KISAH KAUM SHABI'IN yang Allah SWT Cantumkan Dalam Surat Al Baqarah Ayat 62
KompasNusantara - Siapakah Ash Shabi’in Itu?
“Siapakah ash shabi’in atau ash shabi’ah yang disebut dalam Al Qur’an itu?”. Pertanyaan ini pernah disampaikan kepada Syaikh Masyhur Hasan Salman hafizhahullah, beliau menjelaskan:
Ash Shabi’ah adalah salah satu agama samawiyah. Allah menyebutnya bersama agama-agama yang lain, Ia berfirman dalam surat Al Hajj,
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالصَّابِئِينَ وَالنَّصَارَى وَالْمَجُوسَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا إِنَّ اللَّهَ يَفْصِلُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabi’iin, orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat.” (QS. Al Hajj: 17)
Ash Shabi’ah dikatakan oleh sebagian ulama bahwa mereka menerapkan amalan-amalan agama Majusi. Sedangkan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda tentang Majusi:
سنوا بهم سنة أهل الكتاب
“Mereka mengambil jalan hidup sebagaimana jalan hidupnya Ahlul Kitab”
Sebagaimana dalam hadits Abdurrahman bin ‘Auf radhiallahu’anhu. Dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ketika membantah ahlul mantiq beliau berkata: “Ash Shabi’ah itu ada bermacam-macam aliran, diantara mereka ada yang gemar mengubah-ubah dan mengganti ajaran agama”.
Agama Ash Shabi’ah meyakini kenabian Yahya ‘alaihissalam. Namun diantara penganut Ash Shabi’ah ada firqah yang genar mengubah-ubah dan mengganti ajaran agama. Mereka juga musyrik dalam aqidahnya. Mereka mengagungkan bintang-bintang. Mereka ini ada di masa sekarang di pinggiran Irak dan di Iran, mereka dikenal dengan Shabi’ah Batha’ih. Diantara mereka ada yang juga yang menyembah Malaikat, mereka berdoa kepada bintang-bintang dan benda langit. Mereka juga mengagungkan arah Kutub Utara.
Merek memiliki kitab suci yang disebut الكنزارية (Al Kanzariyah), yang mereka yakini sebagai suhuf Nabi Adam. Di dalam kitab tersebut banyak sekali kisah-kisah palsu mengenai pembentukan alam semesta, juga terdapat doa-doa dan cerita-cerita. Kitab ini terdapat manuskrip yang tertulis secara utuh yang disimpan di museum Irak. Dan pernah dicetak di Leipziq di Jerman Barat pada tahun 1867M. Dan sebelumnya pernah dicetak di cetak di Kopenhagen, Denmark pada tahun 1815M. Mereka juga memiliki kitab دراشا أديهيا (Drasyaa Ad yahya), yaitu maksudnya pelajaran-pelajaran Nabi Yahya. Mereka juga memiliki kitab قماها ديقهل زيووا (Qamaha Diqhul Ziwu) yang berisi 200 baris yang mereka yakini bahwa orang yang membawanya tidak mempan peluru dan senjata tajam, semisal dengan jimat atau jampi-jampi perlindungan.
Mereka meyakini ilah (sesembahan) itu esa, namun mereka juga meyakini ada 300 makhluk yang bukan Malaikat, bukan jin dan bukan manusia yang di bentuk oleh ilah mereka. Setiap makhluk tersebut memiliki kekhususan tersendiri. Ada yang hanya muncul di malam hari, ada yang di malam hari, ada yang berada di Matahari, dst. Dan makhluk-makhluk ini bisa menciptakan anak dan istri dengan cukup menyebutnya. Inilah khufarat dan penyembahan berhala yang ada pada mereka.
Ash Shabi’ah memiliki tiga waktu shalat, yaitu sebelum matahari terbit, ketika zawal (matahari mulai condong di tengah hari), dan ketika matahari terbenam. Mereka tidak puasa dan tidak pernah mengenal ibadah puasa. Mereka juga tidak mengimani adanya surga dan neraka. Mereka juga meyakini reinkarnasi. Menurut mereka, orang yang ruhnya baik akan bereinkarnasi menjadi orang yang lebih baik setelahnya. Sedangkan orang yang ruhnya buruk akan bereinkarnasi menjadi babi dan anjing.
Kesimpulannya, Ash Shabi’ah adalah firqah yang masih ada di masa sekarang, dan mereka itu kafir dan di luar Islam. Diantara Ash Shabi’ah memang ada yang aqidahnya muwahhid (menyembah Rabb yang esa), dan sebagaian lain ada yang memang asal aqidahnya adalah watsaniyyah (penyembahan berhala). Namun yang masih ada sekarang adalah yang watsaniyyah, dan tidak berlaku hukum-hukum ahlul Kitab pada mereka, yaitu semisal bolehnya menikahi wanita ahlul Kitab dan memakan sembelihan ahlul Kitab.
Wallahu a’lam.