Kisah Haji Wada, Haji Pertama dan Terakhir Rasulullah SAW
KompasNusantara - Ada banyak istilah haji dalam ajaran Islam, salah satunya adalah haji wada. Haji wada artinya adalah istilah ibadah haji yang merujuk pada ibadah haji terakhir yang dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW.
Haji wada juga disebut sebagai haji perpisahan sebab dilaksanakan pada tiga bulan sebelum akhirnya Nabi Muhammad SAW wafat. Haji wada sendiri diselenggarakan pada tahun ke-10 Hijriah.
Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang haji wada, mulai dari arti hingga hikmah dari pelaksanaannya.
Arti Haji Wada
Arti haji wada adalah haji terakhir yang dilakukan Rasulullah saw sebelum akhirnya wafat.
Dikutip dari buku Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Ibtidaiyah Kelas V karya Yusak Burhanudin, haji wada adalah ibadah haji terakhir yang dilakukan Rasulullah saw sebelum akhirnya wafat. Rasulullah SAW meninggal tiga bulan setelah pelaksanaan haji tersebut.
Mengapa haji wada dinamakan haji wada? Secara bahasa, wada merupakan kata yang berarti selamat tinggal. Karena pelaksanaan haji tersebut merupakan pelaksanaan haji terakhir dengan Nabi Muhammad, maka haji tersebut dinamakan sebagai haji wada atau haji perpisahan.
Haji wada terjadi pada tanggal berapa? Haji wada dilaksanakan tiga bulan sebelum Nabi Muhammad SAW meninggal, tepatnya pada bulan Zulhijah 10 Hijriah.
Bagaimana Terjadinya Haji Wada?
Kisah haji wada dimulai dari Nabi Muhammad SAW yang berangkat menunaikan ibadah haji bersama dengan istri-istrinya pada akhir tahun 10 Hijriah. Beliau bersama keluarganya berangkat pada tanggal 25 Zulkaidah.
Setelah melaksanakan perjalanan selama 8 hari, pada tanggal 8 Zulhijah, Nabi Muhammad saw bersama para jemaah mulai melaksanakan ibadah haji. Dalam buku Jejak langkah Abu Bakar Ash-Shidiq karya Ari Ghorir Atiq, jumlah kaum muslimin yang mengikuti haji wada adalah lebih dari 100.000 ribu orang.
Ketika melaksanakan ibadah haji, Rasulullah menunjukkan seluruh rangkaian ibadah haji kepada umat Islam. Setelah melaksanakan keseluruhan rangkaian ibadah haji, pada tanggal 11 Zulhijah, Rasulullah SAW menyampaikan khutbahnya.
Saat itulah adalah proses pelaksanaan haji pertama sekaligus terakhir bagi Nabi Muhammad berakhir. Oleh sebab itu, haji ini disebut sebagai haji wada.
Isi Khutbah Haji Wada
Berbagai macam kitab yang membahas tentang fikih ibadah banyak memuat penjelasan mengenai haji wada, salah satunya adalah wasiat Rasulullah saw saat menyampaikan khutbah dalam ibadah haji.
