HARU MAHAMERU Part2
KisahNyata - "Sik mbah, sakjane njenengan kalian penduduk mriki niku opo menungso, kok ga podo karo liyane" (Bentar mbah, sebenarnya kamu dan penduduk disini itu apa manusia, kok tidak sama dengan lainnya) tanya hendro membuat suno ingin mengumpat dan memukul mulut hendro yang tidak sopan "aku iki menungso, podo karo awakmu kabeh le.." (Aku ini manusia, sama denganmu semua le..) Jawab mbah buyut dengan tutur kata lemah lembut dan sangat teduh "ono sejarahe lan jejer wasesone warga kene iki kok bedo karo awakmu kabeh" (Ada sejarahnya dan cikal bakalnya/ceritanya penduduk sini kok berbeda dengan kalian semua) jawab mbah buyut seraya membungkus sirih pinang dikotak susurnya.. "miturut pitutur mbah bapak canggahku.. aku lan warga kene iki teko mojopahit" (Menurut kata nenek moyangku.. aku dan warga disini datang dari majapahit)
"Ono grusa grusue paperangan, mung duduk perang tanding nyowo, tapi perang tanding batin, batin mbah bapak canggaku iku kalawan Hyang widhi khayangan telu.. mung ono salah sijine babakan ilmu soko tanah dulur adoh"
(Ada desas-desus peperangan, cuma bukan perang tanding nyawa, tapi perang batin, batin nenek moyangku tersesat sampai ketempat dewa khayangan tiga, cuma ada salah satunya hal tentang ilmu tanah jauh sana" jawab mbah buyut menceritakan sejarahnya dari nenek moyang beliau
Dikulumnya sirih pinang itu bagai manisnya madu serta memandang ke langit-langit gubuk....
"Ndok gendok.. tolong urupno damar kui, wes wayah peteng iki ngger" (Cu cucuku.. tolong nyalakan damar itu, sudah saat gelap ini) pinta mbah buyut kepada cucunya
Mataku tak pernah melepaskan pandangan kepada dia.. "mayang" Gadis berparas ayu nan eksotis itu melempar senyum kepadaku sambil meletakkan damar/lampu perunggu berukir bunga dan burung..
Apakah itu lambang Majapahit? Ah entahlah.... Yang pasti kekagumanku akan gerak lembut mayang dapat ditebak mudah oleh suno tampan yang hanya membisu sedari tadi...
"Ayu yow mbakne, neg aku seneng adike le, luwih wow jare" (cantik ya mbaknya, kalo aku suka adiknya le, lebih wow katanya) ucap suno padaku Hampir saja ku tempeleng suno karena malu..
Betapa tidak malu, suno bicara tanpa menurunkan volume suaranya sedikitpun, hingga seisi gubug mendengarnya....
Dann..........
Hahahaha.... Tertawa.... "Tertawalah walaupun menyedihkan di setiap kisah hidupmu, percayalah karena Allah selalu memberikan yang terbaik menurut-NYA, bukan menurutmu"
"jaman semono sampek ajure ndunyo, aku karo warga kene ora entuk metu teko alas ******, warga kene iki kudu patuh pinatuh marang kapercayan Hindu Siwa, umpamane salah sakwijine warga ono sing metu tekan kene, kudu ngelangkahi sembahyang ilang pikir"(jaman dulu sampai dunia lebur/hancur, aku dan warga sini tidak diperbolehkan keluar dari alas ******, warga disini harus patuh dengan kepercayaan hindu Siwa, seandainya salah satu warga ada yang mau keluar dari sini, harus melakukan sembahyang menghilangkan ingatannya) "kabeh iki mung gawe njagani supoyo ora ono wong teko dolor adoh sing iso mbuyarno tatanan Sang Hyang Widhi Khayangan Telu" (Semua ini cuma jaga-jaga agar tidak ada orang dari jauh yang bisa merusak tatanan Sang Hyang Widhi Tiga Khayangan)
Cerita mbah buyut panjang tapi kami kurang memahaminya.. Siapa saudara jauh itu?
Apa yang diperbuat sampai mereka rela jauh masuk ke hutan?
