Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Umar Bin Abdul Aziz Memecat Gubenur Yang Baru Dilantiknya


KompasNusantara - Suatu ketika seseorang memberitahukan kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz bahwa gubernur suatu wilayah yang baru dilantiknya pernah memegang jabatan pada pemerintahan Hajaj bin Yusuf. Saat itu juga Umar mengeluarkan perintah untuk memecat gubernur tersebut.

Mengetahui dirinya dipecat, gubernur tersebut membela diri, “Saya memang pernah bekerja pada pemerintahan Hajaj, tetapi tidak lama.”

Umar menanggapi pembelaan orang tersebut dengan berkata, “Pergaulanmu dengannya meskipun hanya sehari atau kurang dari sehari sudah cukup menjadikanmu orang yang buruk.”

Umar tetap teguh pada pendiriannya untuk memecat orang tersebut. Siapakah Hajar bin Yusuf sebenarnya? Mengapa reputasinya begitu buruk di mata Umar?

Ternyata Hajar bin Yusuf adalah gubernur zalim yang membunuh para ulama termasuk putra Asma’ binti Abu Bakar, yaitu Abdullah bin Zubair.

Oleh karena itu, Umar menilai bahwa orang-orang yang bekerja sama atau pernah bekerja sama dengan gubernur zalim itu tidak lebih baik darinya.

Rasulullah Saw. bersabda, “Perumpamaan orang yang bergaul dengan orang saleh adalah seperti orang yang duduk dengan penjual minyak wangi. Walaupun ia tidak mendapatkan minyak wangi, dia akan mendapatkan keharumannya. Sebaliknya, perumpamaan orang yang bergaul dengan orang jahat adalah seperti orang yang duduk dengan pandai besi. Walaupun dia tidak terkena percikan api, dia pasti akan terkena asapnya.” [HR. Bukhari]

Semoga bermanfaat

Sampaikanlah ilmu ini kepada orang lain. Semoga mempermudah urusanmu di Dunia Akhirat dan Memberatkan timbangan Amal baikmu di Yaumul Mizan.

Riwayat dari Rasulullulah saw. mengatakan:

من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه

“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (H.R. Muslim no. 1893).

Kita menghindari kesia-siaan. Penting untuk menyampaikan kebaikan, namun tidak kalah pentingnya juga untuk memperhatikan cara yang baik dalam menyampaikan kebaikan. Kebaikan harus tersampaikan dengan baik, agar pesannya tidak hilang dalam hiruk-pikuk kehidupan.

Wallahu a’lam bis-shawab.


close