Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Penggembala Yahudi dan Serigala yang Bisa Berbicara


KompasNusantara - Alkisah di masa Rasulullah, seorang penggembala Yahudi tengah menggiring kambing-kambingnya ke sebuah padang rumput. Lalu ketika si penggembala tengah lalai dari gembalaannya, seekor serigala dengan sigap menerkam satu ekor kambing lalu membawanya lari.

Melihat seekor kambingnya diambil serigala, si penggembala segera mengejarnya. Bukannya takut, ia malah terus berlari mengejar serigala itu hingga berhasil merebut kembali kambingnya, tepat sebelum kambing itu dimangsa si hewan buas. Sementara serigala terdiam karena buruannya berhasil direbut. Serigala itu duduk di atas ekornya sembari terus menatap si penggembala Yahudi.

Lalu tiba-tiba, serigala itu berbicara kepada si penggembala, “Wahai penggembala, tidakkah kamu takut kepada Allah? Kamu telah merebut rezekiku yang Allah berikan untukku?!”

Si penggembala pun begitu kaget mendengarnya. “Bagaimana mungkin serigala dapat berbicara seperti manusia! Menakjubkan!” serunya, terkejut setengah mati.

Serigala itu lalu menjawab, “Maukah kukabarkan kepadamu sesuatu yang lebih menakjubkan dari ini?! Terdapat seseorang bernama Muhammad yang tinggal di Yatsrib (Madinah). Ia mengabarkan kepada manusia tentang berita-berita dari umat terdahulu.”

Serigala itu pun lalu pergi, sementara si penggembala kembali mengumpulkan hewan ternaknya. Ia bertekad membuktikan ucapan si serigala. Digiringnya kambing-kambing miliknya menuju Kota Madinah. Ia ingin bertemu seseorang bernama Muhammad.

Begitu tiba di Madinah, ia pun segera mencari tahu keberadaan Muhammad. Si penggembala segera menemui Rasulullah seraya bercerita tentang pengalamannya bertemu serigala yang bisa berbicara. Saat itu, para shahabat tengah bersama Rasulullah hingga mereka pun turut mendengarkan kisah ajaib tersebut.

Rasululah pun membenarkan kisah si penggembala. Beliau Shallallahu‘alaihi wa sallam lalu bersabda, “Ini adalah tanda-tanda hari kiamat.”

Kisah tersebut dikabarkan oleh dua shahabat, Abu Hurairah dan Abu Sa’id Al Khudri, diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Ibnu Katsir menilai sanad hadits tersebut shahih.

Sesungguhnya Allah Maha Kuasa dan sangat mudah bagi-Nya menjadikan hewan dapat berbicara kepada manusia. Hal ini sama halnya ketika Allah menjadikan anggota tubuh dapat berbicara saat hari kiamat kelak. Allah Ta’ala berfirman,

“Mereka berkata kepada kulit mereka, “Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?” Kulit mereka menjawab, “Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berbicara telah menjadikan kami pandai (pula) berbicara, dan Dialah yang menciptakan kamu pada kali yang pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan. Kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian pendengaran, penglihatan, dan kulitmu terhadapmu bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Fushshilat: 21-22).

Sebagai Mukjizat Rasulullah

Keajaiban serigala yang bisa berbicara kepada si penggembala merupakan salah satu mukjizat yang diberikan kepada Rasulullah. Kerasulan Muhammad dipersaksikan oleh hewan dan tumbuhan. Mereka bersaksi bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah.

Persaksian mereka tentu tak dapat ditolak oleh akal sehat. Setiap orang yang tak ada penyakit di hatinya tentu akan meyakini bahwasanya Muhammad benar-benar nabi dan rasul Allah, yang diutus kepada seluruh manusia serta alam dan seisinya. Hewan dan tumbuhan semuanya tunduk dan beriman kepada Rasulullah.

Selain kisah serigala yang bisa berbicara, ada kisah-kisah lain yang juga menunjukkan bahwa seluruh makhluk hidup di muka bumi memberikan persaksian bahwasanya Muhammad adalah Rasulullah.

Sebut saja tanaman yang tunduk setiap Rasulullah lewat. Peristiwa ini bahkan telah terjadi sebelum wahyu turun, yakni ketika Rasulullah melakukan perjalanan dagang. Ada pula kisah pohon kurma yang menangis karena tak lagi menjadi sandaran Rasulullah ketika berkhutbah.

Begitu banyak peristiwa ajaib yang menunjukkan kerasulan Muhammad. Namun bagi orang-orang yang mati hatinya, peristiwa tersebut dianggap dongeng belaka dan enggan mempercayainya. Semoga kita bukanlah bagian dari mereka yang buta mata dan hatinya dari kebenaran.
close