Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Nabi Isa Menghidupkan Kembali Ham, Putra Dari Nabi Nuh


KompasNusantara - Imam Abu Ja’far bin Jarir meriwayatkan, dari Ali bin Zaid bin Jud’an, dari Yusuf bin Mihran, dari lbnu Abbas, ia berkata bahwa orang-orang hawariyun (para pengikut Nabi Isa) pernah berkata kepada Nabi Isa, “Dapatkah engkau membangkitkan satu orang saja yang pernah menyaksikan kejadian bencana banjir agar ia dapat menceritakan kejadian itu langsung kepada kami?”

Maka Nabi Isa pun pergi dengan diikuti oleh sejumlah hawariyun hingga mereka sampai di sebuah gundukan tanah, lalu Nabi Isa mengambil satu genggam dari tanah itu dengan tangannya, lalu ia berkata, “Apakah kalian tahu apa ini?” Mereka menjawab, “Tentu Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.”

Nabi Isa menjelaskan, “Ini adalah mata kaki milik Ham bin Nuh.” Lalu tanah tersebut dipukulkan dengan tongkatnya seraya berkata, “Bangkitlah kamu dengan seizin Allah.” Lalu seseorang bangkit dari tanah itu dengan menyeka tanah dari kepalanya yang telah beruban, lalu Nabi Isa bertanya, “Apakah seperti ini ketika kamu meninggal dunia?” la menjawab, “Tidak, aku meninggal dunia ketika aku masih muda, namun aku mengira sudah tiba saatnya Hari Kiamat yang membuatku ketakutan hingga rambutku sampai beruban.”

Lalu Nabi Isa berkata, “Ceritakanlah kepada kami tentang kapal Nabi Nuh.” Lalu ia menuturkan, “Kapal itu memiliki panjang seribu dua ratus hasta dan lebar enam ratus hasta. Kapal itu memiliki tiga lantai, satu lantai terdapat hewan peliharaan dan binatang liar, satu lantai lagi terdapat manusia, dan satu lantai lainnya terdapat berbagai jenis burung. Ketika kotoran hewan telah semakin banyak Allah mewahyukan kepada Nuh untuk memegang ekor gajah, lalu ketika Nuh memegang ekor tersebut maka jatuhlah babi jantan dan babi betina, lalu keduanya melahap kotoran tersebut. Lalu ketika tikus mulai menggerogoti badan kapal dengan giginya, Allah mewahyukan kepada Nabi Nuh untuk memukul di tengah-tengah antara dua mata macan, dan ketika Nuh melakukannya maka keluarlah kucing jantan dan kucing betina dari bagian hidungnya, lalu keduanya mengejar tikus untuk tidak menggerogoti kayu yang ada di kapal itu lagi.”

Kemudian Nabi Isa ditanya, “Bagaimana Nuh dapat mengetahui bahwa bumi telah selesai ditenggelamkan semuanya?” Nabi Isa menjawab, “Nuh mengutus seekor burung gagak untuk mencari tahu keadaan di luar sana, lalu burung itu menemukan bangkai dan hinggap di sana (mengacuhkan perintah Nuh), maka Nabi Nuh mengutuknya dengan rasa takut hingga sampai sekarang ia tidak dapat mengenali rumah. Kemudian Nuh mengutus seekor burung merpati, lalu ia segera kembali dengan menggigit sebuah daun zaitun di paruhnya dan mencengkeram buah tin di cakarnya, maka Nabi Nuh pun memahami bahwa bumi telah selesai ditenggelamkan. Kemudian Nabi Nuh mengelus warna hijau yang ada di leher burung tersebut dan mendoakannya agar selalu dalam kebahagiaan dan keamanan, sejak saat itu hingga sekarang burung merpati mengenali rumah tempat ia harus kembali.”

Lalu Hawariyyun berkata kepada Nabi Isa, “Wahai Rasulullah, dapatkah kita mengajak orang ini untuk menginap di rumah kita agar ia dapat beristirahat dan menceritakan semuanya secara lengkap?”

Nabi Isa menjawab, “Bagaimana mungkin kalian dapat membawa seseorang yang sudah dihentikan rezekinya?”

Kemudian Nabi Isa berkata kepada jasad tersebut, “Kembalilah kamu dengan seizin Allah.” Maka jasad itupun kembali menjadi tanah.

Wallahu a’lam.

_______________

Referensi:
Kisah Para Nabi, Ibnu Katsir, Hal. 141-142. (Edisi Bahasa Indonesia, diterjemahkan oleh H. Dudi Rosyadi, Lc.)

close