Kisah Ibnu Mas'ud dan Abu Jahal yang Sombong
KompasNusantara - Di antara ciri dan tanda kesombongan adalah suka bercerita tentang kemuliaan dirinya, meninggi-ninggikan diri dan membanggakan diri. Demikian kata Syarifah Ustazah Halimah Alaydrus menukil kalam Imam Abdullah bin Alwi Al-Haddad dalam Kitab An-Nashaih Ad-Diniyyah.
Dikisahkan, saat periode dakwah Islamiyah di Makkah, Al-Qur'an belum diperdengarkan ke muka umum. Nabi Muhammad SAW dan para sahabat hanya mengajarkan dan memperdengarkan kalam Ilahi di internal sahabat, itu pun sembunyi-sembunyi.
Kaum kafir Quraisy Makkah kala itu memang sangat membenci dakwah Islam yang dibawa Rasulullah SAW . Namun, Nabi dan para sahabat tetap berdakwah. Kemudian muncullah ide agar Al-Qur'an dibacakan di depan umum supaya banyak yang masuk Islam.
Ketika ditanya, siapa yang berani melakukannya? Sayyidina Ibnu Mas'ud radhiallahu 'anhu (RA) menawarkan diri dan berkata, "Saya Berani". Para Sahabat saat itu tidak mengizinkan Ibnu Mas'ud karena memiliki tubuh kecil dan pendek. Bukan bermaksud melemahkan para sahabat, dalam riwayat beliau disebut bertubuh pendek dan kecil dibanding sahabat-sahabat yang tinggi besar. Ada yang menyebut tubuh beliau kurus. Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Mas'ud bin Ghafil.
Meskipun bertubuh kecil, Ibnu Mas'ud dikenal sebagai ahli Qur'an. Keindahan suaranya melantunkan Al-Qur'an pernah dipuji Rasulullah SAW . Beliau SAW berkata, "Kalau kalian ingin membaca Al-Qur'an, bacalah dengan bacaannya Ibnu Mas'ud."
Suaranya yang merdu membuat Nabi Muhammad SAW senang. Para sahabat akhirnya mempersilakan Ibnu Mas'ud membacakan Al-Qur'an di depan umum. Harapannya dengan lantunan Al-Qur'an yang indah di muka umum, orang-orang akan masuk Islam.
Untuk diketahui, kisah masuk Islamnya Ibnu Mas'ud bermula ketika ia mengembala kambing. Saat itu Nabi datang meminta susu dari kambingnya. Ibnu Mas'ud berkata kalau kambingnya kurus-kurus dan tidak punya susu. Kemudian Nabi SAW memegang kambingnya yang paling kurus sambil minta mangkok. Lalu beliau SAW mengucapkan "Bismillaahirrahmaanirrahiim".
Ibnu Mas'ud pun kaget ketika kambingnya mengeluarkan susu. Akhirnya ia memeluk Islam dan kemudian mempelajari ilmu Al-Qur'an . Inilah salah satu mukjizat Nabi SAW. Ibnu Mas'ud dikenal sebagai pembawa sandal dan siwak Nabi serta barang-barang Nabi lainnya. Kedudukannya begitu dekat di sisi Nabi Muhammad SAW.
Ketika Ibnu Mas'ud membaca Al-Qur'an di depan umum. Orang-orang kafir Quraisy Mekkah berkumpul di dekat Ka'bah. Kaum Quraisy berkata: "Siapa itu?" Dari kejauhan, Abu Jahal datang mendekati Ibnu Mas'ud. Dia seakan-akan terhipnotis dengan bacaan Al-Qur'an yang dilantunkan Ibnu Mas'ud.
Ketika Abu Jahal datang ia berujar, "Ah Ibnu Mas'ud rupanya". Dari kejauhan Ibnu Mas'ud melihat Abu Jahal dan Beliau tetap membaca Al-Qur'an . Ketika Abu Jahal mendekat, Ibnu Mas'ud tetap melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an yang agung.
Abu Jahal kemudian berdehem. Namun tidak menyurutkan semangat Ibnu Mas'ud untuk melantunkan Al-Qur'an . Kemudian Abu Jahal mendekat dan mengarahkan mukanya ke muka Ibnu Mas'ud. Saat situasi demikian, Ibnu Mas'ud tetap melantunkan Al-Qur'an.
