Ketika Allah SWT Bertanya Kepada Malaikat Maut Apakah Pernah Menangis Ketika Mencabut Nyawa Anak Cucu Adam
Sebuah kisah yang diambil dari Kitab Tadzkirah oleh Imam Qurhubi, menceritakan percakapan Allah SWT dengan Malaikat Izrail. Kisah ini bermakna sangat dalam dan harus menjadi panduan umat manusia dalam menjalani hidup demi hidup kekal kelak di surga
KompasNusantara, melansir percakapan Allah SWT dengan malaikat tersebut, sebagaimana diurai di bawah ini:
Suatu ketika Allah SWT bertanya kepada malaikat maut, Apakah kamu pernah menangis ketika mencabut nyawa anak cucu Adam?,
Maka malaikat pun menjawab, "Aku pernah tertawa, pernah juga menangis, dan pernah juga terkejut dan kaget,".
Lalu Allah bertanya lagi, " Apa yang membuatmu tertawa?,
Kata malaikat, "Ketika aku bersiap-siap mencabut nyawa seseorang, aku melihatnya berkata kepada pembuat sepatu agar dibuatkan sepatu sebaik mungkin supaya bisa dipakai selama setahun. Aku tertawa karena belum sempat orang tersebut memakai sepatu pesanannya, sudah kucabut nyawanya,".
Allah melanjutkan pertanyaannya,"Apa yang membuatmu menangis?,"
Maka malaikat menjawab, "Aku menangis ketika hendak mencabut nyawa seorang wanita hamil di tengah gurun padang pasir dan hendak melahirkan. Aku menunggu sampai banyinya dilahirkan. Lantas kucabut nyawa wanita itu sambil menangis karena mendengar tangisan banyinya karena tidak ada satupun orang yang mengetahui kelahiran bayi tersebut,"
"Lalu apa yang membuatmu kaget dan terkejut ?," lanjut Allah.
"Aku terkejut dan kaget ketika hendak mencabut nyawa salah seorang ulama Engkau. Aku melihat cahaya terang benderang keluar dari kamarnya, setiap kali aku mendekatinya cahaya itu semakin menyilaukanku seolah ingin mengusirku, lalu kucabut nyawanya disertai cahaya tersebut," jawab malaikat.
Allah bertanya lagi, "Apakah kamu tahu siapa lelaki itu?,"
"Tidak tahu ya Allah," jawab malaikat.
"Sesungguhnya lelaki itu adalah bayi dari ibu yang kau cabut nyawanya di gurun pasir gersang. Akulah yang menjaganya,"
Dari kisah ini kita dapat memetik pesan, bahwa nyawa kita bisa diambil kapan saja. Maka itu sebaiknya kita senantiasa mempersiapkan diri untuk menghadap kepada-Nya, kapanpun dan dimanapun.