Sejarah Berdirinya Patung Colossus di Rhodes
Benarkah Colossus di Rhodes menginspirasi Patung Liberty?
KompasNusantara - Lebih dari 2.000 tahun setelah pendiriannya, Colossus di Rhodes masih mempesona dunia hingga hari ini. Selama keberadaannya yang singkat, patung itu disebut sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno, dan menjadi inspirasi bagi banyak karya seni (paling terkenal, Patung Liberty).
Colossus di Rhodes adalah bukti peradaban kuno dan campuran seni dengan agama selama periode Hellenic. Seperti periodenya, warisan patung itu membantu membentuk masyarakat modern. Inilah fakta tentang Colossus di Rhodes.
1. Pengepungan pulau Rhodes
Pada tahun 305 SM, seperti yang diceritakan oleh Weapons and Warfare, Demetrius Poliorcetes, putra Antigonus menyerang Rhodes setelah kesuksesannya merebut Siprus dari Ptomely Mesir. Putra mantan jenderal itu menghabiskan 305-304 SM untuk menaklukan Rhodes.
Negara pulau itu menghadapi kekuatan invasi sebanyak 40.000 orang, serta gerombolan kapal bajak laut yang ingin menjarah kota itu. Sebagai perbandingannya, militer Rhodes hanya terdiri dari 7.000 orang. Namun, benteng mereka sangat kuat di kota dan pelabuhan, serta menerima dukungan dari Ptolemy untuk pasokan makanan, penduduk di pulau Rhodes mampu mengatasi serangan. Terlepas dari jumlah yang luar biasa dan persenjataan yang luas, pasukan Demetrius tidak dapat menembus tembok kota.
Dalam tindakan putus asa, Demetrius membangun banyak senjata pengepungan, seperti ketapel dan pendobrak. Senjata mereka yang paling terkenal adalah Helepolis, menara pengepungan setinggi 39 meter, lebar 19 meter, dan berat lebih dari 160 ton. Terbuat dari kayu dan dilapisi pelat besi agar lebih tahan api, sayangnya, pasukan Demetrius masih tidak dapat merebut kota itu. Akhirnya, Demetrius menuntut perdamaian dan mengakhiri pengepungan dengan kekalahan pada tahun 304 SM.
2. Kemenangan dan perayaan di pulau Rhodes
Mengutip laporan World History, setelah berhasil menahan penjajah, penduduk Rhodes mengambil sisa-sisa peralatan yang ditinggalkan oleh penjajah, lalu menjualnya. Keuntungan dari penjualan senjata pengepungan, termasuk Helepolis itu sekitar 300 talenta perak, atau 6,4 juta dolar AS hari ini (setara Rp91 miliar). Untuk merayakan kesuksesannya, mereka membangun sebuah monumen, atau tercetuslah ide awal Colossus of Rhodes.
Penduduk Rhodes percaya bahwa dewa matahari, Helios, telah menyelamatkan mereka. Helios adalah dewa pelindung Rhodes, dan sebagian besar budaya kota berpusat di sekitarnya. Sebuah festival tahunan untuk Helios berlangsung, dan Rhodes juga memiliki Panhellenic Games, atau Olimpiade kuno, untuk menghormatinya. Rhodes sendiri dinamai untuk menghormati Helios, karena namanya berasal dari nimfa Rhodos, yang melahirkan tujuh anak Helios.
3. Pembangunan Colossus di Rhodes
Pembangunan monumen Rhodes dimulai pada 292 SM dan berakhir pada 280 SM. Chares of Lindos, direkomendasikan untuk memimpin konstruksi oleh sesama pematung bernama Lysippos, yang merupakan pematung pribadi Alexander Agung. Lysipppos juga telah membangun patung Zeus setinggi 21 meter di kota Tarentum.
Colossus di Rhodes berdiri di atas alas marmer putih setinggi 14 meter. Sebagaimana yang dijelaskan Wind Star Cruise, patung itu terdiri dari pilar batu dan balok besi. Kulit patung dilapisi pelat perunggu.