"mbah.. kulo angsal tanglet teng njenengan, tapi ampun nesu nggih.." (mbah.. saya boleh tanya sama kamu, tapi tolong jangan marah ya...) mintaku ke mbah buyut
Dijawabnya dengan senyuman... " Takono sing perlu koe takokno, tak jawab neg iso tak jawab" (Tanya saja yang perlu ditanyakan, saya jawab kalau bisa saya jawab) kata mbah buyut penuh wiba
"molai wau njenengan ngendika dulur adoh, sinten niku? Khayangan telu niku nopo? Lha sakniki nopo mboten kepingin ngertos nasibe Mojopahit mbah"
(Tadi kamu(mbah) berbicara saudara jauh, siapa itu? Tiga Khayangan itu apa? Lha apa sekarang tidak ingin tahu nasibnya majapahit mbah) tanyaku sedikit menekan tapi tetap sopan
" Tak jawab sak ngertiku yow cah bagus, Dulur adoh iku sejatine ora ngerusak babat peraturane negoro, mung podo ngajak warga Mojopahit mlebu kalawan keyakinan Gusti Sang Hyang Agung, yoiku dulur teko tanah Arab, dulur kui ngajarno mung siji Pengeran sing iso disembah lan siji
Rojo menungso sing diagungno tindak tanduk lan pituture.." (Aku jawab ya anak ganteng, saudara jauh itu sejatinya tidal merusak tatanan peraturan negara, cuma mengajak warga Majapahit yang menyembah dengan keyakinan Gusti Sang Hyang Agung, yaitu saudara dari tanah Arab, saudara itu mengajarkan cuma satu tuhan yang berhak disembah dan cuma satu pemimpin yang terpuji perilaku dan ucapannya)
"Sang Hyang Widhi Khayangan Telu iku rosoku cah bagus, roso ing atiku lan wargaku" (Sang Hyang Widhi Tiga Khayangan itu kepercayaan ku anak ganteng,kepercayaan dihatiku dan wargaku) Ucap mbah buyut dan masih melanjutkan penjelasannya
"Sliraku Nyembah Bethoro Brahma sing nyiptakno ndunyo sak isine, Bethoro Wisnu sing ngramut lan nglakokno opo isine ndunyo, karo Bethoro Siwa sing ngrusak ngrusuk nduyo lan sak isine, roso atiku telu dadi siji cah bagus.."
(Aku menyembah dewa Brahma yang menciptakan dunia seisinya, dewa Wisnu yang menjaga dan menjalankan dunia seisinya, dan dewa Siwa yang merusak dan melebur semua dunia dan seisinya, kepercayaan ku tiga jadi satu anak ganteng..)
"kabeh kui mandek mancep lan mantep ono ning atiku kalawan mbah bapak canggahku sak keturunane.. " (Semua itu sudah terpatri dihatiku dari nenek moyangku dan semua keturunannya) Ucap mantap mbah buyut
Penjabaran yang sangat singkat tapi menambah kuat keyakinan kami bertiga, karena keyakinan lah mereka ada disini dan menetap serta menutup semua dari dunia luar..
Keyakinan bukan hal yang perlu dipaksakan Keyakinan bukan hal yang perlu diperdebatkan Hanya Tuhan yang akan dan berhak Menilainya.. Manusia.. Manusia hanya dapat menjalankan dengan segala toleransi nya Agamaku adalah agamaku, Agamamu adalah Agamamu..
Ahhh...... Manusia!!!
Dua kalimat dengan enam kata itu diucapkan oleh Nabi ku, dan kenapa sekarang banyak manusia yang mengaku lebih hebat dari Nabi ku....
Banyak yang menghilangkan nyawa karena keyakinan, padahal Nabiku tidak menganjurkannya, bahkan melarangnya walau dengan segala alasan pembenaran yang tidak benar
" terus sing koe takokno liane iku opo tha ngger? Mbah kok yow lali hahaha, pancen wong tuo iku gawanan pikun ngger, ojok sampek koe panas ati marang wong tuo masio wes pikun"-
(Terus yang kamu tanyakan lainnya apa nak? Mbah kog ya lupa hahaha, emang dasarnya orang tua itu bawaanya pikun nak, jangan sampai kamu emosi sama orang tua meski sudah pikun) kata mbah buyut tetap dengan nada berwibawa nya
"kowe kabeh ora iso wujud umpomo ora ono wong tuo, kowe kabeh ora iso nyoto umpomo ora ono bopo biyungmu, sanajan tuo lan pikun, koe kabeh kudu biso hormat lan ngrumat, sejatine swargone pengeran ono ning ucap lan dungone wong tuo mu yow ngger.."
