Penemuan Makam Tutankhamun, di Antara Misteri dan Harta Karun
KompasNusantara - Wajah penguasa Mesir kuno paling terkenal, Tutankhamun, dipamerkan untuk umum pertama kalinya. Kalangan arkeolog mengambil mumi itu dari sarkofagus dan menyimpannya di sebuah peti dengan pengaturan suhu di makamnya, di Lembah Para Raja Luxor.
Peristiwa itu terjadi 95 tahun setelah makam Firaun ditemukan oleh petualang Inggris, Howard Carter. Sampai sekarang, hanya 50 orang yang pernah melihat wajah raja yang meninggal lebih dari 3.000 tahun lalu. Saat para pakar mengangkat Tutankhamun dari peti jenazahnya, mereka menyingkirkan kain putih yang menutupi, dan muncullah wajah berwarna hitam dan tubuhnya.
Langkah itu dilakukan sebagai bagian dari cara melindungi jenazah. Arkeolog menyatakan, jenazah itu terancam karena panas dan kelembapan di dalam makam, karena sejumlah besar turis yang berkunjung setiap tahun.
"Tutankhamun memiliki keajaiban dan misteri, karena itu orang dari seluruh dunia datang ke Mesir untuk melihat apa yang dilakukan untuk melindunginya, dan semuanya saya yakin datang untuk menyaksikan," ujar Kepala Bidang Peninggalan Mesir, Zahi Hawass, sebelum jenazah Tutankhamun dipindahkan.
Tutankhamun berkuasa di Mesir dari 1333 sampai 1324 SM, dan diyakini naik tahta dalam usia sekitar 9 tahun. Meskipun semasa hidupnya tidak memiliki sejarah yang menentukan, kematian Tutankhamun mendapat perhatian dunia karena makamnya dalam kedaan utuh ketika dibuka oleh Carter tahun 1922.
Makamnya berisi harta karun emas dan kayu hitam indah yang dianggap mewah, ketika Carter melihat ke dalam makam itu. Ditanya apa yang dia saksikan, jawabannya, "Ya, sesuatu yang mengagumkan."
Penyebab kematian
Karya agung makam itu adalah jenazah firaun yang dibuat mumi, ditutupi jimat dan perhiasan, serta mengenakan topeng emas. Dalam upaya mengambil harta karun itu, Carter dan timnya memotong jenazah dalam beberapa bagian, memenggal lengan dan kepalanya, dan menggunakan pisau panas untuk menyingkirkan topeng emas yang direkat ke wajah Tutankhamun dengan proses pembalseman.
Tahun 2005, kalangan ilmuwan merekontruksi Tutankhamun. Tubuhnya direkonstruksi dan dikembalikan ke sarkofagus aslinya. Kemudian pernah dibawa keluar untuk pengujian sinar X tiga kali, dalam beberapa tahun berikutnya.
Harta karun yang diambil memikat dunia dan menarik jutaan orang datang ke Lembah Para Raja.
Ketika tubuhnya diperiksa sinar X pada tahun 1968, terdapat patahan tulang di tengkoraknya yang mendorong spekulasi bahwa dia dibunuh dengan pukulan. Sejumlah sejarawan berpendapat bahwa dia dibunuh karena berupaya mengembalikan politeisme setelah menggantikan Akhenaten, yang meninggalkan dewa-dewa emas Mesir untuk monoteisme.
Namun pemeriksaan scan jenazahnya pada tahun 2005 membuat para peneliti menyatakan dia tidak dibunuh, dan mungkin meninggal karena komplikasi tulang kaki yang retak.
Kepala bidang peninggalan Mesir, Zahi Hawass, mengatakan penelitian menunjukkan raja bocah ini meninggal setelah luka karena infeksi, meskipun tidak semua tim setuju dengan diagnosa itu. Yang jelas, semua menolak dugaan pembunuhan.
BACA JUGA : Sejarah Kapal Pinisi Yang Mendunia