Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pentingnya pemahaman average down dan average up saham


KompasNusantara - Sangat penting untuk memahami bagaimana average down dan average up di saham sebelum anda mulai berinvestasi saham, Anda bisa memulainya dengan memahami metode pembelian saham yang efektif. Salah satu metode dalam menganalisis suatu saham sebelum Anda memutuskan membeli atau tidak adalah dengan average down/up saham.

Pada dasarnya, Kamu dapat melaksanakan bermacam tata cara pembelian saham di Pasar uang Dampak Indonesia. Supaya pemodalan saham yang dicoba menghasilkan hasil, manakah yang pas untuk seseorang penanam modal, melaksanakan averaging down ataupun averaging up? Ikuti uraiannya di dasar ini. 

Pengertian Average Down/Up Saham

Average sendiri berasal dari bahasa Inggris yang berarti rata-rata. Seperti yang telah diketahui,  suatu saham dapat mempunyai harga berlainan walaupun kodenya serupa. Nah, harga pada umumnya pembelian butuh dicermati dengan bagus dalam kegiatan trading saham.

Kala penanam modal membeli saham kala biayanya downtrend (menyusut), hingga tata cara ini diucap selaku average down. Sebaliknya pembelian saham kala biayanya uptrend (memanjat), tata cara ini diketahui dengan gelar average up. 

Kelebihan Average Down/Up Saham

Kelebihan metode average down/up pada investasi saham adalah tidak perlu memperhitungkan besaran profit/loss setiap order. Contohnya ketika membeli saham JFA 5 x di waktu dan harga yang berbeda, maka nilai profit tidak perlu diperhitungkan satu per satu.

Nah, beberapa besar aplikasi trading umumnya telah dilengkapi fitur membagi angka avg dengan cara otomatis. Kamu dapat menemui fitur ini di laman portofolio.

Misalnya kala memberli saham 10 kali dengan averaging senilai Rp2283. 4, hingga buat memeriksa profitnya bermukim dikurangi dengan harga jual. Misalnya harga jual saham itu jadi Rp5000, hingga profitnya Rp5000- Rp2283. 4.

Sehabis itu, Kamu bermukim mengalikannya dengan jumlah lot saham yang akan dijual. Butuh diketahui bila pembelian saham terkini dicoba satu kali, hingga kalkulasi avg dengan cara otomatis memakai harga beli. 


Pentingnya Metode Average Up/Down Pada Investasi Saham

Bagi investor pemula, mungkin belum terlalu memahami banyaknya kondisi yang membuatnya harus menggunakan metode averaging. Pada dasarnya, kegiatan menabung saham tentunya dilakukan dengan cara dicicil atau pembelian langsung dengan harga yang bervariasi.

Kala mempunyai anggaran yang besar, pembelian dicoba di banyak harga. Dimana situasi daya muat lot bird& offer di orderbook sering-kali lebih kecil dibandingkan modal. Supaya dapat memborong saham, hingga harga yang wajib dibayarkan berbeda-beda.

Buat merendahkan harga pada umumnya di dikala harga saham anjlok, hendaknya cuma dicoba oleh trader handal. Dengan memo, penanam modal mempunyai gerakan anggaran yang mengalir selalu, modal besar, serta tidak khawatir harga saham terus menjadi turun.

Untuk berinvestasi, Anda perlu memiliki banyak pengetahuan tentang investasi, bukan hanya pengetahuan dasar. Anda dapat menambahkan pengetahuan investasi lengkap melalui Media Berkelas yang memang khusus membahas beragam topik investasi yang sangat bermanfaat. Sehingga Anda bisa lebih mempersiapkan diri sebelum berinvestasi.

Rumus Cara Menghitung Average Down/Up Saham

Setelah memahami pengertian dan pentingnya metode average down/up pada investasi saham, kini Anda perlu mengetahui rumus cara menghitungnya. Untuk mendapatkan nilai averaging, dibutuhkan rumus rata-rata.

Ada pula angka averaging ini cuma legal buat bisnis pembelian tipe saham yang serupa. Nah, angka avg sendiri ialah hasil multiplikasi masing-masing harga serta lot kemudian ditotal, setelah itu dipecah dengan jumlah lot. Buat lebih jelasnya, Kamu dapat melihatnya dalam metode-metode mengitung averaging selanjutnya ini. 

Avg = Total tiap (harga x lot) / Total lot

Agar lebih memahami rumus di atas, Anda bisa menyimak contoh perhitungan averaging dalam saham berikut ini.

Istilah yang Perlu Diperhatikan dalam Averaging

Average down dalam investasi saham adalah situasi ketika Anda membeli saham di bawah harga averaging saat ini. Misalnya nilai avg saat ini adalah Rp1.000, ketika turun maka pembelian saham dilakukan kembali di harga Rp800.

Umumnya, average down diseleksi buat memperoleh angka averaging terkecil kala harga saham lagi ekonomis. Jadi kala harga saham naik, keuntungan yang diperoleh lumayan besar. Tetapi, avg down tidak dapat dicoba tanpa analisa yang pas.

Jadi, analisa hal ekskalasi serta penyusutan saham memanglah butuh dicermati. Bila averaging down dicoba asal-asalan, perihal ini dapat berefek pada kehancuran.

Sebaliknya buat averaging up sendiri merupakan suasana kala penanam modal membeli saham dengan harga di atas averaging dikala ini. Misalnya dikala ini angka avg merupakan Rp1. 000, setelah itu Kamu membeli saham lagi dengan harga Rp1200.

Nah, average up umumnya diseleksi buat menaikkan jumlah lot kala harga tren lagi naik. Kala tren telah menggapai pucuk nama lain nyaris selesai, hingga saham itu dijual.

Dengan menguasai average down atau up saham, seseorang penanam modal pendatang baru dapat membeli serta menjual saham di momen yang pas. Oleh sebab itu, Kamu butuh menguasai tata cara ini supaya dapat tingkatkan keuntungan pemodalan saham dengan cara penting.

Demikian informasi penting mengenai pentingnya pemahaman average down dan average up saham.

close