Namun, karena ukurannya yang besar, Chares terpaksa membangun jalan khusus di sekitar patung agar para pekerja dapat memanjat untuk mengerjakan proyek tersebut. Chares sendiri meninggal sebelum melihat penyelesaian proyek terbesarnya. Namun setelah 12 tahun lamanya, patung itu selesai dibangun. Tertulis di bagian bawah patung itu adalah julukan untuk Helios.
4. Seperti apa patung Colossus di Rhodes itu?
Mengutip tulisan Greeka, Colossus di Rhodes diyakini sebagai patung tertinggi di peradaban kuno. Patung itu menjulang di atas sebagian besar struktur di peradaban kuno. Menurut beberapa sumber, patung itu berdiri setinggi 29 meter, namun ada pula yang mengatakan bahwa tingginya 38 meter. Patung itu akhirnya dikenal sebagai Colossus of Rhodes.
Meskipun menjadi salah satu objek paling menarik pada masanya, namun tidak ada deskripsi kontemporer yang menceritakan detail Colossus di Rhodes. Namun, selama berabad-abad, pelukis dan pematung telah menggambarkan patung tersebut. Colossus di Rhodes terkenal karena berdiri di pintu masuk pelabuhan, dan kapal-kapal akan lewat di antara kakinya untuk memasuki kota.
Namun, berdasarkan teknologi waktu, dimensi patung, dan pelabuhan, hal ini masih diperdebatkan. Gambar ini diyakini berasal dari seorang pelukis Italia yang mengunjungi Rhodes berabad-abad setelah patung itu runtuh.
5. Patung Colossus di Rhodes tidak bertahan lama
Terlepas dari warisan patung megah yang ada di peradaban kuno, Colossus Rhodes hanya berdiri sekitar setengah abad. Walaupun begitu, Colossus menjadi simbol bagi Rhodes dan menjadi daya tarik bagi para pelancong dari luar kota. Rhodes menjadi pusat budaya dunia.
Dalam karya seni klasik, Helios sering digambarkan mengendarai kereta melintasi langit saat ia membawa matahari mengelilingi dunia. Meskipun patung itu tidak menggantikan gambar ini, patung itu memberikan gambaran baru untuk menampilkan dewa matahari.
Penulis dan sejarawan seperti Herodotus, Callimachus dari Kirene, Antipater dari Sidon, dan Philo dari Byzantium melakukan perjalanan ke Rhodes untuk memberikan kesaksian tentang Colossus di Rhodes. Bahkan setelah patung itu runtuh, penulis Pliny the Elder mengatakan bahwa patung itu adalah keajaiban.
6. Runtuhnya Colossus di Rhodes
Waktu telah meruntuhkan kerajaan-kerajaan besar sepanjang sejarah manusia. Dan di lain waktu, Ibu Pertiwi mendekorasi ulang rumahnya dengan mengirimkan bencana alam. Seperti yang dinyatakan oleh Geographics, Rhodes berada di atas dua lempeng tektonik dan penduduknya tidak memiliki pengetahuan atau kemampuan untuk menahan gempa pada bangunan mereka.
Melansir kabar All That's Interesting, akhir dari patung itu terjadi pada tahun 226 SM, ketika gempa bumi yang dahsyat mengguncang pulau tersebut. Rhodes mengalami kerusakan besar pada pelabuhannya dan di seluruh kota.
Patung Colossus di Rhodes runtuh. Simulasi komputer berteori bahwa gempa bumi menyebabkan kegagalan kaskade pada paku keling, menyebabkan lutut patung menekuk dan lengan terpisah dari bahu patung.
Segera setelah bencana, Ptolemy III dari Mesir menawarkan untuk mendanai rekonstruksi patung yang terkenal itu. Namun, penduduk Rhodes percaya bahwa gempa bumi dan kehancuran patung disebabkan oleh kemarahan Helios, jadi mereka memutuskan untuk tidak membangun kembali patung itu.
7. Sisa-sisa reruntuhan Colossus di Rhodes
Sebagai bukti popularitas Colossus di Rhodes, sisa-sisa patung raksasa itu menjadi hal biasa untuk masyarakat Rhodes selama lebih dari 800 tahun. Sebagaimana yang ditulis Wonders of the World, patung itu meningkatkan prestise negara kepulauan tersebut, yang mungkin menjadi alasan mengapa patung itu tetap berada di tempatnya setelah gempa.
