Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Para Nabi dan Rasul dalam Al Qur’an


Allah mengisahkan berbagai macam kisah dalam Al Qur’an, diantaranya kisah para Nabi dan Rasul ‘alaihimus salam. Allah sebutkan kisah-kisah sebagai bentuk pelajaran bagi manusia. Allah ta’ala berfirman, “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS. Yusuf: 111)

Jumlah Nabi dan Rasul

Allah mengutus para Nabi dan Rasul sebagai pemberi peringatan bagi manusia. Jumlah mereka tidak terbatas, hanya Allah yang mengetahui secara pasti. Sebagian Allah sebutkan dan kisahkan dalam Al Qur’an sedangkan sebagian lainnya tidak. Allah berfirman, “Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu.” (QS. Ghafir: 78)

Sebagaimana dijelaskan oleh para ulama’, ada 25 nama Nabi dan Rasul yang dengan jelas namanya disebutkan dalam Al Qur’an. Diantaranya ada 18 yang disebutkan namanya dalam surat  Al An’am ayat 83-86 berikut:

"Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui (83). Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yaqub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik (84). Dan Zakaria, Yahya, ‘Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh (85). Dan Ismail, Alyasa‘, Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya) (86).”

Sisanya disebutkan dalam berbagai surat dan ayat Al Qur’an yang lainnya: Adam, Idris, Hud, Saleh, Syu’aib, Dzulkifli dan Muhammad – shalawat dan salam atas mereka semuanya-. Berikut ini penjelasan singkat tentang mereka yang Allah sebutkan dalam al Qur’an:

Nabi Adam bapak manusia

Adam ‘alaihis salam adalah manusia pertama yang diciptakan Allah. Allah ciptakan Adam dari tanah. Allah kemudian ciptakan pasangan baginya dari tubuhnya, yaitu Hawa’. Keduanya kemudian memiliki anak dan keturunan yang menjadi umat manusia yang tersebar di penjuru dunia. Allah befirman, “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak” (QS. An Nisa’: 1).

Adam dan Hawa awalnya tinggal di surga bersama dengan para malaikat, jin dan yang lainnya. Iblis yang awalnya juga tinggal di surga kemudian diusir dari surga karena sombong tidak mengerjakan perintah Allah untuk sujud kepada Adam. Adam dan Hawa juga kemudian diturunkan ke dunia setelah melanggar larangan Allah dengan memakan buah yang dilarang di surga karena godaan dari setan. Setan dan anak keturunan Adam pun menjadi musuh bebuyutan sampai hari kiamat. Allah kisahkan hal ini dalam banyak ayat Al Qur’an diantaranya: QS. Al Baqarah 30-39, QS. Al A’raf 11-25, Al Hijr 26-44, Al Isra’ 61-65, Al Kahfi 50, Thaha 115-126, dan Shad 67-88.

Allah juga kisahkan dalam al Qur’an tentang dua anak Adam (ada yang mengatakan namanya Qabil dan Habil) yang mana salah satunya membunuh yang lainnya. Allah berfirman dalam surat Al Ma’idah ayat 27: “Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua dan tidak diterima dari yang lain. Ia berkata: “Aku pasti membunuhmu!”. Berkata (yang satunya): “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa…” sampai akhir ayat ke-31. Adam juga memiliki beberapa anak yang lainnya, diantaranya Syits yang mana dikatakan dia juga seorang nabi.

Nabi Idris

Idris ‘alaihis salam adalah keturunan Adam yang pertama kali menerima nubuwah setelah Adam dan Syits. Allah memuji Nabi Idris dalam firmanNya: “Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi”(QS. Maryam: 56-57).

Nabi Nuh rasul yang pertama

Nuh ‘alaihis salam adalah Rasul yang pertama kali diutus setelah terjadi kesyirikan di anak keturunan Adam. Jarak antara Nuh dan Adam adalah sepuluh kurun (ulama’ berbeda pendapat tentang makna kurun disini). Nuh diberi umur panjang dan mendakwahi kaumnya untuk metauhidkan Allah tetapi hanya sedikit sekali yang menerima dakwahnya. Allah pun menyelamatkannya dan orang yang beriman bersamanya dengan berlayar di atas bahtera sedangkan kaum yang tidak beriman ditenggelamkan oleh Allah dengan banjir yang begitu besar. Allah berfirman dalam surat Al Ankabut 14-15: “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim. Maka Kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia.”

