Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah 99 Santri Dikutuk Menjadi Kera Di Petilasan Sunan Kalijaga Karena Kemunafikan


KompasNusantara - Sunan Kalijaga merupakan salah satu Wali dari jajaran Walisongo penyebar agama islam di Nusantara tanah Jawa khususnya.

Karomah Sunan Kalijaga sangat keramat dan dicatat dalam naskah Walisongo.

Salah satu kisah yang sangat terkenal sampai saat ini adalah kutukan terhadap santri yang tidak patuh pada gurunya, yaitu Sunan Kalijaga.

Dikutip KompasNusantara dari kanal YouTube Wisata Religi yang mengupas kisah tersebut.

Situs Taman Kera dan petilasan Sunan Kalijaga yang berada di Kelurahan Kalijaga Harjamukti Kota Cirebon Jawa barat, menjadi bukti bahwa Sunan Kalijaga turut menyebarkan islam di Jawa.

Selain meninggalkan petilasan Sunan Kalijaga juga meninggalkan para santri, yang kini masih ada di Taman Kera tersebut.

Menurut cerita masyarakat, ekor kera panjang disana merupakan santri dari Sunan Kalijaga yang dikutuk.

Juru kunci Taman Kera dan Petilasan Sunan Kalijaga membenarkan cerita tersebut; "mereka merupakan santri yang munafik di depan gurunya terlihat nurut, tapi dibelakang tidak".

Peristiwa berubahnya para santri menjadi kera ekor panjang terjadi pada hari jumat, saat akan melaksanakan ibadah sholat jumat.

Namun saat diperiksa ternyata ada sejumlah santri yang tidak datang ke masjid.

Sunan Kalijaga mengutus santri lain untuk mencari santri yang tidak datang tersebut, yang ternyata lagi asik memancing.

Para santri itu ditemukan memancing di sungai cawang, lokasinya masih berada di kawasan petilasan.

Kendati dibujuk oleh santri lainnya mereka tetap menolak untuk sholat jumat.

"Ya ngomongnya nanti-nanti saja, setelah sholat Kanjeng Sunan Kalijaga menemui para santri yang memancing tersebut dan kaget melihat kelakuan para santrinya itu"

"Dalam hati berkata ternyata para santri itu munafik berkelakuan seperti binatang. Terus muncul ekor di tubuh para santri". Tutur juru kunci Taman Kera dan Petilasan Sunan Kalijaga.

Hingga kini, kera di situs itu masih dipercaya sebagai jelmaan para santri yang dikutuk, dan konon jumlah kera di situs tersebut tidak pernah bertambah dan berkurang.[]

close