Meskipun Colossus di Rhodes dibiarkan berantakan di tanah, ini tidak menghalangi pengunjung dari seluruh dunia untuk melihat sisa-sisa keruntuhannya. Patung Colossus di Rhodes masih menjadi kekuatan ekonomi, navigasi, dan kemampuan maritim mereka.
Namun pada akhirnya, sebuah negara adidaya baru datang dan mengambil alih kota tersebut. Pada tahun 70 M, hampir 400 tahun setelah Jenderal Makedonia Antigonus gagal merebut kota, Rhodes jatuh ke tangan Kekaisaran Romawi.
Roma mengendalikan Rhodes selama tiga abad sampai Kekaisaran Romawi terpecah, wilayah itu menjadi bagian dari Kekaisaran Bizantium. Terlepas dari perubahan kerajaan, sisa-sisa patung besar itu tetap ada di kota.
8. Patung Colossus di Rhodes sepenuhnya dihancurkan
Pada 653 M, pulau Rhodes jatuh ke kerajaa lain, yakni Kekhalifahan Umayyah. Sama seperti bagaimana penduduk pulau Rhodes menjual sisa-sisa peralatan pasukan Demetrius, demikian juga patung Colossus yang diambil oleh penjajah Arab, seperti yang diceritakan oleh History.
Dikatakan bahwa perunggu yang membentuk sebagian besar patung itu diangkut dengan 900 unta. Saat patung itu tidak lagi berada di kota, keberuntungan mulai surut. Namun, meskipun begitu, Rhodes masih merupakan wilayah yang berharga, dan kerajaan mana pun yang ingin memperluas perbatasannya menjadikan negara kepulauan itu sebagai prioritas. Faktanya, Rhodes telah diduduki oleh Persia, Saracen, Venesia, Ottoman dan Italia sebelum kembali ke Yunani setelah Perang Dunia II.
9. Masuk daftar Tujuh Keajaiban Dunia Kuno
Meskipun hanya berdiri lebih dari setengah abad, patung besar Helios ini meninggalkan dampak yang luar biasa pada peradaban kuno. Colossus di Rhodes dianggap sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno. Pertama kali terdaftar pada 225 SM dalam Philo of Byzantium "On The Seven Wonders," kehancuran patung itu tidak menghentikan penulis tersebut untuk menempatkannya pada tingkat yang sama dengan Piramida Agung Giza dan Patung Zeus di Olympia.
Saat patung itu berdiri, bentuk pariwisata baru mulai bermunculan, di mana orang-orang kaya mendokumentasikan "keajaiban" yang mereka lihat dalam perjalanan mereka. Melalui kronik inilah tujuh keajaiban terdaftar, serta minat besar pada patung ada hingga saat ini.
10. Patung Liberty dan warisan Colossus di Rhodes
Patung Liberty adalah salah satu wisata utama Kota New York. Patung itu adalah simbol Amerika Serikat dan kehadirannya sudah lama dianggap sebagai tanda penyambutan bagi para imigran yang bepergian ke negara itu. Maka tidak heran, seperti yang diceritakan oleh New World Encyclopedia, Patung Liberty terinspirasi langsung dari Colossus of Rhodes.
Patung Liberty bukan satu-satunya penghargaan untuk Colossus di Rhodes. Ratusan lukisan dan pematung telah membayar upeti selama berabad-abad untuk patung itu. Puisi Sylvia Plath, "The Colossus" dan Emma Lazarus "The New Colossus" adalah dua puisi paling terkenal yang mengacu pada patung tersebut.
Dibangun untuk merayakan kemenangan kepulauan Rhodes dari penaklukan di masa lalu, patung Colossus di Rhodes dianggap memberikan keberuntungan bagi penduduk Rhodes dan menjadi destinasi wisata yang sangat populer pada masanya, wajar saja jika Colossus di Rhodes masih menjadi perbincangan hingga hari ini.