Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Abdullah Bin Salam Radhiyallahu anhu Pemimpin Yahudi Yang Masuk Islam Dihadapan Nabi SAW


KompasNusantara - Di antara bangsa Yahudi ada seorang figur yang sangat terkenal dalam sejarah Islam, bahkan Allah menurunkan ayat untuknya, “…dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang tersebut dalam) Al Quran lalu Dia beriman...” (Q.S. al-Ahqaf [46] : 10). Dia adalah Abdullah bin Salam.

Nama dan Nasabnya

Nama lengkapnya adalah Abdulah bin Salam bin Haris al-Israili. Dijuluki Abu Yusuf al-Israili, karena masih memiliki jalur nasab dengan Yusuf bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Nama aslinya adalah Hushain, kemudian setelah memeluk Islam oleh Nabi Muhammad diganti menjadi Abdullah.

Abdullah bin Salam berasal dari Yahudi kabilah Bani Qainuqa, dan berkedudukan sebagai habr (rabi atau pendeta Yahudi). Pada masa itu, Abdullah adalah pendeta yang paling pandai dan terhormat di Madinah, sekaligus haleef (sekutu) Qawaaqilah dari Bani Auf bin Khazraj.

Masuk Agama Islam

Abu al-Qashim as-Suhaili dalam ar-Raudh al-Anfi menceritakan awal masuk Islamnya Abdullah bin Salam. Sebagaimana telah disebutkan, Abdullah adalah pendeta yang alim. Sehingga ketika mendengar berita tentang Rasulullah, dia telah mengetahui ciri-ciri, nama dan zaman kedatangan beliau. Akan tetapi pengetahuan itu dirahasiakan oleh Abdullah, dia diam sehingga tidak ada yang mengetahuinya, sampai masanya Rasulullah hijrah ke Madinah.

Ketika Nabi Muhammad tiba di Quba’ di pemukiman Bani Amr bin Auf, datanglah seseorang yang mengkhabarkan kedatangan Rasulullah, pada saat itu Abdullah sedang berada di atas pohon kurma, bekerja di sana, dan bibinya yang bernama Khalidah binti Harits duduk di bawahnya.

Mendengar kedatangan Rasulullah, Abdullah meneriakkan takbir, sehingga bibinya berkomentar, “Khayyabakallah (semoga Allah mengecewakanmu). Demi Allah! Seandainya engkau mendengar Musa bin Imran datang maka engkau tidak melebihkan takbirmu.”

Abdullah menjawab, “Wahai bibi! Demi Allah dia adalah saudara Musa bin Imran dan berada di atas agamanya. Dia diutus dengan membawa agama yang dibawa Musa.”

Bibinya bertanya, “Wahai keponakanku! Apakah dia seorang Nabi, dimana kita telah diberi tahu bahwa dia akan terutus tidak lama lagi”.

“Benar”. Jawab Abdulah.

Bibinya kembali berkata, “Jika demikian, dialah orangnya.”

Setelah itu Abdullah keluar menemuai Rasulullah dan menyatakan diri masuk Islam. Kemudian kembali ke rumah dan mengajak keluarganya untuk bersama-sama memeluk Islam, dan mereka semua menerima ajakan tersebut.

Keislaman Abdullah masih dirasahasiakan agar tidak diketahui oleh Yahudi. Abdullah kembali mendatangi Rasulullah dan mengatakan, “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya Yahudi adalah kaum pembohong. Aku ingin agar engkau memasukkanku di sebagian rumahmu, menyembunyikan diriku dari mereka, kemudian engkau bertanya kepada mereka tentang diriku, sehingga mereka akan memberitakan kepadamu tentang kedudukanku di tengah mereka, sebelum mereka mengetahui keislamanmu. Sesungguhnya jika mereka mengetahui keislamanku, mereka akan berbohong dan mencela diriku”.

Rasul kemudian memasukkan Abdullah dalam rumah beliau. Setelah itu kaum Yahudi diundang masuk ke dalam rumah tersebut dan Rasul bertanya, “Bagaimanakah Hushain bin Salam di tengah kalian?”

Mereka menjawab, “Dia adalah pemimpin kami dan putra dari pemimpin kami. Dia adalah laki-laki terbaik dan teralim di tengah kami.”