(kamu semua tidak bisa lahir seandainya tidak ada orang tua, kalian tidak bisa nyata seandainya tidak ada bapak ibumu, meskipun tua dan pikun, kalian harus bisa hormat dan merawat, sejatinya surganya tuhan itu ada di ucapan dan doa orang tua mu ya nak)
mbah buyut memberi wejangan simpel namun dalam, sangat dalam melebihi dalamnya lautan, lebih luas melebihi luasnya dunia dan isinya....
Hormati dan sayangi orang tua kalian, Surga Tuhan akan kalian dapatkan didunia maupun akhirat jika kalian selalu menghormati orang tua kalian dan tidak membantah ucapan orang tua kalian
"teros nopo njenengan mboten kepingin wertos nasibe Mojopahit mbah?" (Terus apa kamu(mbah) tidak ingin tahu nasib majapahit mbah?) tanya suno
Aku yakin mbah buyut tidak lupa dengan pertanyaanku yang ketiga... Mungkin hanya saja beliau tidak mau menjawabnya, dan mengalihkan pada topik pembicaraan yang berbeda..
Malam semakin larut, hawa dingin menembus kulitku.. Senandung sunyi dan bisik jangkrik mendayu-dayu.. Bintang bertebaran diangkasa raya.. Rasa kantuk memenuhi sanubari para ibu dan ibu Pertiwi..
Tidurlah ibu pertiwiku, selimuti para anakmu dengan pelukmu Peluk kasih sayangmu... Hingga anakmu terlelap dan bermimpi indah disampingmu...
"wes kesok wae tak jawab yow ngger, sak iki ayo podo turu.. disiapno tenogoe nggo kesok mulih nang negoromu, yoo negoro gulo klopo..." (Udah besok saja saya jawab ya nak, sekarang ayo pada tidur.. disapkan tenaganya untuk pulang ke negaramu, ya negara gula kelapa)
Pinta mbah buyut mengakhiri obrolan kami malam itu.
Tidur tanpa air mata... Tidur tanpa ketakutan didada... Tidurku berhiaskan mimpi yang indah...
Pagi pun tiba.....
"Woeii.. bangun woei, apa kata dunia bila generasi mudanya cuman bisa rebahan saja....hahaha" Candaku membangunkan mereka...
Jam tanganku mulai lancar berputar.. kompas Tut Wuri Handayaniku sudah pasti belum bisa menentukan arah angin, "ahh jarno wess"(ahh biarin deh) kataku menggerutu pada diriku sendiri....
"mas, monggo neg bade siram teng belik, niki kulo nggih ajenge adus skalian mados tuyo.." (mas, mari kalau mau mandi di belik/mata air, ini saya juga mau mandi sekalian ambil air) kata gadis cantik pujaanku dan adiknya
Bagaikan Ultraman yang sedang beraksi, "BERUBAH" Secepat itulah aku meng IYA kan ajakan mayang.....
Di sepanjang jalan kami jg berpapasan dg beberapa warga, senyum ramah mereka saling kami berikan bila berpapasan, namun aneh....
Kenapa setiap pemuda disana memandangiku kurang suka, apakah karena aku dari luar, atau apakah aku terlalu tampan untuk dekat dengan cucu-cucu mbah buyut...
Hahahahahaha, pasti mereka cemburu akan kedekatanku dengan kembang desa ini
Jalur yang bersih aku lewati.... jalur yang tadi sore aku susuri menuju ujung desa yang bersabukkan kali asri..
Dalam tata cara mandi atau bersuci di sungai itu ternyata sudah diatur dengang baiknya
Mendapatkan/ mengambil air minum/masak dari belik/sumber air atas mandi para lelaki dibelik tengah atas mandi wanita dibelik tengah bawah buang air besar di belik akhir yang nantinya menganak sungai sampai ke bawah entah kemana....
