Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KISAH CAO CAO DAN TIGA KERAJAAN TIONGKOK YANG LEGENDARIS


CAO MENGDE CAO PEMIMPIN WEI DALAM TIGA KERAJAAN YANG CERDIK

KompasNusantara - Pemain Dynasty Warrior atau game-game bertemakan Tiga Kerajaan pasti mengenal sosok yang bernama Cao Cao, Seorang Jenderal yang penuh dengan ambisi besar untuk menyatukan Tiongkok dibawah kekuasaannya.

Dirinya yang sebelumnya mengabdi pada kekaisaran Han, melihat bahwa dunia telah berada dibawah kekacauan. Ia dengan cerdik mengatur strategi untuk menampung kaisar Han yang sedang dibawah tekanan dan mengabdi sebagai pelindung kaisar demi sebuah tujuan terselubung lainnya. Walaupun begitu, dominasinya tetap terhalang oleh 2 penguasa lain yang kemudian berhasil menciptakan sebuah periode yang dikenal sebagai "periode tiga kerajaan Tiongkok"

Seperti apakah kisahnya?

Kisah tiga kerajaan Tiongkok yang legendaris banyak diangkat dalam pop culture kekinian dimana baik dalam novel "Romance of the Three Kingdoms" atau film dan game seperti Dinasti Warriors selalu menepatkan seorang tokoh bernama Cao Cao serta kelompoknya yang merupakan bagian dari Kerajaan Wei sebagai pihak antagonis saat berseteru Kerajaan Shu kerajaan yang dipimpin oleh Liu Bei dan Wu yang dipimpin keluargan Sun.

Namun seperti apakah Cao Cao dalam sejarah yang sebenarnya?

Cao Cau yang lahir pada 155 M merupakan putera dari Cao Song, seorang pegawai Kekaisaran Han. Cao Cao muda dikenal cerdik dan intelektual sehingga mampu menulis puisi namun memiliki sifat yang membandel dan pemberontak. Ia kemudian dilatih oleh seorang pejabat bernama Xiu Shao dan diusia 20 tahun sudah dipercaya menjadi Kapten distrik di ibukota Han, Luoyang.

Pada tahun 184 M. Terjadi pemberontakan Sorban Kuning yang dipimpin oleh Zhang Jiao (Jue) Cao Cao yang saat itu merupakan Gubenur Dunqiu kemudian dipanggil kembali ke Luoyang. Memimpin pasukan Kavaleri, dan memadamkan pemberontak di Yingchuan. Ia bahkan ditunjuk sebagai penasihat di Provinsin Jihan untuk menekan pengaruh Zhang Jiao dan kelompok sorban kuning.

Setelah pemberontakan sorban kuning berakhir, terjadi perebutan kekuasaan di Istana Han antara para Kasim. Jenderal dan pejabat Kekaisaran lainnya. Dong Zhuo pu, berhasil mengambil alih kekuasaan, menyingkirkan para menteri dan kasim yang menentangnya hingga mengangkat Kaisar boneka Xian. Cao Cau pun ditawari posisi sebagai kepala kavaleri namun menolak sehingga membuat kesah Dong Zhuo yang menjadikannya buronan.

Ia kemudian bergabung dengan kualisi Guandong bentukan Yuan Shao untuk menyingkirkan Dong Zhuo. Menurut legenda, Cao Cao hendak membunuh Dong Zhuo yang sedang tidur dengan sembilah pedang. Namun Dong Zhuo terbangun dan melabrak Cao Cao yang kemudian Lu B, jenderal dan anak angkat Dong Zhuo yang ditakuti masuk ke kamar, Cao Cao yang cerdik kemudian berdalih ingin menyerahkan pedang itu sebagai hadiah pada Dong Zhuo dan berhasil kabur.

Dong Zhuo kemudian tewas dibunuh Lu  Bu. Keadaan Han juga semakin melemah namun sang Kaisar, Liu Xie masih bisa menjadi titik tawar bagi para warlord yang kini lebih memiliki kuasa sehingga dijadikan incaran oleh mereka. Cao Cao dengan cerdik alih-alih  menculik Kaisar malah bersumpah setia  padanya. Ia kemudian memindahkan sang Kaisar ke kota Xuchang yang menjadi basis kekuasaannya.

