Fakta Menarik Kiang, Keledai Liar Anggun Berwarna Cantik
Keledai liar terbesar di dunia!
KompasNusantara - Seperti yang kamu tahu, keledai domestik merupakan keturunan dari keledai liar Afrika. Mereka pertama kali didomestikasi di padang pasir Afrika sekitar 5.000 tahun lalu. Namun, tahukah kamu kalau ada keledai yang asalnya dari dataran tinggi Tibet?
Ya, namanya kiang. Keledai liar anggun ini bisa kamu temukan di ketinggian sampai 7.000 meter. Uniknya lagi, kiang lebih mirip kuda daripada keledai. Telinganya panjang dan ekornya lebat. Mereka juga didapuk sebagai spesies keledai liar terbesar di dunia. Simak lima fakta menarik kiang yang perlu kamu tahu berikut ini!
1. Spesies keledai liar terbesar di dunia
Keledai liar dibagi menjadi tiga spesies utama. Ada keledai liar Afrika yang jadi nenek moyang keledai domestik, onager asli Asia, dan kiang asli Tibet. Ketiganya membentuk subgenus Asinus di keluarga Equidae. Nah, di antara tiga spesies ini, kiang adalah yang terbesar.
Dilansir Britannica, kiang punya tinggi bahu 140 sentimeter dengan berat antara 250-440 kilogram. Selain besar, mereka juga punya warna yang cantik. Bulunya cokelat kemerahan di bagian punggung dan putih di bagian perut. Saat musim dingin, bulunya akan tumbuh lebih panjang dan berubah warna jadi cokelat gelap.
Sepintas, kiang memang terlihat seperti kuda ketimbang keledai. Mereka punya telinga kecil dengan ekor lebat seperti ekor kuda.
2. Hidup di ketinggian sampai 7.000 meter!
Menurut laman Animal Diversity Web, kiang tersebar di wilayah dataran tinggi Tibet, Cina, Nepal, sampai India. Kamu bisa menemukan mereka merumput di padang rumput dengan ketinggian antara 4.000-7.000 meter.
Hewan ini memang suka tinggal di area terbuka beriklim kering seperti gurun, semigurun, dan stepa. Wilayah ini menyediakan cukup rerumputan untuk dimakan. Bahkan saat makanan sedang melimpah, berat badan kiang bisa bertambah hingga 40-45 kilogram, terang laman Ultimate Ungulate. Selain itu, tempat terbuka juga membuat kiang bisa lebih mudah mendeteksi predator dari kejauhan sekaligus lari darinya.
3. Ciptakan “sumur keledai”
Tempat kiang hidup memang cukup jarang terdapat air. Namun mereka sudah beradaptasi untuk bisa bertahan hidup tanpa air selama beberapa hari. Selain dari sumber air, asupan air kiang juga berasal dari rerumputan yang dimakan dan salju yang turun saat musim dingin.
Saat kekeringan melanda, kiang biasanya menggali lubang di tanah dekat sungai hingga kedalaman 50 sentimeter. Menurut laporan dari Animalia, lubang ini gak cuma menyediakan air untuk kiang saja, tapi juga untuk hewan lainnya. Penduduk lokal menyebut lubang air ini sebagai donkey well atau yang berarti 'sumur keledai'.
4. Serigala himalaya jadi predator utama
Tinggal di ketinggian bukan berarti kiang tidak memiliki predator. Selain manusia, serigala himalaya juga jadi predator utamanya. Serigala kerap mengincar kiang yang terpisah dari kawanannya karena lebih mudah untuk dimangsa.
Oleh karena itu kiang hidup di dalam kawanan yang hampir tidak pernah terpisah satu sama lain. Kawanan kiang biasanya dipimpin oleh betina tertua. Saat merasa terancam, mereka akan melindungi diri dengan membentuk lingkaran dengan kepala tertunduk, sementara kakinya siap untuk menendang predator.
5. Keberadaannya terdesak oleh hewan ternak
Kiang memiliki populasi yang cukup melimpah sehingga dinyatakan sebagai spesies least concern atau berisiko rendah alami kepunahan oleh Uni Internasional untuk Konservasi Alam. Namun, di beberapa area, populasinya menurun akibat terdesak oleh keberadaan hewan ternak, terang Britannica.
Mereka harus bersaing untuk mendapatkan sumber makanan dengan hewan ternak yang bisa mengancam keberadaannya. Dilansir Animalia, terdapat kurang dari 100 ekor kiang di Nepal dan kurang dari 25 ekor di Pakistan. Sebaliknya, di area di mana mereka tidak harus bersaing dengan hewan ternak, populasi kiang justru berkembang dengan pesat.
Semoga saja keberadaan mereka tetap terjaga. Setelah tahu lebih banyak tentang kiang, bagaimana pendapatmu tentang hewan satu ini? Apa kamu tertarik untuk melihat mereka secara langsung di alam liar?