Ini Bukti Kejujuran dan Keadilan Abu Thalib Saat Membela Dakwah Nabi Muhammad
KompasNusantara - Ini kisah yang jadi bukti kejujuran dan keadilan Abu Thalib saat membela dakwah Nabi Muhammad SAW.
Walaupun keponakan sendiri, Abu Thalib tetap mengedepankan kejujuran dan keadilan saat membela Nabi.
Jadi, itu dilakukan benar-benar sesuai dengan kebenaran dan kejujuran yang dilakukan Nabi Muhammad, tak ada kebohongan dan kedzaliman.
Pembelaan Abu Thalib sama sekali bukan disebabkan karena Nabi putera saudaranya sendiri.
Abu Thalib menyingsingkan lengan baju, karena Nabi Muhammad seorang yang menyerukan kebenaran dan mengajak manusia ke arah kebajikan.
Ia membela kebenaran dan bukan membela kekerabatan. Ia menentang dan melawan saudaranya sendiri, Abu Lahab, karena ia tahu, Abu Lahab berada di atas kebatilan.
Tentang betapa adil dan jujurnya Abu Thalib dapat pula disaksikan dari peristiwa berikut.
Pada suatu hari Rasulullah SAW memberitahukan kepada Abu Thalib tentang naskah pemboikotan yang ditempelkan oleh orang-orang kafir Qurasy pada dinding Ka'bah sudah hancur di makan rayap.
Sudah tak ada lagi bagian yang tersisa selain yang bertuliskan: "Dengan Nama Allah"
Setelah mendengar keterangan Rasulullah itu, Abu Thalib segera mendatangi sejumlah tokoh Quraisy.
Kepada tokoh-tokoh kafir Quraisy itu, Abu Thalib berkata dengan lantang:
"Hai orang-orang Quraisy, putera saudaraku telah memberitahu kepadaku, bahwa naskah pemboikotan yang kalian tulis dan kalian gantungkan pada Kakbah, sekarang sudah hancur.
Tengoklah naskah kalian itu! Kalau benar terjadi seperti apa yang dikatakan oleh Muhammad, hentikanlah pemboikotan kalian terhadap kami. Tetapi jika Muhammad ternyata berdusta, ia akan kuserahkan kepada kalian!"
Abu Thalib mengatakan semuanya itu hanya berdasarkan kepercayaan yang penuh kepada Nabi Muhammad SAW.
Ia sendiri belum pernah melihat bagaimana keadaan naskah yang tergantung pada dinding Kakbah.
Tokoh-tokoh Quraisy merasa puas dengan kesediaan Abu Thalib menyerahkan Nabi Muhammad, bila terbukti beliau berdusta.
Mereka segera pergi menuju Kakbah untuk menengok naskah pemboikotan dan ternyata benar apa yang dikatakan Nabi Muhammad.
Tokoh-tokoh kafir Quraisy lemas, tak berdaya dan terpaksa mengumumkan penghentian pemboikotan pada hari itu juga.
Aksi komplotan mereka berakhir dengan kegagalan.
Dari peristiwa tersebut Abu Thalib memperoleh pembuktian langsung dari Allah SWT tentang benarnya kepercayaan yang selama ini dipertahankan dan dijaganya baik-baik.
Pembuktian yang didapatnya sebagai mu'jizat Rasulullah itu datang dari kekuasaan Allah dan bukan datang dari seorang famili yang harus diikuti.
Keterangan tersebut dikutip dari buku 'Sejarah Hidup Imam Ali bin Abi Thalib' karya H.M.H. Al Hamid Al Husaini yang diterbitkan Lembaga Penyelidikan Islam tahun 1981. []