5 Fakta Sejarah Shinsengumi, Pasukan Elite Jepang Zaman Bakumatsu
KompasNusantara - Pada zaman dulu, Jepang pernah berada di bawah kepemimpinan syogun, yakni panglima besar sebagai tangan kanan kaisar. Namun, setelah era Kesyogunan Tokugawa yang dimulai pada 1600 hingga 1868, syogun bertindak menjadi pemimpin mutlak di Jepang, bahkan kekuasaannya setara dengan kaisar.
Nah, Kesyogunan Tokugawa pernah membentuk pasukan khusus yang memiliki anggota berupa samurai-samurai hebat di zamannya. Pasukan khusus tersebut dinamakan Shinsengumi. Yuk, kita mengenal lebih dekat mengenai sejarah pasukan elite ini.
1. Zaman Bakumatsu adalah periode akhir dari pemerintahan syogun
Pasukan elite Shinsengumi dibentuk pada zaman Bakumatsu. Nah, sebelum mengulas lebih jauh mengenai Shinsengumi, ada baiknya kita mengetahui apa itu periode Bakumatsu. Laman edukasi Yale University Library mencatat bahwa era Bakumatsu merujuk pada periode akhir dari pemerintahan Kesyogunan Tokugawa.
Ya, periode akhir dari Keyogunan Tokugawa dimulai pada kunjungan Komodor Perry, seorang pimpinan angkatan laut Amerika Serikat yang datang ke Jepang pada 1853. Periode Bakumatsu juga ditandai dengan lahirnya Restorasi Meiji 1868, sebuah gerakan restorasi yang dipimpin langsung oleh Kaisar Meiji untuk menggulingkan Kesyogunan Tokugawa dan mengembalikan kekuasaan politik ke tangan kaisar.
Nah, pada zaman Bakumatsu, kelas-kelas sosial yang sudah lama terbentuk macam tuan tanah (daimyo), pejabat, samurai, pekerja, dan rakyat biasa mulai terkikis dan tidak digunakan lagi sebagai pegangan dalam bermasyarakat. Pada era Bakumatsu, kursi syogun diduduki oleh Tokugawa Yoshinobu, yakni seorang syogun terakhir yang memerintah Jepang.
Karena kekuasaan syogun mulai terguncang oleh pihak kaisar, Tokugawa Yoshinobu kala itu membentuk sekelompok pasukan elite yang bertugas menjadi perlindungan terakhir untuk mempertahankan pemerintahan syogun. Pasukan khusus itulah yang direkrut langsung oleh Tokugawa dan beranggotakan samurai-samurai tertangguh yang ada di seluruh pelosok Jepang.
2. Selain tangguh, Shinsengumi juga memegang teguh prinsip Bushido
Shinsengumi direkrut berdasarkan kemampuan dan prinsip kuat yang ada dalam pribadi tiap-tiap samurai. Mereka memegang teguh prinsip Bushido dan jika perlu akan mengorbankan nyawa demi prinsip mereka. Laman Japan Reference mencatat bahwa Shinsengumi dibentuk pada 1863 di Kyoto.
Shinsengumi adalah pasukan kepolisian elite yang bisa bertindak sebagai militer jika dibutuhkan oleh syogun. Dengan keberadaan pasukan khusus tersebut, kedudukan syogun di era Yoshinobu terbilang cukup kuat meskipun pada akhirnya Tokugawa Yoshinobu menyerahkan kekuasaan politiknya kembali ke tangan kaisar.
Biasanya, samurai memiliki tuan dan samurai dituntut setia dengan tuannya tersebut. Namun, uniknya, sebagian besar anggota Shinsengumi adalah ronin, yakni samurai tak bertuan. Setelah mereka diangkat oleh Tokugawa Yoshinobu, mereka hanya mengabdi pada satu pemerintahan, yakni Kesyogunan Tokugawa.
Jika kamu pernah mengikuti cerita-cerita dalam manga Jepang seperti Rurouni Kenshin atau Samurai X, kamu akan tahu bagaimana hebatnya Shinsengumi tersebut. Yup, dalam manga pun, mereka digambarkan sebagai kesatria samurai tangguh yang memegang prinsip keadilan dan siap mengorbankan nyawa demi prinsip-prinsip mereka.
3. Kaisar Meiji dapat merebut kekuasaan syogun karena dibantu oleh negara barat
Tentu saja kehebatan samurai tidak akan sebanding dengan kekuatan senjata mesin milik bangsa barat. Kaisar Meiji memang masih sangat muda untuk memimpin Jepang. Meskipun ia muda dan minim pengalaman, Meiji cukup cerdik dalam bekerja sama dengan pihak lain untuk menumbangkan pemerintahan Syogun Tokugawa yang sudah memerintah Jepang selama lebih dari 200 tahun.
Britannica dalam lamannya mencatat bahwa pihak dari Kaisar Meiji juga diikuti oleh samurai-samurai muda yang tangguh. Kehebatan mereka tak kalah dengan Shinsengumi dan tentu saja mereka berseberangan pendapat dengan Kesyogunan Tokugawa. Klan Choshu di Honshu dan klan Satsuma di Kyushu adalah dua klan besar yang mendukung Kaisar Meiji.
