Wasiat Allah Bagi Nabi Isa yang Menyayat Hati
KompasNusantara - Ibnu Asakir meriwayatkan, dari Abdullah bin Budail Al-Uqaili, dari Abdullah bin Ausajah, ia berkata, Allah mewahyukan kepada Isa bin Maryam,
"Adukanlah segala kesulitanmu kepada-Ku, dan kumpulkanlah bekalmu pada-Ku untuk kehidupanmu selanjutnya. Mendekatlah kepada-Ku dengan ibadah sunnah maka Aku akan semakin mengasihimu, dan janganlah kamu berpaling kepada selain Aku maka kamu akan kecewa.
Bersabarlah dalam menghadapi musibah, dan terimalah takdir yang ditetapkan untukmu. Jadilah seorang yang membuat-Ku senang terhadapmu, dengan cara taat kepada-Ku dan tidak menentang-Ku, dan hidupkanlah lisanmu dengan berdzikir kepada-Ku. Tumbuhkanlah rasa cinta di dadamu terhadap-Ku, dan bangunlah pada saat orang-orang terlelap.
Berpikirlah positif tentang-Ku, dan jadilah manusia yang selalu berharap kepada-Ku dan takut akan adzab-Ku. Matikanlah hatimu dalam ketakutan kepada-Ku, dan periharalah waktu malammu untuk benar-benar membuat-Ku senang.
Berlaparlah kamu di siang hari untuk bertemu dengan-Ku, dan berusahalah semampumu untuk selalu melakukan kebajikan. Kenalilah hal-hal yang baik di mana saja kamu berada, dan berikanlah nasehat kepada sesamamu dan putuskanlah perkara mereka dengan keadilan dari-Ku.
Aku telah menurunkan kepada-Mu obat yang dapat menyembuhkan penyakit lupa pada diri manusia, dan menjadikan penglihatanmu tidak mudah tertipu dengan manisnya dunia. Janganlah kamu terus menerus berdiam diri di satu tempat seakan kamu terbelenggu, padahal kamu adalah manusia hidup yang masih bernafas.
Wahai Isa bin Maryam, setiap ciptaan-Ku yang benar-benar beriman kepada-Ku pasti memiliki hati yang khusyu', dan setiap ciptaan-Ku yang benar-benar memiliki hati yang khusyu pasti selalu berharap pahala dari-Ku. Bila hamba-Ku selalu berharap pahala dari-Ku maka ia akan aman dari adzab-Ku selama ia tidak mengubah atau mengganti jalannya.
Wahai Isa anak perawan suci, tangislah dirimu sendiri selagi kamu masih hidup seperti tangisan orang yang meninggalkan keluarganya, membenci dunia, meninggalkan semua kenikmatan di belakangnya, dan hanya menginginkan ganjaran dari sisi Tuhannya.
Bila itu yang kamu inginkan, maka lembutkanlah cara bicaramu, sebarkanlah salam, dan bangunlah di saat orang lain sedang tertidur, agar selalu mewaspadai datangnya hari kembali dan mewaspadai guncangan tiupan sangkakala, karena saat itu tidak berguna lagi keluarga ataupun harta.
Hitamkanlah matamu dengan celak kesedihan di tengah kegembiraan orang-orang di sekelilingmu, dan jadilah selalu orang yang sabar dan introspeksi diri. Beruntunglah kamu jika mendapatkan apa yang Aku janjikan untuk orang-orang yang sabar.
Tukarkanlah kesenangan dunia dengan kesenangan akhirat, karena kesenangan dunia hanya sesaat dan cepat hilang dari ingatan, seakan kamu tak pernah merasakannya. Dapatkanlah dari dunia yang cukup melanjutkan hidupmu, meskipun terasa kasar dan hambar, dan lihatlah bagaimana hidupmu di negeri akhirat.
Lakukanlah sesuatu dengan penuh perhitungan, karena kamu akan ditanyakan semua perbuatanmu itu. Kalau saja matamu dapat melihat apa yang telah aku persiapkan utuk para wali-Ku yang saleh, maka hatimu akan luntur dan keinginanmu akan dunia akan tertinggalkan."
Sumber: Kisah Para Nabi Karya Imam Ibnu Katsir (989-990)