Hosting: Pengertian, Fungsi, 5 Jenis Web Hosting, dan Tips Memilihnya
KompasNusantara - Beberapa dari kita mungkin bertanya-tanya tentang bagaimana sebuah website bisa terpublikasi di internet. Pertanyaan-pertanyaan seputar bagaimana sebuah jejaring bisa menyimpan data dan bagaimana warganet bisa menemukan situs-situs tertentu. Lantas, bagaimana sebenarnya data yang berupa gambar, dokumen, dan berbagai konten bisa tersimpan dalam jejaring? Nah, mari kita simak bahasan berikut ini.
Apa itu hosting?
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas tadi adalah adanya layanan hosting atau web hosting, tapi apakah yang dimaksud hosting tersebut? Menurut Techopedia web hosting atau umum disebut hosting adalah layanan di mana penyimpanan dan sumber daya komputasi disediakan untuk individu atau organisasi untuk akomodasi dan pemeliharan dari satu atau lebih situs jejaring (website). Hosting tidak selalu berbasis pada Internet Protocol (IP) dan layanannya berbasis jejaring yang memungkinkan sebuah situs atau layanan jejaring dapat diakses secara global dari internet.
Di era teknologi informasi yang makin modern membuat hosting menjadi layanan yang sangat penting. Hal ini dipengaruhi oleh perlunya fasilitas atas perkembangan dan pertumbuhan internet di berbagai negara dan sektor kepentingan. Hosting umumnya disediakan oleh penyedia layanan hosting yang membangun infrastruktur komputasi berbasis back-end secara khusus.
Jika ditelusuri secara historis, hosting berkembang seiring banyaknya jumlah pengguna internet di dunia. Menurut ICDSOFT, perkembangan ini berawal sejak Internet Protocol dan Transmission Control Protocol (IP.TCP) diadopsi oleh ARPANET pada 1 Januari 1983. ARPANET (Advanced Research Projects Agency Network) sendiri adalah lembaga penelitian milik Amerika Serikat yang membangun jaringan internet pertama pada Agustus 1969 di University California of Los Angeles (UCLA).
Pengadopsian IP/TCP pada tahun 1983 lantas diikuti oleh lahirnya sistem penamaan domain. Jika sebelumnya alamat situs internet bersifat numerik atau berupa IP address maka sistem penamaan domain membuat jenama situs menjadi lebih sederhana. Mulanya, pada pertengahan dekade 1980-an domain-domain seperti “.com”, “.net”, “.org”, “.int”, “.mil”, “.gov”, dan “.edu” menjadi Top-Level Domains (TLDs).
Hingga akhir 1986 terdapat baru terdapat enam alamat situs dengan sistem penamaan domain ini, sedangkan Symbolics.com menjadi situs pertama yang memakai domain “.com”. Domain ini lantas menjadi yang terpopuler selama tiga dekade sejak saat itu.
Baru kemudian pada 1980 lahirlah apa yang kita kenal sekarang dengan World Wide Web (WWW) yang muncul lewat Tim Berners-Lee, seorang kontraktor independen dari CERN (the European Council for Nuclear Research). Apa yang ditemukan oleh Berners-Lee ini lantas menjadi rintisan dari jaringan internet global.
Mulanya, pada 1989 Berners-Lee mengajukan suatu ide tentang sebuah jaringan global bagi fisikawan di seluruh dunia untuk dapat menemukan informasi lebih mudah. Namun, pada akhir tahun 1990 justru menciptakan beberapa layanan yang kelak membuat semua orang bisa menikmati internet dengan mudah, terutama saat ia menciptakan HyperText Transfer Protocol (HTTP) dan HyperText Markup Language (HTML).
Kedua hal ciptaan Berners-Lee itu masih kita gunakan hingga saat ini untuk menampilkan teks dan gambar pada situs internet. Permodelan ciptaan Berners-Lee ini lantas diadopsi oleh NSF (National Science Foundation) di Amerika Serikat lewat NSF-Net pada 1995. Sejak saat itu, jumlah orang yang menggunakan internet meningkat pesat. Tak hanya itu, aktivitas komersial juga mulai dilakukan lewat internet.
Menurut Tibus ada tahun 1995 terdapat sekitar 16 juta pengguna internet di seluruh dunia. Jumlah ini pun berarti adanya pasar konsumen komersial yang lahir dari internet. Hal inilah yang kemudian kebutuhan atas adanya layanan web hosting mulai bertumbuh. Sebabnya, sebelum masa itu seorang pengguna internet memerlukan server atau memakai komputernya sendiri untuk hosting situs jejaring.