Pertempuran saudara yang paling terkenal di Jepang kala itu bernama Perang Boshin, yakni perang antara bakufu (pihak pendukung syogun) dengan pihak kaisar. Puncaknya terjadi pada 1868 hingga 1869 di mana samurai pihak kesyogunan secara perlahan mulai dapat dipukul mundur. Dalam hal ini, bantuan militer asing menjadi salah satu penyebab utama dari kekalahan pihak kesyogunan.
Kesyogunan Tokugawa resmi berakhir pada 9 November 1867, ditandai dengan turunnya Tokugawa Yoshinobu dan menyerahkan kekuasaan politik kembali ke tangan Kaisar Meiji. Namun, 1 tahun setelahnya, ada gejolak yang berujung pada Perang Boshin yang melibatkan klan-klan besar di Jepang.
Kaisar Meiji dengan tegas melepas dan mencopot seluruh gelar dan kekuasaan yang berkaitan dengan Tokugawa Yoshinobu. Klimaks dari Restorasi Meiji terjadi pada 3 Januari 1869 di saat Kaisar Meiji mengumumkan secara formal bahwa kekuasaan Jepang kembali ke tangannya. Lewat Restorasi Meiji itulah zaman Edo juga berakhir. Shinsengumi dan samurai-samurai lainnya juga dibubarkan dan mereka menuju pada era baru tanpa pedang.
4. Anggota Shinsengumi yang tercatat dalam sejarah
Ada beberapa pemimpin Shinsengumi yang pernah tercatat dalam sejarah. Japan Reference menulis anggota-anggota tersebut, di antaranya Kondo Isami, Niimi Nishiki, dan Hijikata Toshizo. Ketiga tokoh tersebut merupakan pucuk pimpinan dari Shinsengumi. Hierarki di bawahnya ada nama-nama besar, seperti Saito Hajime, Okita Soji, Nakazawa Koto, Nagakura Shinpachi, dan Harada Sanosuke.
Nah, nama-nama besar di atas memimpin beberapa grup militer kuat yang beranggotakan prajurit-prajurit samurai tangguh. Ada catatan yang mengungkap bahwa pasukan tangguh Shinsengumi berjumlah 300 orang. Namun, catatan sejarah lainnya mencatat bahwa pasukan Shinsengumi berjumlah lebih banyak dari itu.
Prinsip dan kode etik dalam Shinsengumi dirumuskan oleh petinggi-petinggi militer, di antaranya memegang teguh Bushido; melarang anggota meninggalkan perjuangan Shinsengumi; melarang anggota melakukan tindak kejahatan, seperti mencuri atau merampas hak orang lain; dan melindungi rakyat dari kejahatan apa pun.
Prinsip dan aturan tegas tersebut wajib dijalankan oleh setiap anggota Shinsengumi tanpa terkecuali, mulai dari pimpinan hingga anggota paling bawah. Jika ada anggota yang melanggar kode etik tersebut, hukumannya adalah seppuku, yakni ritual bunuh diri untuk menjaga kehormatan samurai.
Pada saat Shinsengumi kalah dan resmi dibubarkan oleh negara, banyak anggota Shinsengumi yang beralih profesi. Mereka menjadi instruktur bela diri, polisi, pejabat pemerintahan, dosen, pegawai swasta, hingga guru di sekolah-sekolah dasar. Ya, meskipun pernah berselisih, pihak kaisar tetap menghargai mereka karena mereka adalah orang-orang yang pernah menjaga kehormatan bangsa Jepang di jalan samurai.
5. Nama besar Shinsengumi masih dikenang oleh masyarakat Jepang hingga kini
Nama besar dan sejarah perjuangan Shinsengumi masih diabadikan oleh masyarakat Jepang hingga kini. Bagi sebagian kalangan, meskipun dulunya Shinsengumi pernah berselisih dengan pihak kaisar, perjuangan mereka di jalan samurai patut dikenang dan dilestarikan.
Ada beberapa patung dan monumen yang dibuat khusus untuk mengenang Shinsengumi. Dicatat dalam laman Japan Today, setiap 11--12 Mei, orang Jepang dan penggemar sejarah samurai akan berkumpul di Kota Hino. Mereka mengadakan doa dan festival besar-besaran untuk mengenang semua jasa-jasa samurai Jepang di masa lalu, khususnya para samurai Shinsengumi.
Festival bersejarah ini sudah dilakukan oleh warga Jepang secara rutin dari tahun ke tahun. Bagi masyarakat Jepang sejati, Shinsengumi adalah simbol dari perjuangan korps samurai terbaik di akhir zaman Edo. Dalam festival meriah tersebut, orang-orang akan mengenakan pakaian kebesaran Shinsengumi yang didominasi berwarna biru.
Tak sampai di situ, kehebatan Shinsengumi dalam perjalanan dan perjuangan mereka bahkan diangkat di banyak media. Mulai dari manga, anime, layar lebar, hingga cerita-cerita rakyat, perjuangan samurai di masa lalu selalu diangkat untuk menghormati dan mengenang jasa-jasa mereka. Tentunya, kamu mengenal Saito Hajime dari serial Samurai X, bukan? Ya, ia juga merupakan tokoh Shinsengumi yang sangat disegani di zamannya.
Itulah beberapa fakta sejarah mengenai Shinsengumi, pasukan elite Jepang pada era Bakumatsu. Semoga artikel sejarah ini dapat memperkaya wawasan dan pengetahuanmu.