Proses Erupsi Gunung Berapi, Termasuk Semeru dan Anak Krakatau
Tekanan gas dan magma dalam perut Bumi bisa sangat kuat
KompasNusantara - Berdasarkan laporan dari laman resmi MAGMA Indonesia, pada 7 Juli 2022 (pukul 00.00 hingga 06.00), Gunung Semeru dan Anak Krakatau telah berada di level III (siaga). Nah, negara kita memang memiliki banyak gunung berapi aktif karena posisinya yang dilintasi oleh jalur Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik (Ring of Fire).
Selain itu, negara yang memiliki banyak gunung berapi biasanya posisinya terletak di atas lempeng tektonik Bumi yang rawan akan pergeseran. Nah, kali ini, kita akan belajar tentang erupsi gunung berapi. Apa itu dan bagaimana proses terjadinya? Well, untuk menambah wawasan, gak ada salahnya kamu baca penjelasan di bawah ini.
Pengertian dan proses terjadinya erupsi gunung berapi
Laman resmi Federasi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional (IFRC) menjelaskan bahwa erupsi gunung berapi berkaitan langsung dengan pelepasan berbagai macam material dari gunung ke lapisan udara di atasnya. Nah, erupsi sendiri juga bisa diartikan sebagai proses bukaan atau retakan di permukaan Bumi dan menyebabkan elemen di bawahnya keluar. Mulai dari gas, abu vulkanik, uap panas, debu, dan magma.
Dirilis oleh Sciencing, dalam sains atau ilmu Bumi, didapatkan fakta bahwa erupsi gunung berapi memiliki alur proses sebagai berikut:
- Terjadinya kumpulan gempa yang diakibatkan oleh terkumpulnya magma dalam jumlah masif di bawah permukaan Bumi. Pada proses ini, peningkatan emisi gas di dalam Bumi juga terjadi secara simultan.
- Adanya abu dan uap panas yang keluar dari gunung berapi sebagai dampak dari desakan gas yang ada di bawahnya. Hal ini dapat terjadi karena proses alami akibat magma memanaskan air di bawah permukaan Bumi.
- Pada tahap ketiga, erupsi gunung berapi akan membentuk kubah lava. Diperlukan alat canggih dan GPS untuk memantau kubah lava dari kejauhan.
- Gunung berapi makin aktif dan akhirnya mengeluarkan semburan material panas sejauh puluhan kilometer.
Pada tahap keempat, dampak alam yang diakibatkan bisa sangat masif dan memengaruhi kondisi ekosistem di wilayah tertentu. Letusan Gunung Tambora, Krakatau, Yellowstone, dan Huaynaputina adalah sederet kejadian alam dahsyat yang sudah mengubah banyak hal di permukaan Bumi pada masa lampau.
Terlepas dari bahaya gunung meletus dan dampak mematikan yang ditimbulkannya, tidak bisa dimungkiri bahwa wilayah di sekitarnya jadi sangat subur. Bukan hanya itu, keberadaannya juga mampu menumbuhkan banyak hasil bumi untuk kebutuhan manusia.