Inilah Wali Perempuan Selain Rabiah Al Adawiyah yang Memiliki Karomah Mengalirkan Sungai Nil yang Mengering
Tidak hanya laki-laki, ada beberapa wali Allah wali yang bergender perempuan.
Meskipun jumlahnya tidak sebanyak laki-laki namun keberadaan wali perempuan menunjukkan kesetaraan perempuan dalam hal gender.
Wali perempuan yang banyak kita mendengar kisahnya adalah Rabiah Al Adawiyah dengan mahabbahnya kepada Allah dan karomah yang dianugrahkan kepadanya.
Margaret Smith dalam disertasinya yang diterjemahkan oleh Jamilah Barjah, membahas tentang spiritual wanita sufi.
Membahas tokoh wali dari golongan perempuan dan kecintaannya kepada ALLAh SWT.
Salah satu tokoh wali perempuan yang dibahas di disertasi tersebut adalah Nafisah.
Sebagaimana dikutip KompasNusantara dari kanal Youtube Rio Fulana menjelaskan karomah yang dimiliki Nafisah sebagai wali Allah.
Nafisah merupakan buyut Hasan putra dari Khalifah Ali Bin Abi Thalib. Ia lahir di Makkah pada tahun 145 Hijriyah. dan pindah ke Madinah saat dewasa.
Nafisah menikah dengan Ja'far Assadiq, mempunyai 2 anak, yakni al Qasim dan Umi Kulsum.
Ia ahli Al Quran, tafsir, serta ahli dalam pembuat syair-syair.
Setelah menikah Ia pergi ke Mesir dengan sepupunya. Ia menghabiskan separuh hidupnya di Mesir.
Nafisah dikenal ketaatanya dalam beribadah khususnya puasa dan sholat sebagai wujud kecintaanya kepada Allah.
Setiap hari Nafisah menggali kuburnya sendiri menggunakan tanganya, lalu membaca Al quran 6.000 kali.
Setiap hari ia puasa di siang hari dan bermunajat pada malam hari dalam keadaan tidak pernah tertidur.
Suatu ketika Mesir dilanda kekeringan, hal ini mengakibatkan sungai Nil menjadi kering.
Penduduk mesir menjadi gelisah dan ketakutan akan hal tersebut, artinya musim paceklik telah tiba.
Mereka kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk mengairi sawahnya.
Penduduk lalu datang kepada Nafisah mengadukan masalah yang mereka alami, lalu Nafisah berkata:
"Lemparkanlah kerudung ini ke sungai Nil". Tanpa banyak berfikir merekapun membawa kerudung pemberian Nafisah.
Dan membawanya ke sunga Nil, sesampainya di sana mereka lalu melemparkan kerudung tersebut ke sungai.
Seketika sungai nil pun tiba-tiba terisi dan dialiri air semakin lama air sungai sampai meluap.
Penduduk pun bergemberira karena sungai Nil tidak kering lagi, artinya mereka bisa kembali memanfaatkan air sungai tersebut untuk berbagai macam kebutuhannya.[]