Allah kisahkan tentang Nuh dan kaumnya dalam banyak ayat, diantaranya: QS. Al A’raf 59-64, Yunus 71-73, Hud 25-49, Al Anbiya’ 76-77, Mu’minun 23-30, Asy Syu’ara’ 105-122, Al Ankabut 14-15, Nuh 1-27 dan lainnya. Allah juga sebutkan dalam kisah tersebut bahwa istri dan salah seorang anaknya termasuk orang yang tidak beriman.

Nabi Hud dan Kaum ‘Ad

Hud ’alaihissallam diutus kepada kaumnya yang bernama ‘Ad sebagaimana Allah kisahkan dalam banyak ayat, diantaranya: QS. Al A’raf 25-72, Hud 50-60, Al Mu’minun 31-41, Asy Syu’ara’ 123-140, Fushilat 15-16, Al Ahqaf 21-25, Adz Dzariyat 41-42, An Najm 50-55, Al Qomar 18-22, Al Haqqah 6-8 dan Al Fajr 6-14. Ad adalah kaum yang tinggal di daerah ahqaf (bukit-bukit pasir), ada yang mengatakan sekitar daerah antara Yaman dan Oman (gurun rub’ al khali). Allah binasakan kaum ‘Ad dengan mengirimkan angin yang begitu kencang.

Allah berfirman dalam surat Hud ayat ke-50 “Dan kepada kaum ‘Ad (Kami utus) saudara mereka, Huud. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Kamu hanyalah mengada-adakan saja.” … sampai akhir ayat ke-60 “Ingatlah, sesungguhnya kaum ‘Ad itu kafir kepada Tuhan mereka. Ingatlah kebinasaanlah bagi kaum ‘Ad (yaitu) kaum Huud itu.”

Nabi Shalih dan Kaum Tsamud

Shalih ‘alaihis salam diutus kepada kaum Tsamud yang tinggal di daerah al hijr (sekitar antara Madinah dan Tabuk). Dalam banyak ayat Allah menggabungkan kisah kaum ‘Ad dan Tsamud. Shalih mendakwahi kaumnya untuk beribadah kepada Allah semata dan meninggalkan patung-patung. Sebagian kaumnya beriman tetapi sebagian besarnya mendustakannya. Bahkan kaumnya juga menyembelih onta yang Allah jadikan sebagai mu’jizat bagi nabi Shalih. Allah kisahkan Salih dan kaum Tsamud dalam banyak ayat, diantaranya: Al A’raf 73-79, Hud 61-68, Al Hijr 80-84, Al Isra’ 59, Asy Syu’ara’ 141-159, As Sajdah 17-18, An Naml 45-53, Al Qomar 23-32, dan Asy Syam 11-15. Allah kemudian binasakan kaum Tsamud suara menggelegar dari langit (shaihah) (QS Hud 67) dan gempa dari bawah (rajfah) (QS Al A’raf 78).

Allah berfirman dalam surat Al A’raf 73: “Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhammu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih...” sampai akhir ayat ke-79.

Nabi Ibrahim Al Khalil

Ibrahim ‘alaihis salam dikenal dengan sebagai bapaknya para Nabi dan Rasul karena banyak diantara anak keturunannya menjadi Nabi dan Rasul. Diantaranya adalah kedua anaknya: Isma’il dan Ishaq. Al Qur’an banyak sekali mengkisahkan tentang kehidupan Nabi Ibrahim. Diantaranya kisah Ibrahim mendakwahi bapaknya dan kaumnya yang menyembah berhala untuk beribadah kepada Allah semata. Bahkan beliau menghancurkan patung-patung tersebut dan kemudian mendebat kaumnya tentang batilnya sesembahan mereka tersebut (lihat QS. Al An’am 75-83, Al Anbiya’ 51-70, Al Ankabut 16-27).

Nabi Ibrahim hijrah dari kampung halamannya (Babil) ke Syam, lalu kemudian menetap di Baitulmaqdis (Palestina). Kemudian lahir anak beliau Isma’il dari istrinya yang bernama Hajar. Ibrahim pun membawa keduanya ke Mekah dan mendirikan Baitullah (Lihat QS. Al Baqarah 124-141 dan Ibrahim 38). Al Qur’an juga mengkisahkan ujian untuk menyebelih anaknya Isma’il (QS. Ash Shafat 99-113). Ibrahim pun kemudian memiliki anak yang bernama Ishaq dari istri pertamanya (Sarah) yang awalnya mandul sekian lama. Dari Ishaq kemudian lahir Yaqub (QS. Hud 69-73).