Sang Kaisar yang merasa terlindungi mengangkat Cao Cao sebagai Perdana Menteri dan memberikan mandat bahwa semua orang juga harus tunduk pada Cao Cao. Ia juga berhasil menaklukan dan mengeksekusi Lu Bu dalam pertempuran di Xiapi pada 199 M.


Cao Cao kemudia mulai melebarkan kekuasaannya dan mulai mengalahkan saingan-saingannya. Pertama ia menyingkirkan Yuan Shu yang mengangkat dirinya sendiri sebagai Kaisar dengan menyebutnya sebagai pemberontak bagi Kaisar Han. Kedua, ia menyingkirkan Yuan Shao, bangsawan kuat lainya yang juga melakukan expansi di utara dalam pertempuran Guandu pada 200 M.

Dengan dikalahkanya Yuan Shao, Cao Cao kemudian menaklukan wilayah-wilayah Tiongkok utara pada tahun 207 M. Kini ia menjadi salah satu sosok paling berkuasa dan memiliki ambisi menguasai seluruhnya namun hal itu terhalangi oleh kehadiran Liu Bei dan keluarganya Sun yang menguasai wilayah Selatan Tiongkok.

Cao Cao kemudian menaklukan Provinsi Jing di selatan dan memaksa Liu Bei kabur. Kini, ia mengincar wilayah Wu yang dipimpin ole Sun Quan. Sun Quan yang kini bersekutu dengan Liu Bei dan penasihat cerdiknya Zhuge Liang menolak menyerah. Cao Cao kemudian memutuskan menyerahkan pasukannya di pertempuran legendaris Tebing Merah, Zhuge Liang dan Zhau Yu berhasil memanfaatkan kelemahan pasukan Cao Cao dalam pertempuran laut dan membumihanguskan sebagaian besar pasukan Cao Cao lewat taktik perahu api.

Setelah pertempuran di Chibi. Pemberontakan mulai bermunculan di wilayah-wilayah Utara seperti yang dilakukan oleh Ma Chao dan Han Sui. Pasukan Wei kemudian berhasil mengalahkan mereka dalam pertempuran Celah Tong pada November 211 M. Posisi Cao Cao kemudian semakin tinggi setelah ia mendapat gelar Duke of Wei pada tahun 213 M dan King of Wei pada tahun 216 M langsung dari Kaisar Xian. Disaat yang bersamaan dua kekuatan utama lainnya yakni Liu Bei dan Sun Quan juga mulai menjadi kekuatan dengan Negara Shu dan Wu-nya. Ketiganya sering terlibat dalam pertempuran namun selalu berimbang.

Namun sebelum mencapai cita-citanya Cao Cao wafat pada tahun 220 M akibat penyakit yang diperkirakan sebagai Stroke. Puteranya Cao Pi yang naik sebagai Raja Wei kemudian menggulingkan Kaisar Xian dan mengangkat diri sebagai Kaisar sekaligus mendirikan Dinasti Wei. Disaat yang bersamaan, Shu dan Wu juga mendeklarasikan diri sebagai kekaisaran sekaligus memulai periode tiga kerajaan.

Sosok Cao Cao yang ditulis dalam catatan sejarah dan kisah fiksionalnya memiliki reputasi yang berbeda. Dalam kehidupan nyata, Cao Cao dihormati sebagai salah satu Jenderal terbaik Tiongkok karena kecerdikan, ketegasan, komitmen dan kejujurannya yang bahkan melebihi Liu Bei sendiri. Bahkan Meo Zedong sering membandingkan dirinya dengan Cao Cao.

Namun, dalam kisah-kisah novelisasi seperti "Romance of the Three Kingdoms" atau Opera tradisional Tiongkok. Cao Cao tetap merupakan tokoh yang mendapat tempat di hati seluruh rakyat Tiongkok atau mereka yang suka bermain game bertema "Tiga Kerajaan"


close