Tercatat, web hosting yang pertama kali diluncurkan untuk khalayak umum adalah GeoCities. Layanan hosting ini mulai beroperasi pada 1994 hingga kemudian dibeli oleh Yahoo! pada 1999. Adanya layanan hosting ini lantas memungkinkan pengguna untuk mengunggah halaman konten di sebuah ekosistem virtual yang relevan dengan subjek konten tertentu. GeoCities-lah yang pertama melakukan hosting situs-situs tersebut.
Pembangunan hosting lantas berkembang melalui berbagai pengembang situs jejaring. Infrastruktur situs jejaring internet dibangun lewat kode sumber, di mana setiap situs tersebut dibedakan berdasarkan nama-nama domain-nya beserta ruang penyimpanan situs pada browser web. Hosting lantas berkembang dalam berbagai format serperti cloud hosting dan dedicated hosting.
Tak cuma itu, hosting lantas tak hanya mengelola situs jejaring tetapi juga khusus hosting penyimpanan data dan aplikasi/software.
Bagaimana cara kerja hosting?
Hosting web dibangun ketika dokumen yang membentuk situs jejaring diunggah dari komputer lokal ke sebuah server web. Sumber daya dari hosting server ini terdiri dari RAM, ruang hard drive, dan bandwith dan dialokasikan ke situs jejaring yang menggunakannya.
Pembagian sumber daya dari server tadi bervariasi tergantung pada jenis paket hosting yang dipilih oleh pelanggan. Adanya ruang server ini lantas menjadi “rumah” bagi semua data untuk website-website yang dilayani oleh pengembang hosting.
Seperti halnya menyewa sebuah ruang tempat tinggal bagi situs yang dimiliki pelanggan, maka kewajiban membayar layanan hosting pun menjadi transaksi utama antara pelanggan atau pemilik situs website dengan pemilik layanan hosting. Tak hanya itu, situs website juga disesuaikan dengan tujuan atau kebutuhan pelanggan. Untuk itulah hosting juga melayani beberapa kebutuhan pelanggan situs seperti untuk bisnis, edukasi, dan lain sebagainya.
Secara umum, penyedia layanan hosting akan menyimpan data website pelanggan di server miliknya. Dari sana kemudian informasi tersebut ke web browser pengunjung saat nama domain pelanggan diketikkan oleh pengunjung pada baris alamat di internet.
Tak hanya itu, pemilik layanan hosting juga memiliki layanan penuh bagi pelanggan atau pemiliki situs. Layanan ini termasuk adanya server untuk perbaikan (maintenance), instalasi, pembuatan website, dan juga layanan pelanggan.
Fungsi web hosting
Dilansir Rackspace Technology, penggunaan web hosting dapat berfungsi pada beberapa hal yang umumnya terkait dengan akses data, penyimpanan data, dan keamanan data dari sebuah situs jejaring. Adapun beberapa fungsi terkait penggunaan web hosting ini antara lain:
- Fleksibilitas Multi-Cloud, sebuah ekosistem hosting secara khusus dibuat untuk pelanggan sesuai pilihan penyimpanan cloud. Umumnya layanan penyimpanan ini memakai produk cloud dari Microsoft, AWS, atau Azure. Lewat layanan ini tentunya data pelanggan yang tersimpan menjadi lebih aman dari peretasan dan risiko lainnya.
- Performa Situs Unggul, tersedianya server, penyimpanan, dan jaringan khusus oleh layanan hosting akan memungkinkan penyedia hosting untuk menyesuaikan usahanya dengan kebutuhan bisnis dari pelanggan. Hal ini nantinya akan menghasilkan aplikasi dan situs jejaring yang optimal dan memiliki visi, baik situs tersebut memakai sistem penyimpanan pribadi maupun publik.
- Maksimalisasi Kontrol, adanya server khusus oleh penyedia hosting membuat penyimpanan, komponen solusi dari situs pelanggan, dan kapasitas jaringan akan lebih aman dari peretasan oleh pesaing.
- Peningkatan Keamanan, fungsi terpenting dari layanan hosting adalah tingkat keamanan situs. Keamanan situs ini mencakup keamanan komunikasi seperti data yang tidak sah atau sensitif. Umumnya, penyedia layanan hosting memakai server aman seperti SSL hingga perlindungan antivirus, firewall, dan kata sandi yang kuat. Selain itu, penyedia layanan hosting juga memakai autentikasi, pemrosesan, enkripsi surel, dan kebijakan privasi yang ketat.