Dalam Al Qur’an Allah banyak memuji Nabi Ibrahim, bahkan Allah juga mengabadikan beberapa diantara do’a beliau (lihat QS. Ibrahim 35-41).  Baitullah, Ka’bah, yang beliau bangun menjadi pusat Ibadah manusia sampai hari kiamat kelak. Allah befirman dalam surat Al Hajj 26-27: “Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan): “Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah rumahKu ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang ruku’ dan sujud. Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh.”

Nabi Luth

Luth ‘alaihis salam hidup sezaman dengan Nabi Ibrahim. Dalam Al Qur’an Allah juga beberapa kali menggabungkan kisah diantara keduanya. Luth diutus kepada kaumnya yang mensekutukan Allah dan juga melakukan perbuatan keji yaitu homoseksual. Karena mereka terus dalam penyimpangannya maka Allah pun binasakan mereka dengan hujan batu dan ditenggelamkan dalam bumi. Allah berfirman, “Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?…” sampai firmanNya “Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu” (QS. Al A’raf 80-84).

Kisah Luth dan kaumnya dapat disimak dalam QS. Al A’raf 80-84, Hud 69-83, Al Hijr 51-77, Asy Syu’ara’ 160-175, An Naml 54-58, Al Ankabut 28-35, Ash Shafat 133-138, Adz Dzariyat 31-37, dan Al Qamar 33-40.

Nabi Isma’il

Isma’il ‘alaihis salam adalah anak dari Nabi Ibrahim dari istrinya yang bernama Hajar. Allah memerintahkan Ibrahim menempatkan Hajar dan bayinya Isma’il di lembah Mekah yang saat itu tandus, tidak berpohonan dan tidak berpenghuni. Allah juga menguji Ibrahim untuk menyembelih Isma’il yang kemudian darinya disyariatkan ibadah Kurban. Allah berfirman dalam surat Ash Shaffat 102: “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar…” sampai ayat ke-107 “Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”

Isma’il juga yang membantu Ibrahim membangun Ka’bah. Allah berfirman, “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail” (QS. Al Baqarah 127). Diantara ayat lainnya yang berkaitan dengan Nabi Isma’il adalah QS. Maryam 54-55, Shad 45-47, Al Anbiya’ 85-86, An Nisa 163, Al Baqarah 136 dan lainnya.

Nabi Ishaq

Isma’il ‘alaihis salam adalah anak Nabi Ibrahim dari istrinya yang bernama Sarah yang awalnya mandul sekian lama. Allah berfirman, “Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh. Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. Dan diantara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang Zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata” (QS. Ash Shaaffat 112-113). Lihat juga QS. Hud 69-73, Al Hijr 51-56, dan Adz Dzariyat 24-30.

Nabi Ya’qub

Ya’qub adalah anak dari Ishaq bin Ibrahim –alaihimussalam-. Beliau adalah ayah dari Nabi Yusuf. Allah kisahkan Ya’qub bersama anaknya tersebut dalam surat Yusuf. Ya’qub juga dikenal sebagai Isra’il yang mana kepadanya dinisbatkan Bani Isra’il. Beliau adalah orang yang sabar dan Allah beri ilmu. Allah berfirman, “Dan tatkala mereka masuk menurut yang diperintahkan ayah mereka, maka (cara yang mereka lakukan itu) tiadalah melepaskan mereka sedikitpun dari takdir Allah, akan tetapi itu hanya suatu keinginan pada diri Ya’qub yang telah ditetapkannya. Dan sesungguhnya dia mempunyai pengetahuan, karena Kami telah mengajarkan kepadanya. Akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui” (QS. Yusuf 86).

Nabi Yusuf

Yusuf adalah anak dari Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim –alaihimus salam-. Berbeda dengan kisah Nabi-Nabi yang lainnya, Allah ceritakan kisah Nabi Yusuf dalam satu surat penuh yaitu surat Yusuf. Kisah kehidupan Nabi Yusuf ini adalah diantara kisah terbaik yang Allah ceritakan. Allah berfirman, “Alif, laam, raa. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al Qur’an) yang nyata (dari Allah)(1). Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya (2). Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Qur’an ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan) nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui (3). (Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: “Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku (4)…” sampai akhir surat Allah kisahkan tentang kehidupan Nabi Yusuf, saudara-saudaranya, ayahnya dan lainnya. Nabi Yusuf juga diuji dengan dibuang ke sumur, dijual sebagai budak, digoda wanita, bahkan dipenjara dan sampai akhirnya Allah memuliakannya dan mempertemukan kembali dengan keluarganya.

