Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Syekh beribadah 400 Tahun Dalam Batu Besar dimasa Nabi Isa AS


KompasNusantara - Kisah Syekh beribadah 400 Tahun Dalam Batu Besar dimasa Nabi Isa AS. Inilah beberapa kisah menakjubkan yang terjadi di bulan Sya’ban. Dikisahkan dalam kitab durrotun nashihin, bahwa dahulu Nabi Isa As pernah melakukan perjalanan. Lalu beliau melihat sebuah gunung yang menjulang tinggi.

Nabi isa As lantas beranjak pergi menuju gunung itu, setibanya di gunung, Nabi isa mendapati ada batu besar yang terletak di puncak gunung. Batu itu berwarna lebih putih dari pada susu. Nabi isa lantas mengitari batu itu dan kagum akan kecantikanya.

Allah SWT kemudian menururnkan wahyu kepada Nabi Isa As “Wahai isa, sukakah kau ku terangkan yang lebih mengagumkan lagi dari pada yang ini?” Nabi Isa menjawab “Ya”.

 Lalu tiba-tiba batu besar itu pecah, menakjubkanya lagi ternyata ada syekh/ orang tua yang tinggal didalam batu. Orang tua itu mengenakan pakaian jubah  dari bulu, menghadap tongkat, dan pada tangannya memegang buah anggur. Orang tua itu rupanya tengah berdiri bersembahyang.

Karena sangking kagumnya, bertanyalah Nabi Isa kepada orang tua itu “Wahai Syekh, apa yang sedang kulihat ini..?” Orang tua menjawab “Rizki ku untuk setiap harinya” “Sudah sejak berapa tahun kah anda beribadah didalam batu besar ini?” tanya Nabi Isa

“Sudah sejak empat ratus tahun” Jawab orang tua. Subhanallah, begitu menakjubkanya kakek tua itu, sebab selama 400 tahun ia mampu beribadah didalam batu besar itu. Dan urusan rezekinya sudah dicukupi Allah.

Kemudian nabi Isa As berdoa kepada Allah “ Wahai Tuhanku, apakah engkau menciptakan makhluk lain yang lebih utama dari pada (kakek) ini”. Allah lantas memberikan wahyu kepada Nabi Isa:

“Bahwasanya jikalau seseorang dari umat Muhammad mengalami bulan sya’ban, lalu dia melaksanakan sholat baro’ah pada malam pertengahan bulan itu, maka sungguh sholat itu lebih utama disisiku dari pada ibadahnya hamba-Ku ini selama 400 tahun” Nabi isa lalu berkata: “Andaikata aku termasuk umat Nabi Muhammad”.

Dilansir Dari: Kitab Durrotun nashihin
close