Setelah Yahudi selesai menyampaikan jawaban mereka, Abdullah keluar menemui mereka dan berkata, “Wahai sekalian kaum Yahudi! Bertakwalah kepada Allah, dan terimalah ajaran yang dibawa oleh Muhammad. Demi Allah! Sesungguhnya kalian mengetahui bahwa Muhammad adalah utusan Allah, kalian mengetahuinya tertulis dalam Taurat dengan nama dan ciri-cirinya. Aku bersaksi bahwa dia adalah utusan Allah, aku beriman kepadanya, aku membenarkannya, dan aku mengenalnya.”

Mendengar itu, Yahudi mengatakan, “Engkau berdusta”. Kemudian mereka menfitnah Abdullah bin Salam.

Abdullah berkata pada Rasulullah, “Wahai Rasulullah! Bukankah aku telah berkata bahwa mereka adalah kaum pembohong, pengkhianat, dan penurut nafsu.”

Setelah itu Abdullah menampakkan keislamannya beserta keluarga dan bibinya; Khalidah bin Harits.

Banyak kitab hadis juga mengisahkan awal pertemuan Abdullah dengan Rasulullah, salah satunya diriwayatkan dalam Sunan at-Tirmidzi dari Abdullah bin Salam:

Ketika Rasulullah datang ke Madinah, para penduduk bergegas lari menemuai Rasulullah sambil berteriak, “Rasulullah SAW datang! Rasulullah SAW datang! Rasulullah SAW datang!” Aku (Abdullah bin Salam) kemudian datang di tengah kerumunan penduduk untuk melihat langsung Rasulullah. Ketika wajah Rasul terlihat jelas, aku tahu bahwa wajah beliau bukanlah wajah pendusta, dan kalimat pertama yang aku dengar dari beliau adalah, “Wahai manusia! Tebarkanlah salam (kedamaian), berikanlah makan, dan shalatlah pada saat orang lain tidur, maka engkau akan masuk surga dengan salam (selamat).”

Abdullah bin Salam dan Perannya

Sebagaimana para pembesar sahabat yang lain, Abdullah bin Salam juga meriwayatkan hadis Rasulullah. Menurut sebuah keterangan, Abdullah meriwayatkan sebanyak dua puluh lima hadist.

Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyqa menjelaskan para perawi yang meriwayatkan hadis dari Abdullah bin Salam, mereka adalah: Abu Hurairah, Anas bin Malik, Abdullah bin Mughaffal al-Muzani, kedua putra Abdullah yaitu Yusuf dan Muhammad, Bisyr bin Syaghaf, Atha’ bin Yasar, Abdulah bin Handzalah bin Raahib, Zurarah bin Aufa, Kharasyah bin al-Hur, Qais bin Ubaad, Abu Salamah bin Abdurrahman, dan Ubaidillah bin Khunais al-Ghifari.

Salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Salam adalah sabda Rasul SAW, “Al Harbu khid’atun” (perang adalah siasat).

Selain dalam bidang hadis, Abdullah bin Salam juga tercatat pernah mengikuti peperangan bersama pasukan Umar bin Khattab, yaitu dalam perang Jabiyah (wilayah Damaskus) dan penaklukan Baitul Muqaddas.

Keutamaan Abdullah bin Salam

Keutamaan Abdullah bin Salam bisa dibaca dalam Sahih Bukhari pada Bab Manaqib Abdulah bin Salam dan Sahih Muslim pada Bab Fadhaaili Abdillah bin Salam. Salah satunya adalah kesaksian Rasul bahwa Abdullah bin Salam merupakan ahli surga. sebagaimana diriwayatkan Sa’ad bin Abi Waqqash berkata; “Saya tidak pernah mendengar Rasulullah berkata kepada seorang yang masih hidup, bahwasanya ia adalah ahli surga kecuali kepada Abdullah bin Salam”.

Rasulullah juga pernah menjelaskan mimpi yang di alami Abdullah yang menggambarkan bahwa dia akan berada dalam Islam hingga meninggal dunia.

Meninggal Dunia

Abdulah bin Salam meninggal pada tahun 43-H di Madinah pada masa kepemiminan Ali bin Abi Thalib.

close