Nabi Ayyub

Ayyub ‘alaihis salam seorang nabi yang dikenal dengan kesabarannya. Awalnya beliau penuh kelapangan kemudian Allah uji dengan diambil hartanya, anak-anak dan keluarganya. Beliau juga ditimpa dengan berbagai penyakit. Beliau pun bersabar dan banyak berdzikir, akhirnya Allah sembuhkan dan kembalikan kenikmatan-kenikmatan tersebut.  Allah berfirman, “Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang. Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah” (QS. Al Anbiya’ 83-84). Lihat juga QS. Shad 41-44.

Nabi Dzulkifli

Menurut pendapat yang masyhur bahwa Dzulkifli ‘alaihis salam termasuk nabi. Allah sebut namanya bersama para nabi. Allah berfirman dalam surat Al Anbiya’ 85: “Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar.” Lihat juga dalam surat Shad 45-48.

Nabi Yunus

Allah kisahkan dalam al Qur’an tentang Nabi Yunus ‘alaihis salam dan kaumnya diantaranya dalam surat Yunus 98, Al Anbiya’ 87-88, Ash Shaffat 139-148, dan Al Qalam 48-50. Setelah sebelumnya mendustakan dakwah Nabi Yunus dan ditimpa adzab, kaumnya kemudian bertaubat dan beriman. Nabi Yunus sendiri sebelumnya sempat meninggalkan mereka dan kemudian ditelan ikan paus. Allah kemudian selamatkan beliau.

Dalam surat Al Anbiya’ 87-88 Allah berfirman: “Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap : “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim. Maka Kami telah memperkenankan do’anya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.”

Nabi Syu’aib dan kaum Madyan

Syu’aib ‘alaihis salam diutus untuk penduduk Madyan. Syu’aib mendakwahi mereka untuk beribadah kepada Allah semata, menyempurnakan timbangan dan jangan membuat kerusakan di muka bumi. Allah berfirman, “Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syu’aib. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman“. Kisah Nabi Syu’aib dan penduduk Madyan dapat disimak dalam QS. Al A’raf 85-93,Hud 83-95, dan Asy Syu’ara’ 176-191. Karena mendustakan Rasul maka kaum Madyan pun dibinasakan dengan suara menggelegar dan juga gempa bumi sebagaimana kaum Tsamud.

Nabi Musa Kalimurrahman

Musa ‘alaihis salam termasuk keturunan Israil (Ya’qub). Di banyak tempat dalam Al Qur’an Allah kisahkan tentang Musa ‘alaihis salam dan bani Israil. Bahkan sebagian ulama mengatakan Al Qur’an penuh dengan kisah Musa dan bani Israil. Diantaranya dalam surat Al Qashash Allah ceritakan mulai dari awal sampai hampir akhir surat tersebut: “Thaa Siin Miim (1). Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al Qur’an) yang nyata (dari Allah)(2). Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir’aun dengan benar untuk orang-orang yang beriman (3)…” dan seterusnya.  Mulai dari awal kisah ketika masih bayi Musa dihanyutkan ke sungai kemudian diasuh istri Fir’aun (QS. Al Qashash 7-13), kisah Musa keluar dari Mesir kemudian bertemu Nabi Syu’aib (QS. Al Qashash 14-28), diangkat menjadi Nabi dan kembali ke Mesir mendakwahi Fir’aun dan kaumnya (29-42). Termasuk juga kisah kisah Qorun (QS. AL Qashash 76-83) dan lainnya.

Allah juga kisahkan tentang Musa dan Bani Israil selamat menyeberangi laut sedang Fir’aun dan bala tentaranya yang mengejar mereka ditenggelamkan (Lihat QS. Yunus 90-92, Asy Syu’ara’ 52-68, dan Adh Dhukhan 17-33), kisah Bani Israil memasuki baitul maqdis (QS. Al Maidah 20-26, Al Baqarah 40-66), penyembelihan sapi betina (Al Baqarah 67-74), kisah Musa belajar pada Khidhir (QS. Al Kahfi 60-82), dan lainnya.