5 Jenis web hosting
Selain memahami fungsi dan bagaimana layanan hosting bekerja, calon pelanggan yang akan membuat situs jejaring lewat layanan hosting juga harus memahami kesesuaian jenis-jenis layanan. Berbagai jenis layanan hosting perlu disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan karena memiliki guna dan relevansi berbeda-beda. Adapun jenis-jenis web hosting itu antara lain adalah sebagai berikut.
1. Shared Hosting
Shared Hosting atau hosting bersama merupakan bentuk layanan hosting yang paling umum dipakai. Secara praktikal, jenis hosting bersama ini mencakup berbagai situs web yang dijalankan dengan cara berbagi server. Meski begitu, server tiap situs akan tetap diberi batasan atau dibagi-bagi lewat beberapa partisi sehingga situs pelanggan tetap aman meski dijalankan pada server yang sama.
Hosting jenis ini amat diminati karena biayanya murah. Salah satu alasannya tentu karena menggunakan server tunggal untuk sejumlah situs, hal ini membuat penyedia hosting juga mengeluarkan biaya rendah. Namun, hosting jenis ini disarankan untuk situs jejaring yang memiliki traffic rendah hingga sedang. Begitu pula bagi mereka yang baru pemula dalam mengelola situs jejaring, hosting jenis ini amat disarankan.
2. Cloud-Based Hosting
Seperti namanya, cloud based hosting adalah tidak adanya satu server fisik yang menjadi tempat ekosistem berbagai situs jejaring. Sederhananya, tidak ada server fisik untuk hosting jenis ini. Pihak penyedia hosting akan memakai server berbentuk awan data (cloud) yang umumnya berasal dari pihak ketiga.
Cloud-based hosting dibangun dengan cara melakukan konfigurasi server secara unik dan memungkinkan pelanggan untuk memakai beberapa server berbeda. Sehingga, cloud-based hosting lantas menjadi serupa server virtual yang memanfaatkan jaringan server fisik sebagai landasannya.
Secara teknis, hosting jenis ini memerlukan sumber daya yang tersebar di beberapa server jarak jauh dan berfungsi bersamaan saat digunakan sesuai kebutuhan. Oleh karena terdiri dari beberapa server virtual, maka jaringan server ini tidak bergantung pada satu server fisik saja dan lebih fleksibel secara biaya dan kecepatan. Layanan hosting jenis ini termasuk yang terbaru dari beberapa jenis lainnya.
3. VPS Hosting
Hosting jenis VPS (Virtual Private Server) juga bergantung pada server virtual dan menggunakan sumber daya dari beberapa server yang berbeda. Bedanya dengan cloud-based adalah bahwa VPS menggunakan sumebr daya dari beberapa server tetapi bertindak seperti satu server. Sehingga, pelanggan dapat memanfaatkan seluruh jaringan server dan dapat meningkatkan maupun menurunkan sumber daya itu sesuai kebutuhan.
Meski bersifat khusus, namun server VPS hosting tetap masih akan dipakai berbagi dengan pengguna lain. Cara ini cocok dipakai oleh pelanggan atau pemilik situs jejaring yang menginginkan sumber daya dari suatu server khusus tetapi tidak memiliki cukup biaya untuk sebuah server privat.
Selain itu, VPS hosting juga masih bergantung pada server fisik sebagai pusat data tetapi bandwidth dan ruang penymipanannya bersifat personal. Sebagian besar server bersama yang menjadi landasan VPS hosting adalah server bersama yang dilengkapi dengan ekosistem hosting dengan pengaturan tertentu. Ketentuan teknis ini membuat situs pelanggan tetap aman mesti terjadi high traffic pada situs lain dalam satu server.
Hal ini membuat VPS bertindak seperti sebuah server khusus/privat tetapi tanpa biaya yang setara dengan sebuah server khusus yang sebenarnya. Tentu saja, biaya untuk VPS hosting ini juga murah dan pengelolaannya fleksibel.
4. Wordpress Hosting
Jenis hosting yang satu ini cukup akrab bagi mereka yang memiliki situs blog lewat Wordpress. Opsi hosting Wordpress ini terkelola dan disesuaikan sepenuhnya oleh platform blogging tersebut. Namun, kinerja hosting ini mungkin baru dirasakan saat terjadi peningkatan traffic pada pemilik situs blog Wordpress.
