Filsafat Ilmu Waringin Sungsang Yang Diciptakan Sunan Kalijaga
Ajian Waringin Sungsang memiliki falsafah yang mendalam. Waringin Sungsang berarti pohon beringin yang terbalik dimana akarnya berada di atas, seperti pohon kalpataru. Pohon waringin sungsang ini bermakna sumber kehidupan segala yang ada, sumber kebahagiaan, keagungan, serta sumber asal mula kejadian. Maka pohon ini juga disebut pohon purwaning dumadi atau pohon sangkan paran.
Di dalam waringin sungsang juga terdapat ular yang melilit pohon tersebut. Ini melambangkan jasmani dan rohani yang telah menyatu dalam perilaku. Maka seorang pendekar pemilik ilmu waringin sungsang ini adalah orang yang sudah manunggal atau menyatu kehendak lahir dan kehendak batinnya. Ilmu ini hanya dimiliki oleh para pendekar sepuh atau ‘tua’ sehingga tidak digunakan sembarangan karena efeknya yang melumpuhkan.
Pohon berasal dari kayu atau kayon, berasal dari bahasa Arab ‘khayyu’ yang artinya hidup. Dalam ilmu kalam ‘khayyu’ hanya merupakan sifat sejatinya Tuhan. Di dalam Al Quran dinyatakan; “Allahu la illaha illa huwal hayyu qayyum” yang artinya Tidak ada Tuhan melainkan Dia, yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluknya. (QS, 2, 255). Karena begitu tingginya falsafah yang terkandung dalam ajian Waringin Sungsang ini, maka hanya kepada para pendekar yang sudah “menyelesaikan” urusan diri sendirilah ilmu ajian ini boleh diwariskan. Bagi para pemburu ilmu-ilmu kanoman, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
- Asal kekuatan = Segala sesuatunya adalah dari Allah, maka sadarlah bahwa segala kekuatan itu datang dari Allah.
- Cara mendapatkan = Pastikan lelaku yang anda jalankan itu tidak menganiaya diri sendiri seperti memakai darah, nyawa, menginjak injak kitab suci dsb, kalau hanya puasa itu masih oke oke saja, serta mintalah penjelasan dari sang guru apa makna dan filosofi dari mantra tsb serta makna dari simbol-simbolnya, apabila ditemukan unsur meminta selain kepada Allah maka jangan dipelajari.
- Niatnya = Pastikan niat anda mempelajari ilmu kanoman untuk tujuan kebaikan, bukan karena ikut-ikutan supaya bisa untuk pamer dsb, segala sesuatunya itu dari niat.
- Tujuan = Pastikan tujuan anda karena ingin mencapai kemuliaan disisiNya, ilmu itu hanya alat dan bukan tujuan untuk supaya sakti dsb, pastikan segala tujuan kita karena Allah.
Pengguna ilmu kanoman itu berpotensi besar untuk sombong karena merasa mempunyai kelebihan dibanding orang lain, apabila sudah terjangkiti sifat sombong dan takabur maka ilmunya berubah menjadi ilmu karang atau hatinya telah berkarang oleh kotoran hati yang penuh kesombongan, maka dari itu pengguna ilmu kanoman untuk disarankan lebih tawaduk dibanding orang lain, meyakini bahwa semua itu hanya amanah dan titipan maka sewaktu waktu bisa diambil oleh Yang Maha Berilmu.