Dikutip dari Hikmatut Tasyri' yang ditulis oleh Syekh Ali Ahmad al-Jurjawi, berikut penggalan isi khutbah Nabi Muhammad SAW saat ibadah haji wada dilakukan:
Sesungguhnya darah dan harta kalian adalah suci, sama seperti sucinya hari yang kalian jalani ini, pada bulan ini, di negeri kalian ini. Ingatlah bahwa segala sesuatu yang terjadi pada masa Jahiliah dan disaksikan oleh kedua mata kakiku ini telah dihapuskan.Bahwa darah yang tertumpah pada masa Jahiliah, semuanya telah dihapuskan. Darah pertama dari sekian banyak darah kita yang telah kuhapuskan adalah darah Ibnu Rabi'ah ibn Harits. Pada saat itu, Ibnu Rabi'ah disusui di tempat Bani Sa'ad, kemudian dibunuh oleh Hudzail.Bahwa riba yang dijalankan pada masa Jahiliah telah dihapuskan. Dan praktik riba yang pertama kali dihapuskan adalah riba yang terjadi di antara kita, riba yang dilakukan oleh Abbas ibn Abdul Muththalib. Maka, sesungguhnya seluruh riba yang telah dilakukan olehnya telah dihapuskan.Takutlah kalian kepada Allah dalam soal perempuan. Sesungguhnya kalian telah mengambil mereka sebagai amanah dari Allah dan menghalalkan kehormatan mereka dengan mengatasnamakan Allah. Hak kalian atas mereka adalah bahwa mereka tidak mengizinkan seseorang yang tidak kalian sukai menginjakkan kakinya di lantai kalian.Jika mereka tetap melakukannya (melanggar perintah suami dengan memasukkan orang lain ke tempat tidur), pukullah mereka dengan pukulan yang tidak membahayakan. Dan hak mereka atas kalian adalah memberikan nafkah dan pakaian dengan cara yang baik.Dan sesungguhnya telah kutinggalkan untuk kalian sesuatu yang jika kalian berpegang teguh kepadanya, niscaya kalian tidak akan sesat selama-lamanya. Sesuatu itu adalah Kitab Allah.Apabila pada hari kemudian aku mempertanyakan semua itu kepada kalian, apa jawaban kalian?
Selain itu, Nabi Muhammad juga menyampaikan hal berikut dalam khutbahnya:
.....Celakalah kalian, perhatikanlah oleh kalian, janganlah kalian kembali kepada kekufuran sepeninggalku, di mana kalian menghancurkan dan memerangi satu sama lain.Sesungguhnya setan sudah kehilangan harapan untuk dapat disembah di bumi kalian ini. Akan tetapi, ia punya kesempatan untuk dipertuan manusia dalam berbagai hal selain itu, dan semuanya bersumber dari perbuatan kalian. Oleh karena itu, berhati-hatilah, saudara-saudara.Sesungguhnya aku telah meninggalkan sesuatu. Seandainya kalian berpegang teguh padanya, niscaya kalian tidak akan tersesat selamanya. Sesuatu itu adalah Kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya.Sesungguhnya setiap muslim adalah saudara bagi setiap muslim lainnya. Seluruh muslimin adalah bersaudara. Oleh sebab itu, tidak diperbolehkan bagi siapapun untuk mengambil harta saudaranya, kecuali sesuatu yang diberikan atas kebaikan hatinya.
Hikmah Haji Wada
Ada sejumlah hikmah yang diperoleh dari pelaksanaan haji wada. Mengutip dari buku Tuma’ninah vs Self-Interest karya Muhammad Yunus dan Rahmatia Yunus, berikut hikmah dari haji wada.
1. Mengajarkan Umat Islam tentang Tata Cara Ibadah Haji
Salah satu hikmah dari pelaksanaan ibadah haji wada adalah mengajarkan umat Islam tentang tata cara ibadah haji. Haji wada adalah haji pertama yang dilaksanakan Rasulullah SAW bersama umat Islam sehingga Rasul secara langsung mengajarkan rangkaian ibadah haji kepada umatnya.
2. Rasulullah SAW Bertemu Ratusan Ribu Umat Islam
Pelaksanaan ibadah haji wada diikuti oleh lebih dari 100.000 jemaah yang mana momen ini mempertemukan Rasulullah SAW dengan umatnya dalam jumlah yang besar untuk menyampaikan nasihat dan kebaikan secara langsung.
3. Rasulullah SAW Menyampaikan Kebaikan kepada Umat Islam
Dalam pelaksanaan ibadah haji wada, Rasulullah SAW menyampaikan sejumlah kebaikan dan berbagai macam ajaran dan prinsip Islam dengan kalimat yang singkat dan padat.
Tak hanya itu, Rasulullah SAW juga menganjurkan kepada umat Islam untuk senantiasa memberitahukan semua hal yang telah disampaikannya kepada siapa saja yang belum mendengarnya.