Kisah Kan'an, Anak Nabi Nuh yang Durhaka dan Masuk Golongan Kafir
KompasNusantara - Nabi Nuh AS adalah Rasul pertama yang diutus oleh Allah Ta’ala ke atas muka bumi ini. Nabi Nuh bernama asli Abdul Ghaffar atau Yasykur, ia merupakan putra dari Lamik bin Matta bin Idris AS.
Dalam surat Al-Ankabut ayat 14, Nabi Nuh AS dikisahkan hidup di dunia selama 950 tahun serta memiliki anak bernama Kan'an. Ia merupakan anak Nabi Nuh yang durhaka.
Kisah Nabi Nuh AS ini disebutkan lebih dari dua puluh kali dalam Al-Qur’an. Di antaranya yaitu di surat Al-Araaf ayat 59-64, surat Huud ayat 25-49, serta di surat Nuh ayat 1-28. Dalam kisahnya, Nabi Nuh diperintahkan untuk mengingatkan kaum yang sering berbuat kezaliman dan kekufuran.
Kepada umatnya yang menyembah patung berhala, Nabi Nuh seraya berkata “Janganlah kalian menyembah apa saja selain Allah, seseungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab kemalangan dengan cara yang menyedihkan” (QS Huud: 24-26).
Dijelaskan dalam buku Kisah Para Rasul terbitan Lembaga Alkitab Indonesia (1973), saat berdakwah, banyak yang mencurigai Nabi Nuh punya kepentingan dengan berkedok pada kenabian. Menanggapi kecurigaan tersebut, Nabi menandaskan:
“Hai kaumku, sebagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti nyata dari tuhanku, dan diberinya aku rahmat dari sisi tuhanku, tapi rahmat itu disamarkan bagimu. Apa akan kami paksa kalian menerimanya, padahal kamu semua tidak suka.” “Hai kaumku, aku tak meminta harta benda (upah) bagi seruanku. Upahku cukuplah dari Allah semata”.
Kemaksiatan dan kesyrikan terus merajalela, bahkan umatnya pun menantang Nabi Nuh. Beliau lantas meminta pertolongan Allah SWT dan mendoakan kebinasaan semua kaum kafir sebagaimana tertuang dalam surat Nuh ayat 26-27.
Allah kemudian menjawab doa Nabi Nuh. Allah memerintahkan kepadanya untuk membuat sebuah kapal besar dan mengumpulkan kaum beriman, bermacam tumbuhan, dan berpasang-pasang binatang.
Belum pernah ada kapal sebesar yang dibuat Nabi Nuh sebelumnya, juga sesudahnya. Nabi Nuh dan pengikutnya mengumpulkan kayu dan mulai membuat kapal besar di tengah daratan, tidak di pinggir sungai atau pantai.
Anak Nabi Nuh yang Durhaka
Dari keempat putranya, Kan’an merupakan anak tertua dan salah satu yang durhaka kepada ayahnya sendiri. Kan’an menyembunyikan kebenciannya kepada ayahnya serta berpura-pura beriman. Tiba waktunya bencana akan datang, Kan’an yang kafir itu tak mau ikut meski sang ayah telah memintanya.
Allah SWT membongkar kemunafikannya serta tidak memasukannya ke dalam golongan yang selamat. Saat bahtera Nuh mulai berlayar, Kan’an tak mau masuk ke dalam kapal dan tetap ingin menyelamatkan diri menuju puncak sebuah gunung.
Illustrasi banjir besar pada kisah Nabi Nuh. |
Dikisahkan dalam buku 25 Kisah Nabi & Rasul karya Aan Wulandari, Nabi Nuh memanggil anaknya, “wahai anakku naiklah ke kapal bersama kami. Janganlah kamu bersama-sama orang yang kafir.”
Kan'an menjawab, “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menyelamatkanku dari bah.” Nabi Nuh lantas menjawab, “tidak ada yang melindungi dari azab Allah pada hari ini selain Allah Yang Maha Penyayang”.
“Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya, maka jadilah anak itu termasuk yang ditenggelamkan,” (QS Hud:42-43)
Tak lama kemudian, ketinggian air melebihi puncak gunung tertinggi di dunia. Permukaan bumi pun rata dengan air. Tak ada satu makhluk pun yang selamat dari azab Allah.