Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

SERANGAN UDARA AS DIPERKIRAKAN MEMBUNUH 48.000 WARGA SIPIL SEJAK 2001

"SERANGAN UDARA AS DIPERKIRAKAN MEMBUNUH 48.000 WARGA SIPIL SEJAK 2001"

Serangan drone dan udara AS telah menewaskan lebih dari 22.000 warga sipil yang kemungkinan sebanyak 48.000 orang di seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara sejak serangan 9/11 pada 2001, menurut Airwars.

Berdasarkan klaim militer AS sendiri bahwa mereka melakukan hampir 100.000 serangan udara (termasuk drone) sejak 2001. Hal ini menunjukkan bahwa setidaknya 22.679 warga sipil tewas dalam serangan AS di berbagai tempat yang terdiri dari perang melawan teror: Afghanistan, Irak, Suriah , Somalia, Libya, Yaman dan Pakistan.

“AS telah mengumumkan minimal 93.527 serangan udara selama 20 tahun. Puncaknya adalah dengan invasi ke Irak pada tahun 2003, ketika AS mengumumkan 18.695 serangan mendadak,” kata laporan itu.

Sementara perkiraan minimum Airwars menyebutkan jumlah korban tewas selama dua dekade sekitar 22.679 orang, namun angka sebenarnya "berpotensi mencapai 48.308 orang" tambahnya.

Dijuluki "perang selamanya", konflik itu tidak dibatasi dengan jelas dan tersebar dalam tiga kategori besar: invasi dan pendudukan penuh ke Afghanistan (2001-2021) dan Irak (2003-2009); kampanye pengeboman besar-besaran terhadap Daesh (ISIS) di Irak (2014-2021), Suriah (2014-2021), dan Libya (2016); kampanye drone dan serangan udara yang ditargetkan terhadap kelompok militan dan teror di Somalia (2007-2021), Yaman 2002-2021, Pakistan (2004-2018), dan Libya (2014-2019).

Tahun paling mematikan bagi warga sipil adalah tahun 2003, ketika minimal 5.529 kematian dilaporkan saat invasi ke Irak. Paling mematikan berikutnya adalah tahun 2017, ketika setidaknya 4.931 warga sipil kemungkinan tewas, mayoritas dari pemboman koalisi AS di Irak dan Suriah.

Menurut Brown University secara total, perang global AS melawan teror telah merenggut antara 897.000-929.000 nyawa dan menelan biaya $8 triliun, menurut penelitian tersebut.

Militer AS, dari CENTCOM hingga Departemen Pertahanan, tidak memberikan perkiraan resmi tentang kematian warga sipil dan mereka juga tidak mempublikasikan temuan tersebut. Airwars mengutip datanya dari sumber-sumber seperti Misi Bantuan PBB di Afghanistan, Biro Jurnalisme Investigasi, LSM Penghitung Badan Irak dan The Nation.

Sumber : TRT World


close