Tidak bisa kugambarkan keindahan dan keseruan dikampung ini melebihi keindahan aslinya...
Aku hampir malu... Bagaimana tidak, kami lelaki mandi tepat diatas belik wanita yg berjarak kurang lebih dua puluh meteran.. Dan bukan cuma mayang dan sinta saja yang cantik disana, ada puluhan gadis cantik mandi dan aku bisa lihat dari atas mereka....
Apakah seperti ini kisah legenda Jaka Tarub yang mencuri selendang bidadari khayangan???
Walaupun masih samar rai(waktu pagi dimana bayangan belum ada tapi dapat dilihat), aku benar-benar menikmati pemandangan dibawahku, puluhan gadis mandi ya Tuhan.
Kalaupun diberi kesempatan, sangat bahagianya bila aku diberi semuanya atau salah satu dari gadis-gadis itu...
Memang, mereka tak pernah memakai makeup yang tebal, mereka tak pernah pakai gincu yang merah merona, mereka tak pernah luluran, tapi gadis gadis disana sangat cantik nan alami
Kulit sawo matang nan eksotis nya bagaikan Aurel Hermansyah, tubuh indahnya bagai Mika Tambayong, wajah mereka...... Istimewa sekali, seistimewa desa dan warga yang ada didalamnya....
Kecantikannya pun akan membuat lelaki terpukau bahagia, kecantikan yang membuat semua wanita modern iri dan ingin mendapatkannya...
Dalam diam curi pandangku, aku merasa bahagia...
Setelah mandi kami memenuhi kendi dan bejana dengan air untuk dibawa ke rumah gubug mbah buyut..
"uhhh... Tibakno abot cok bejana iki" (uhhh... Ternyata berat cok bejana ini) batinku mengumpat Tapi karena takut malu, aku diam saja dan sok kuat memanggul bejana air tersebut
"pripun mas? radi abot nggih? kulo mawon sing mbeto.." ( gimana mas? Agak berat ya? Saya saja yang bawa..) pinta mayang seakan mengerti kelemahan akan otot-otot ditubuhku
"Wah.. ga usah, aku iki wong lanang, kudu kuat manggul bejana koyok ngene,ojok manggul bejana, manggul njenengan mawon aku kuat mbak hehehe.."
(Wah..tidak usah,aku ini lelaki, harus kuat manggul bejana seperti ini, jangankan bejana, manggul kamu aja aku kuat mbak hehehe...) rayuku mencuri senyum darinya..
Sesampai di gubuk, aku lihat kedua temanku sudah menghisap sebats/rokok merk tembako bades dan menyesap wedang entah apa wedang itu namanya.. Seperti wedang rempah-rempah dan berwarna merah bening...
"Koen kabeh gak adus tha rek? opo ga pengen merasakan air nirwana" (Kamu semua tidak mandi ya bro? Apa tidak mau merasakan air nirwana) candaku pada kedua sahabat karipku
"Gak wis.. ademe koyo es batu dicampur soda ngene cok, gak sido seger malah nggregesi awakku" (Ngga ah.. dinginnya kaya es batu dicampur soda seperti ini, tidak jadi seger malah sakit badanku) jawab Hendro sembari menyesap wedang rempahnya..
"monggo cah bagus, diunjuk wedang gawanane mbah.. ben anget lan kuat nerusno lelakumu mengko.." (Mari anak ganteng, di minum wedang buatan mbah.. biar hangat dan kuat menerukan perjalanan kalian nanti..) pinta mbah buyut
"Iku sakjane opo to?, kok molai maeng tak delok ngukus-ngukus teros, opo ora panas?, soyo suwe koyo kukuse menyan.." (Itu sebenarnya apa?, kok dari tadi saya lihat bakar-bakar terus, apa tidak panas?, semakin lama kaya bakaran menyan..) sambung mbah buyut
--------------------------
Judul : Haru Mahameru
Penulis : Balakarsa
Source : https://twitter.com/balakarsa/status/1244567424399114240?s=09
-------------------------