BUKAN 25 NABI !!! Inilah Kisah Nabi yang Bisa Berbicara Dengan Matahari
KompasNusantara - Dalam ajaran Islam, jumlah Nabi yang wajib diketahui ada 25. Namun di luar itu, tentu masih ada Nabi lain yang juga berjuang di jalan Allah SWT dengan segala mukjizat yang diberikan.
Misalnya, Nabi Sulaiman ‘alaihissalam diberikan mukjizat bisa berbicara dengan hewan dan bangsa Jin, Nabi Isa ‘alaihissalam diberikan mukjizat bisa menyembuhkan orang sakit hingga menghidupkan orang mati, tentunya semua itu atas izin Allah Ta’ala.
Begitu juga dengan para nabi lainnya, termasuk Nabi Muhammad ﷺ yang bisa menjelajah langit hingga Sidratul Muntaha dalam peristiwa Isra dan Mi’raj. Namun, jarang diketahui bahwa ada seorang nabi yang bisa berbicara dengan matahari.
Dikutip dari buku "Kisah Teladan Dalam Hadits” karya Abu Ishaq Al-Huwaini, kisah seorang nabi yang bisa berbicara dengan matahari ini disebutkan dalam sebuah hadits Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan dari Abu Hurairah.
Berikut ini kisahnya:
Dahulu ada seorang nabi dari kalangan para nabi yang akan berperang. Sebelumnya Nabi tersebut berkata kepada kaumnya.
"Janganlah ikut berperang bersamaku seseorang yang baru saja menikah yang belum menggauli istrinya dan ingin menggaulinya. Jangan ikut pula seorang yang sedang membangun rumahnya dan belum menyelesaikannya, jangan ikut pula orang yang membeli kambing atau hewan ternak sedangkan ia menunggu kelahiran anaknya.
Kemudian Nabi tersebut berangkat ke medan perang. Tatkala sudah hampir sampai ke kampung musuh, terdengar kalau Sholat Ashar sudah masuk, atau sudah hampir datang waktunya. Dia pun berkata kepada matahari.
"Sesungguhnya kamu adalah makhluk yang diperintah sebagaimana saya. Ya Allah, tahanlah matahari agar ia berhenti sebentar untuk kami." Maka Allah pun menahan laju matahari sampai Allah memberikan kemenangan kepadanya.
Mereka mulai mengumpulkan ghanimah. Setelah terkumpul, datanglah api untuk memakannya, namun api tersebut tidak mau memakannya. Nabi tersebut menyeru kaumnya, "Sesungguhnya di antara kalian ada yang mencuri barang ghanimah. Hendaknya setiap kabilah ada seseorang yang berjabat tangan denganku."
Maka didapati ada tangan seseorang yang melekat dengan tanganya. Dia lalu berkata, "Di antara kalian ada yang mencuri ghanimah. Hendaknya kabilah kalian berjabat tangan denganku."
Maka ada tangan seseorang atau tiga orang yang melekat dengan tangannya. Ia berkata pada mereka,
"Sesungguhnya kalian mencuri ghanimah." Akhirnya mereka pun mengaku, dan mengeluarkan barang curiannya berupa emas sebesar kepala sapi". Setelah disatukan menjadi satu, maka datanglah api yang membakar harta ghanimah itu.
Nabi Muhammad SAW bersabda, "Harta ghanimah tidak dihalal oleh Allah kepada umat sebelum kita,
kemudian Allah SWT menghalalkannya untuk kita. Ketika Allah melihat kelemahan serta ketidakberdayaan kita, Dia memghalalkan untuk kita." (Hadits Shahih. HR Bukhari dan Muslim).