Hal itu membuat Abu Jahal kesal. Kemudian Abu Jahal menggenggam tangan Ibnu Mas'ud dan Ibnu Mas'ud tetap bertahan melantunkan Al-Qur'an. Lalu Abu Jahal memukul kepala Ibnu Mas'ud. Darah pun mengalir dari telinga beliau. Setelah itu, Ibnu Mas'ud berdiri dan pulang ke Daarul Arkah (rumah tempat berkumpulnya para sahabat).
"Bagaimana wahai Ibnu Mas'ud. Kenapa darah mengalir di telingamu?" tanya para Sahabat. Ibnu Mas'ud menjawab: "Saya dipukul Abu Jahal." Kemudian Nabi Muhammad SAW datang dan bertanya, "Bagaimana kabarmu Ibnu Mas'ud? Kamu kenapa?"
"Alhamdulillah Ya Rasulullah, saya masih punya telinga yang masih bagus. Kalau engkau izinkan saya akan mengulanginya besok hari tidak mengapa," kata jawab Ibnu Mas'ud.
Begitulah kecintaan sahabat kepada Nabi hingga mengalahkan segalanya. Apapun akan dilakukan untuk orang yang dicinta. Orang akan berkorban demi orang yang dicintainya.
Kemudian Rasulullah SAW berkata, "Nanti akan datang Ibnu Mas'ud kamu akan bisa melakukan apa yang dilakukan Abu Jahal terhadapmu". Padahal itu sesuatu yang tidak masuk akal. Sebab, Ibnu Mas'ud adalah seorang budak yang kecil, sedangkan Abu Jahal orang besar dan paling terpandang di Makkah. Namun, apa pun yang disampaikan Nabi adalah benar, begitu juga janji beliau adalah janjinya Allah Ta'ala.
Kematian Abu Jahal di Perang Badar
Ketika perang Badar, semua orang menyerang Abu Jahal. Tokoh Quraisy lainnya Abu Lahab kala itu sudah meninggal duluan, karena menderita penyakit menular yang menghinakan hingga jasadnya didorong pakai sekop agar masuk ke dalam lubang.
Pada perang Badar, Abu Jahal diserang hingga luka-luka dan darahnya berceceran di mana-mana. Dia pun tersungkur ke tanah. Ketika itu Nabi Muhammad SAW memanggil Ibnu Mas'ud. Lalu Ibnu Mas'ud berdiri di tengah tubuh Abu Jahal yang dipenuhi luka-luka.
Saat Ibnu Mas'ud mengangkat pedangnya, Abu Jahal memberi isyarat dengan matanya seperti ingin mengucapkan sesuatu. Kemudian Ibnu Mas'ud menahan pedangnya dan telinganya didekatkan karena Sahabat masih berhusnudzan kepada Abu Jahal berharap ia mengucapkan syahadat.
"Sampaikan salamku kepada temanmu, bilang ke dia saya musuh dia dunia akhirat," begitulah kalimat yang keluar dari mulut Abu Jahal. Dia tetap menyombongkan diri padahal kondisi sudah kritis dan tak berdaya.
Mendengar ucapan Abu Jahal itu, Ibnu Nas'ud mengangkat pedangnya dan menebas batang leher Abu Jahal yang sombong. Nabi SAW bertanya, "Apa yang diucapkannya". Ibnu Mas'ud menjawab: "Dia katakan dia musuh Nabi Muhammad SAW dunia dan akhirat." Na'udzubillah min dzalik.
Kemudian Rasulullah SAW berkata, "Sesungguhnya Fir'aun saya lebih keji, lebih sombong daripada Fir'aunnya Nabi Musa." Kesombongannya sampai-sampai tidak mau menyebut nama Nabi Muhammad SAW.
Kata Ustazah Halimah, kedengarannya Abu Jahal tidak mau menyebut nama Nabi Muhammad SAW. Padahal sebenarnya Allah Ta'ala lah yang tidak berkenan nama kekasihnya disebut oleh Abu Jahal yang sombong.
"Tidak ada orang yang lebih sombong, lebih jahat dan lebih keras hatinya dari Abu Jahal. Berbeda dengan anaknya bernama Ikhrimah Abu Jahal, seorang yang saleh," kata Ustazah Halimah. Cinta Ikhrimah terhadap Al-Qur'an luar biasa. Pernah suatu hari Ikhrimah melihat ada Al-Qur'an mau jatuh sampai beliau lari dan bilang "Kalam Rabbi".
Demikian sepenggal kisah Ibnu Mas'ud sang ahli Qur'an dan Abu Jahal yang sombong. Semoga Allah menjauhkan kita dari sifat sombong dan sifat buruk lainnya.