Nabi Harun

Harun ‘alaihis salam adalah saudara Musa. Beliau menyertai musa dalam dakwahnya kepada Fir’aun dan juga dalam membimbing bani Isra’il. Allah berfirman: “Dan Kami telah menganugerahkan kepadanya sebagian rahmat Kami, yaitu saudaranya, Harun menjadi seorang nabi.” (QS. Maryam: 53)

Nabi Ilyas

Ilyas ‘alaihis salam termasuk salah satu Nabi Bani Israil. Allah kisahkan tentangnya setelah kisah Musa dan Harun: “Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul-rasul…” sampai firmanNya “Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman” (QS. Ash Shaffat: 123-132).

Nabi Ilyasa’

Allah sebutkan Ilyasa’ bersama Nabi yang lainnya. Allah berfirman: “Dan Ismail, Alyasa’, Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya)” (QS. Al An’am: 86). Lihat juga QS. Shad 48.

Nabi Daud

Daud ‘alaihis salam adalah satu satu Nabi sekaligus raja Bani Israil. Beliau memiliki banyak keutamaan. Diantaranya sebagaimana Allah firmankan: “Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami. (Kami berfirman): “Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud”, dan Kami telah melunakkan besi untuknya, (yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan” (QS. Saba’ 10-11). Lihat juga beberapa ayat lainnya yang berkaitan dengan Nabi Daud: QS. Al Baqarah 251, Al Anbiya’ 79-80, Shad 17-29.

Nabi Sulaiman

Sulaiman adalah anak dari Nabi Daud ’alaihimassalam. Beliau juga seorang nabi sekaligus raja setelah Daud. Allah berfirman: “Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: “Hai Manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu kurnia yang nyata“. (An Naml: 16). Kerajaan Sulaiman sangat luas dan kuat. Tentaranya terdiri dari manusia, jin dan burung. Beliau juga diberi karunia menundukkan angin untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Lihat kisah tentang beliau dalam surat An Naml 15-44, Shad 30-40, Al Anbiya’ 78-82, Saba’: 10-14.

Dan 23. Nabi Zakariya dan Yahya

Zakariya dan anaknya, Yahya, ‘alaihmassalam adalah diantara nabi Bani Israil. Allah kisahkan mereka berdua secara bersama-sama dalam beberapa tempat dalam Al Qur’an, diantaranya QS. Ali Imran 37-41, Maryam 1-15 dan Al Anbiya’ 89-90. Dalam surat Maryam 1-15 Allah kisahkan tentang Nabi Zakariya dan Yahya sebelum kisah Maryam, Nabi Isa dan nabi yang lainnya: “Kaaf Haa Yaa ‘Ain Shaad. (Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria,…” dan seterusnya. Nabi Zakariya adalah yang mengampu Maryam (ibu Nabi Isa).

Nabi Isa ibnu Maryam

Isa ‘alaihis salam adalah nabi yang terakhir sebelum nabi Muhammad. Dengan takdir Allah, dia dilahirkan oleh Maryam binti Imran tanpa seorang ayah. Dalam Al Qur’an Allah banyak menurunkan ayat yang berisi bantahan tentang keyakinan-keyakinan yang salah terhadap Isa seperti keyakinan bahwa dia adalah anak Allah atau sebagai Tuhan. Diantaranya dalam surat Ali Imran Allah turunkan sekitar 83 ayat yang berkaitan dengan Isa ibnu Maryam dan bantahan-bantahan terhadap ahli kitab.  Allah juga jelaskan secara lebih terperinci tentang proses kelahiran Isa dalam surat Maryam (lihat ayat ke 16-37). Allah juga kisahkan tentang pengikut-pengikutnya yang setia (hawariyun), kisah hidangan makanan (QS. Al Ma’idah 112-115), dan Isa diangkat ke langit (QS. Ali Imran 54-55, Nisa’ 155-159).

Isa ibnu Maryam adalah seorang hamba dan nabi, bukan tuhan sebagaimana dikatakan orang-orang nashrani. Allah berfirman, “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu”. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (QS. Al Ma’idah: 72)

Nabi Muhammad penutup para Nabi

Nabi Muhammad adalah penutup risalah para nabi dan rosul. Tidak ada lagi nabi setelah beliau. Allah berfirman,”Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS. Al Ahzab: 40). Kitab yang diturunkan kepada beliau, Al Qur’an, adalah pembenar sekaligus penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya. Allah berfirman, “Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu. maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan…” (QS. Al Ma’idah: 48).

Sumber : Kitab Qishashul Anbiya’ karya Ibnu Katsir rahimahullah. Abu Zakariya Sutrisno. Riyadh, 29/11/1438H.
close