Kisah Iblis yang Selalu Datang Menggoda Nabi ZULKIFLI Alaihissalam
KompasNusantara - Meski berada dalam deretan 25 nabi, nama Zulkifli tak banyak disebut dalam Al-Qur’an kecuali dua kali saja. Kisahnya pun tak setenar nabi lain karena tak adanya mukjizat yang menghebohkan ataupun umat yang dilanda azab. Meski demikian, ada sebuah riwayat yang menyebutkan sebuah kisah kehidupan Nabi Zulkifli yang luar biasa. Kisah ini pun menjadi hikmah bagi muslimin agar meneladani sang nabi ‘Alaihissalam.
Kisah tersebut diriwayatkan Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim. Bahwasanya suatu hari, seorang raja mencari penerus tahta kerajaannya. Ia sudah sangat tua namun tak memiliki keturunan. “Wahai kiranya aku dapat mengangkat seseorang untuk memimpin manusia di masa hidupku agar aku melihat tindak tanduknya,” ujar sang raja mengkhawatirkan rakyatnya dipimpin oleh seorang yang bejat.
Sang raja lalu mengeluarkan titah, “Barang siapa yang mampu mengemban tiga tugas dariku, maka ia akan kuangkat sebagai pemimpin. Yakni berpuasa di siang hari, shalat di malam hari, dan tidak marah.”
Semua orang bisu, tak ada satu pun dari mereka yang sanggup menjalankan tiga tugas berat itu. Lalu muncul seseorang yang sering kali dianggap hina oleh manusia. Ia justru berani mengajukan diri kepada raja, “Saya!” ujarnya. Sang raja pun bertanya, “Apa kau sanggup berpuasa di siang hari, shalat di malam hari, dan menahan marah?” seorang itu menjawab mantap, “Ya.”
Kerumunan pun bubar. Keesokan harinya, sang raja mengumpulkan kembali rakyatnya untuk mencari penerus tahta. Ia mengajukan tiga syarat yang sama. Orang-orang pun masih terdiam kecuali seorang yang mengajukan diri kemarin. Ia kembali menyanggupi tugas sang raja dan mengajukan diri.
Namun sang raja masih ragu. Ia pun belum memutuskan dan kembali membubarkan warga. Namun keesokan harinya raja kembali muncul di hadapan rakyatnya. Demikian sekian hari momen yang sama terus berulang namun tetap saja tak ada yang sanggup melaksanakan tugas raja kecuali satu orang tersebut.
Akhirnya sang raja pun mengangkat orang itu sebagai pemimpin penerusnya. Ialah Zulkifli yang sanggup menjalankan tiga tugas berat raja, yakni berpuasa di siang hari, shalat di malam hari, dan tidak marah.
Dimulailah hari di mana Nabi Zulkifli menjalankan tiga tugas tersebut sekaligus tugas memimpin manusia. Bagi Zulkifli yang memiliki keimanan sekuat baja, segala tugas yang berat itu merupakan pekerjaan rutin yang mudah dilakukan. Ia tak pernah merasa berat dan justru senang melakukannya. Hingga kemudian iblis dengan usilnya menjalankan tipu daya agar Zulkifli gagal menjalankan tugasnya.
Kepada pasukannya, iblis berkata, “Kalian harus melakukan sesuatu untuk menggoda Zulkifli.” Pasukan syaithan pun berlomba-lomba menggoda sang nabi dengan beragam cara. Namun ternyata semuanya gagal dan merasa putus asa untuk menggoda Zulkifli. Karena semua pasukannya gagal, iblis pun turun tangan, “Biarlah aku yang menggodanya.”
Iblis ternyata memiliki tipu daya yang licik. Ia berubah wujud menjadi manusia tua lagi miskin, lalu datang mengetuk pintu rumah Zulkifli di siang hari. Saat itu, Zulkifli hendak istirahat siang karena setiap hari ia mengerjakan shalat saat malam dan puasa saat siang. Sang utusan Allah tak pernah tidur dan istirahat kecuali di waktu yang singkat saat siang hari.
Melihat seorang tua lagi miskin di depan rumahnya, Nabi Zulkifli pun bertanya, “Siapa Anda?” Iblis dalam wujud manusia itu pun menjawab, “Saya adalah orang tua yang terdzalimi.”
Nabi Zulkifli pun tak jadi istirahat dan memilih membukakan pintu untuk pak tua. Ia mendengarkan keluhan pria tua tersebut. Namun ternyata Iblis sengaja menghabiskan waktu istirahat Zulkifli karena berbicara sangat lama.
