Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Masuk Islamnya Amr bin Al-Jamuh, Salah Satu Pemimpin Yatsrib Pada Masa Jahiliyah

KompasNusantara - Amr bin al-Jamuh adalah seorang pemuka dan tokoh Bani Salamah. Ia telah membuat sebuah berhala untuk dirinya dari kayu yang paling bagus sebagaimana kebiasan para pembesar di sana.

Amr bin al-Jamuh ini adalah seorang tokoh Bani Salamah yang amat memerhatikan berhalanya. Ia selalu memakaikan pakaian sutera kepada berhala tadi, dan memberikan wewangian kepada berhalanya setiap pagi.

Suatu ketika, para pemuda dari kaumnya yang sudah masuk Islam mengambil berhala tersebut di tengah kegelapan malam, lalu membawanya ke belakang perumahan Bani Salamah. Mereka kemudian melemparkan berhala tersebut ke dalam sebuah lubang tempat pembuangan sampah dan kotoran.

Keesokan paginya, Amr bin al-Jamuh mencari-cari berhala tadi namun ia tidak mendapatinya. la mencari berhala tersebut ke seluruh tempat dan akhirnya ia menemukan berhala itu sedang tertelungkup dan tenggelam di antara sampah clan kotoran. Amr berkata, “Celakalah kalian, siapa yang berani berbuat begini kepada tuhan kami tadi malam?”

Kemudian Amr mengeluarkan berhala tersebut dari tempat sampah. Ia memandikannya lalu memberikan wewangian kepadanya. Amr membawa berhala tadi kembali pulang ke rumah. Amr berkata kepada berhalanya, “Ya Manat, kalau saja aku tahu siapa yang telah berbuat ini kepadamu, pasti akan aku siksa dia!”

Begitu malam tiba dan Amr yang tua sudah tertidur, masuklah para pemuda tadi untuk melakukan hal yang sama kepada berhala sebagaimana yang telah mereka lakukan pada kemarin malam.

Amr terus mencari berhalanya dan ia mendapati berhala itu berada pada lubang lainnya.

Amr mengeluarkan berhala, memandikannya, mensucikannya, lalu memberikan wewangian, dan mengancam orang yang melakukan keburukan kepada berhalanya dengan ancaman yang paling menakutkan.

Begitu kejadian ini terjadi berulang-ulang dengan para pemuda yang mengambil berhala tadi lalu membuangnya, dan Amr mengambilnya lalu mencucinya, maka Amr membawa pedangnya dan ia gantungkan di leher berhala tadi. Amr berkata kepada berhalanya, “Demi Allah, aku tidak tahu siapakah yang telah berbuat ini kepadamu, seperti yang engkau lihat. Jika engkau memiliki kebaikan, ya Manat, maka jagalah dirimu dan ini pedang aku berikan kepadamu!”

Begitu malam tiba dan Amr yang tua sudah tertidur, para pemuda tadi mendekati berhala dan mengambil pedang yang tergantung di leher berhala. Kemudian mereka mengikatkan berhala tadi di leher seekor anjing yang mati lalu mereka melemparkan berhala dan anjing tadi di lubang yang sama.

Keesokan paginya, Amr yang tua mencari dengan sungguh-sungguh akan berhalanya yang hilang hingga ia menemukan berhala tersebut berada di tengah kotoran yang terikat dengan seekor anjing yang mati dengan wajah yang tertelungkup. Pada saat itu Amr menatap berhalanya dan berkata, “Demi Allah, kalau benar engkau adalah tuhan maka engkau tidak akan terikat bersama anjing di dalam lubang.”

Kemudian Amr yang tua itu pun masuk Islam dan ia menjalankan keislamannya dengan baik.
Wallahu a’lam.

Referensi:
Sirah 65 Shahabat Rasulullah SAW., Dr. Abdurrahman Ra’fat Al Basya, hlm. 526-527


close