Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Syaikhona Kholil Dan Anak Pencandu Gula


Pesan untuk para pendidik (Kisah Syaikhona Kholil Dan Anak Pencandu Gula)

Suatu hari seorang bapak sowan ke kediaman Syaikhona Kholil Bangkalan dengan membawa anaknya yang masih kecil. .

“Kyai.. anak saya ini punya kebiasaan buruk, setiap hari dia makan gula dan manisan diluar batas kewajaran. Sudah saya nasehati berkali-kali tapi tak ada hasil, saya takut anak saya ini akan terkena banyak penyakit karena kebiasaannya ini. Jadi saya datang kesini dengan maksut meminta doa atau amalan yang bisa merubah kebiasaan buruk anak saya ini“ curhat sang bapak kepada Syaikhona.

Alih-alih mendoakan dan memberi amalan, Syaikhona justru bertanya balik :

“Pak sampean tiap harinya minum teh atau kopi ?“

“Iya kyai.. “

“Sampean kalo minum teh atau kopi dicampur gula atau tidak ?“

“Iya kyai.. “ .

“Hmmm ya sudah.. sekarang pulanglah.. seminggu lagi kembali lagi kesini “

Seminggu kemudian bapak itu sowan lagi membawa anaknya sesuai perintah Syaikhona. Sesampainya disana Syaikhona menasehati sang anak :

“Nak.. berhenti makan gula ya..“

Masyallah tabarakallah.. mulai saat itu si anak berhenti total mengkonsumsi permen dan manisan. Sang bapak tentu senang bukan main, tapi ia masih bertanya-tanya : “Jika memang Syaikhona Kholil adalah seorang wali besar yang doanya mustajab dan ucapannya di dengar, mengapa beliau masih meminta waktu seminggu? Mengapa beliau tidak langsung menasehati anaknya saat itu juga ?“ 

Ia akhirnya sowan lagi ke kediaman Syaikhona untuk berterima kasih sekaligus menghilangkan rasa penasarannya. .

“Kyai.. Alhamdulilah anak saya sekarang sudah berhenti mengkonsumsi manisan. Tapi mohon maaf kyai.. mengapa kyai masih meminta waktu satu minggu ?“ 

“Begini pak..“ Jawab Syaikhona. “Sampean ini menasehati anaknya untuk berhenti makan gula, sedangkan sampean sendiri setiap hari minum teh atau kopi itu di campur gula kan? Maka dari itu nasehat sampean tidak bermanfaat karena bapak memerintahkan sesuatu yang bapak sendiri tidak melakukannya.. sedangkan saya ketika ingin menasehati anak sampean untuk berhenti makan gula saya merasa tidak pantas, akhirnya saya meminta waktu satu minggu, dalam waktu itu saya berpuasa tidak makan gula“

Siidil Habib Umar seringkali menekankan bahwa jika kita ingin menyebarkan suatu kebaikan maka wujudkanlah kebaikan itu dalam diri kita terlebih dahulu, beliau pernah berpesan kepada para muridnya.

“Jika kalian ingin melihat sunnah-sunnah Rasulullah Saw tersebar diseluruh penjuru bumi maka wujudkanlah sunnah-sunnah itu diantara kalian terlebih dahulu..“

رب فانفعنا ببركتهم * و اهدنا الحسنى بحرمتهم * و أمتنا في طريقتهم * و معافاة من الفتن 

[Ismael Amin Kholil]
close