Wordpress hosting juga memakai ruang server bersama dan menjadi landasan bagi berbagai situs Wordpress lainnya, baik yang berbayar atau blog gratis yang disediakan Wordpress. Kinerja dan pengoptimalan server dari Wordpress ini juga didukung oleh keamanan pelanggan situs karena berada di balik second domain milik Wordpress.
Meski khusus ditujukan bagi para pengguna layanan blog milik Wordpress, namun hosting jenis ini tetap cocok bagi pemula yang hendak mengelola situs. Umumnya, situs ini dapat dipakai secara personal untuk ekspresi diri dan sebagainya, tetapi tak menutup kemungkinan juga untuk dipakai secara komersial.
5. Dedicated Hosting
Dari jenis-jenis hosting lainnya, jenis hosting ini adalah yang paling mumpuni. Seperti namanya, hosting jenis ini berarti khusus digunakan oleh satu pelanggan dan harganya paling mahal. Hal ini tentu dipengaruhi oleh layanan hosting yang diberikan seperti akses ke seluruh server fisik beserta sumber dayanya. Dan satu hal lagi, hosting jenis ini tidak berbagi server dengan situs jejaring lain.
Jenis hosting khusus ini umumnya dipakai oleh pelangan dengan volume traffic yang amat besar dan memerlukan konfigurasi server unik. Akses ke seluruh server juga akan memudahkan pelanggan untuk dapat menjalankan konfigurasi perangkat lunak apapun yang ia butuhkan untuk situs jejaringnya.
Meski begitu, pelanggan dedicated hosting juga memerlukan sebuah tim dengan keterampilan teknis untuk mengelola lingkungan server dengan efektif. Namun, hal ini tentunya akan dibarengi dengan kinerja luar biasa dari layanan situs beserta tingkat keamanan yang amat tinggi.
Beberapa penyedia layanan hosting juga biasanya menyediakan tim bantuan untuk mengelola atau mengoptimalkan server milik situs pelanggan dedicated hosting ini. Jenis layanan hosting khusus ini tentunya membutuhkan biaya yang lebih mahal, namun pengalaman dan kepuasan yang didapat dari layanan hosting ini juga tak diragukan lagi.
Tips memilih hosting yang tepat
Seperti yang telah dijelaskan diawal, calon pelanggan hosting perlu mempertimbangkan beberapa hal sebelum memilih layanan hosting yang tepat untuk kebutuhannya.
- Pelanggan perlu memastikan tujuan dia akan membuat situs jejaring, entah itu untuk bisnis maupun keperluan komersial lainnya. Selain itu, pelanggan juga harus tahu cakupan pangsa pengunjung situs yang akan dituju.
- Pelanggan perlu berkonsultasi kepada web developer tentang situs jejaring yang akan dibangun atau dibuat. Hal ini dilakukan untuk memastikan secara detail peran dan fungsi situs secara umum.
- Melalui saran web developer, pelanggan diharapkan telah mengetahui berapa banyak situs yang akan dibuat dan lokasi server yang sesuai untuk melandasi situs jejaring tersebut nantinya. Lokasi server ini nantinya berhubungan dengan pihak penyedia layanan hosting yang menawarkan lokasi server, entah itu berlokasi di dalam negeri maupun di luar negeri. Keputusan ini ditentukan oleh target pengujung situs.
- Tentunya pelanggan perlu menanyakan masalah perbandingan harga dari tiap penyedia layanan hosting. Tak cukup itu saja, pelanggan juga harus memastikan bahwa pihak penyedia layanan hosting memiliki layanan pelanggan yang siap setiap saat ketika situs milik pelanggan mengalami masalah.
Seluruh penjelasan tadi setidaknya sudah merangkum apa dan bagaimana hosting digunakan dalam urusan teknologi informasi. Demikian pula dengan fungsi layanan hosting bagi bisnis maupun kebutuhan pelanggan untuk membuat sebuah situs jejaring personal. Hampir segala sektor usaha memerlukan situs jejaring sebagai rumah virtual mereka di ranah internet.
Selain itu, situs jejaring ini juga dapat menjadi sarana promosi dan kampanye produk tertentu bagi sebuah bisnis. Maka, tak heran jika layanan hosting juga amat berkembang seiring bertumbuhnya pemahaman teknologi informasi dikalangan masyarakat Indonesia.