti yang dilakukan oleh para ilmuwan di layanan kesehatan Geisinger, yakni algoritma Google membaca 175.639 poin data dari seorang pasien.
Ilustrasi Google AI |
Dalam hal ini, pasien yang masuk dalam sistem adalah penderita kanker payudara stadium lanjut. Dilansir dari CNNIndonesia. Google kemudian menyempurnakan algoritmanya setelah melewati berbagai proses pembelajaran. Tak hanya memprediksi kematian, tapi juga memberikan perkirakan presentase peluang hidup pada pasien.
Secanggih dan seakurat apapun teknologi ciptaan manusia, jelas kehebatannya tidak bakal mampu mendahului takdir dari Tuhan Sang Pencipta. Terlebih, kecerdasan buatan di atas juga masih dalam tahap pengembangan dan belum digunakan secara luas oleh rumah sakit.