Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani Dengan Seorang Pendeta


KompasNusantara - Pada suatu hari ketika Syekh Abdul Qodir Al Jaelani bersama murid-muridnya sedang berkuda di padang pasir, seorang pendeta nasrani memanggil Syekh ini. Pendeta itu bertanya:

"Bukankah di agamamu (Islam) bahwa dunia adalah ladang penderitaan bagi orang-orang muslim dan ladang kenikmatan bagi orang-orang agama lain (non Islam)?".

Kemudian Syekh ini menunjukan kepada pendeta ini di balik lengan baju kirinya "Apakah kamu mau masuk kedalam situ?", jadi disitu Syekh ini menunjukan Karomahnya untuk menunjukan neraka, lalu si pendeta menjawab "Tentu tidak". Lalu menunjukan di balik lengan baju kanannya tentang surga.

Kalau Malaikat Jibril adalah pemimpin para malaikat, Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin para Nabi dan Rasul, maka Syekh Abdul Qodir Al Jaelani adalah pemimpin para Wali. Kalau Nabi dan Rasul mempunyai mukjizat maka para Wali termasuk Syekh Abdul Qodir Al Jaelani diberikan karomah (peristiwa-peristiwa ajaib diluar akal dan nalar manusia).

Kemudian Syekh Abdul Qodir Al Jaelani bertanya kepada pendeta ini "Mengapa umat di agamamu memper-Tuhan-kan nabi kamu sendiri?", 

Si pendeta menjawab "Karena dia bisa menghidupkan orang mati". 

Kemudian Syekh Abdul Qodir Al Jaelani ini menyuruh pendeta ini untuk mencari komplek kuburan dan mencari kuburan tertua disana. Kemudian di dapatlah apa yang dicari. 

Kemudian Syekh ini bertanya lagi kepada pendeta ini : "Nabi Isa kalau menghidupkan orang yang sudah mati bagaimana caranya?", 

Si pendeta ini menjawab : "Nabi Isa itu cukup dengan mengucapkan Qum! Bi-idznillah (bangunlah kamu dengan ijin Allah)".

Kemudian Syekh ini berkata kepada pendeta ini
"Nah kamu perhatikan dan dengarkan baik-baik". Syekh ini kemudian menghadap kuburan tadi sambil mengucapkan : "Qum! Bi-idzni (Bangunlah denga ijinku)". Tentu saja Syekh ini sudah meminta ijin kepada Allah SWT untuk membangunkan mayat ini, dan penggunaan kata bangunlah dengan ijinku (ijin Syekh ini) bukan dengan kata bangunlah dengan ijin Allah dimaksudkan untuk memberikan pelajaran kepada pendeta ini dengan maksud agar pendeta ini mendapatkan hidayah. 

Syekh ini berkata lagi kepada pendeta ini "Kalau Nabi Isa membangunkan mayat dengan ijin Allah SWT sedangkan aku membangunkan mayat ini dengan ijinku sendiri maka aku lebih hebat dari Nabi Isa, dan kamu akan memper-Tuhan-kan aku".

Kemudian pendeta ini berkata "Tentu aku akan memper-Tuhan-kan kamu". Lalu Syekh ini menjawab "Tetapi Tuhanku melarang aku. memper-Tuhan-kan diriku sendiri, sedangkan apa yang kamu lihat itu semua atas ijin Allah SWT".

Kemudian si pendeta itu masuk Islam. Catatan bahwa mayat yang dihidupkan si Syekh dulunya adalah penyanyi, setelah dihidupkan si mayat itu disuruh bernyanyi.

---------------------

Syeikh Abdul Qodir Jaelani (bernama lengkap Muhy al-Din Abu Muhammad Abdul Qodir ibn Abi Shalih Zango Dost al-Jaelani) lahir di Jailan atau Kailan tahun 470 H/1077 M, sehingga diakhir nama beliau ditambahkan kata Al Jailani atau Al Kailani atau juga Al Jiliydan. (Biografi beliau dimuat dalam Kitab Adz Dzail 'Ala Thabaqil Hanabilah I/301-390, nomor 134, karya Imam Ibnu Rajab Al Hambali. Buku ini belum diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia).

Beliau wafat pada hari Sabtu malam, setelah maghrib, pada tanggal 9 Rabi'ul Akhir di daerah Babul Azajwafat di Baghdad pada 561 H/1166 M.

close