“Sesungguhnya antara aku dengan kaumku ada masalah. Mereka menzalimiku dan melakukan ini dan itu terhadapku.....” ucap iblis mengeluhkan masalah secara panjang lebar. Hingga waktu istirahat Nabi Zulkifli pun habis hanya untuk mendengarkan keluhan pak tua yang sebenarnya iblis itu.
Nabi Zulkifli pun berkata, “Saat sore, datanglah ke majelisku. Aku akan memberikan hakmu.” Namun saat sore, si kakek tua itu tak nampak. Nabi Zulkifli mencari-cari namun tak jua bertemu. Padahal saat sore itulah Zulkifli biasa memberikan keputusan dan keadilan untuk rakyatnya.
Keesokan harinya, saat Nabi Zulkifli hendak istirahat siang, pria tua itu datang lagi. Sebagai pemimpin, sang nabi tak bisa menolak keluhan rakyatnya. Zulkifli pun kembali membukakan pintu bagi si jelmaan iblis. “Bukankah sudah kukatakan kepadamu untuk datang ke majelisku saat aku memberikan keputusan?” ujar Zulkifli.
Iblis menjawab, “Sesungguhnya mereka adalah kaum yang paling buruk. Saat berada di majelismu, mereka akan berkata, ‘Ya, kami akan berikan hakmu’. Namun ketika engkau pergi, maka mereka akan mengingkarinya dan enggan memberikan hakku.”
Lagi-lagi iblis menghabiskan waktu istirahat Nabi Zulkifli dengan berkata panjang lebar. “Saat sore, datanglah ke majelisku. Aku akan memberikan hakmu,” ujar nabiyullah tetap dalam pendiriannya. Namun tetap saja si kakek tua tak pernah hadir di majelis sore. Sementara Nabi Zulkifli mulai merasakan kantuk yang berat dan lelah yang sangat karena tak pernah istirahat.
Demikian hari demi hari terus terjadi demikian hingga sang nabi tak tahan lagi menahan kantuk dan lelahnya. Ia pun meminta keluarganya agar menutup pintu rumah dan tak mengizinkan seorang pun menemuinya di waktu istirahat siang. “Jangan kalian mengizinkan seorang pun mendekati pintu ini. Sesungguhnya aku sangat mengantuk,” pesan sang nabi pada keluarganya.
Namun pria tua jelmaan iblis itu tetap datang dan memaksa masuk. “Aku telah datang kepadanya kemarin dan telah menyebutkan masalahku kepadanya,” ujarnya kepada keluarga Zulkifli.
“Tidak boleh. Demi Allah, ia telah menyuruh kami untuk tidak membiarkan seorang pun mendekatinya,” ujar keluarga Zulkifli tak membukakan pintu.
Namun iblis kemudian melihat sebuah lubang di dinding rumah Zulkifli. Ia pun masuk melalui lubang itu lalu mengetuk pintu kamar sang nabi. Nabi Zulkifli pun terbangun karena suara ketukan itu. “Wahai Fulan, bukankah aku sudah memintamu untuk datang sore saja di majelisku?” ujar sang nabi hampir saja marah karena lelah.
“Lihatlah dari mana aku datang!” ujar Pak Tua. Nabi Zulkifli pun menyadari bahwa pintu rumahnya terkunci namun si bapak tua tetap bisa masuk ke dalam rumah. “Kau musuh Allah!” seru Zulkifli.
“Benar. Kau telah membuat pasukanku putus asa menggodamu. Maka kulakukan perbuatan yang kau saksikan sendiri, dengan tujuan membuatmu marah.”
Iblis pun berputus asa menggoda Nabi Zulkifli. Ternyata Nabi Zulkifli tak marah meski mengantuk karena tak tidur berhari-hari. Sang nabi tetap sabar meski lelah karena shalat di malam hari, berpuasa di siang hari, serta mengurus urusan manusia sepanjang hari. Nabi Zulkifli pun berhasil menjalankan tiga tugas raja lalu menjadi pemimpin yang saleh, adil, dan disukai rakyatnya.
Di dalam Al-Qur’an, Allah pun memuji Zulkifli dengan menyebut sifat-sifat baik utusan-Nya. Nabi Zulkifli bahkan selalu disebut bersama Nabi Ismail. Allah berfirman, “Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar. Kami telah memasukkan mereka ke dalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. Al-Anbiyaa’: 85-86).
Di ayat lain, Rabb Ta’ala juga berfirman, “Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa' dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik.” (QS. Shaad: 48). Salawat dan salam tercurahkan pada Nabi Zulkifli yang padanya menumpuk beragam akhlak baik lagi mulia.