Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Merubah Air Menjadi Pasir Emas, Begini Kisah Karomah Dari Sunan Gunung Jati


KompasNusantara - Islam masuk di Nusantara khususnya di Jawa karena jasa para Wali Allah atau yang kita kenal dengan Walisongo.

Bentuk keMahaKuasaan Allah Swt, memberikan mereka karomah untuk mempermudah syiar agama islam, agar lebih diterima di tanah Jawa ini.

Sehingga dengan karomah tersebut, masyarakat Jawa mengakui bahwa para Walisongo adalah orang-orang yang dekat dengan Allah Swt.

Dikutip KompasNusantara dari kanal YouTube PUPUNG WIDIYAPURNAMA, menceritakan kisah wali yang terkenal memiliki banyak karomah yaitu Sunan Gunung Jati, berikut salah satu karomahnya:

Dikisahkan ada seorang pengrajin pemahat bambu untuk dibuat tempat minuman lahang dan wadah air minum yang dibuat dari bambu.

Lahang adalah minuman tradisional khas Sunda yang terbuat dari sadapan air aren.

Minuman lahang ini ditempatkan pada wadah bambu yang sangat besar.

Sang pemahat ini bernama Ki Gedeng Panderesan, ia sedang mengerjakan pahatan bambunya sambil ngidung atau menyanyikan kidung Sunda.

Kemudian datanglah Sunan Gunung Jati yang saat itu sedang melintas di tempat itu dan menyapa memberikan salam.

"Assalamualaikum.." Ki Gedeng Panderesan yang saat itu bukan beragama islam tidak mengerti dan hanya diam saja tidak menjawab.

Kemudian Sunan Gunung Jati berkata lagi, "Kisanak anda sedang membaca doa apa, begitu nyaringnya"

"Begini saja, bagaimana kalau kita saling bertukar saya punya doa yang sangat bagus dan tidak perlu dibaca nyaring tapi khasiatnya sangat besar. Kalau tidak percaya silahkan dicoba dahulu"

"Saya coba dulu, kalau usaha saya semakin baik saya akan meneruskannya" Kata Ki Gedeng Panderesan.

Kemudian Sunan Gunung Jati mengajarkan dua kalimat syahadat, "Asyhadu Allaa ilaaha illallaah wa asyhadu anna muhammadar rasulullah"

Ki Gedeng Panderesan bisa menghafalnya dan mulai membacanya terus.

Namun semua diluar harapannya, bambu pahatannya tidak mengucurkan air lalu bagaimana bisa dijual.

Ki Gedeng berkata, "Anda ini siapa, orang usaha malah dipersulit"

"Saya orang  Cirebon bermaksud membantu biar untung" ucap Sunan Gunung Jati.

"Untung dari mana, ini malah tidak bisa dipakai dan harus buat yang baru lagi, karena itu saya minta ganti rugi harganya 35 sen" kata Ki Gendeng.

Lalu Sunan Gunung Jati berkata, "Kisanak, watak dari doa itu memang tidak bisa langsung tapi kalo mau bersabar, bersyukur dan bertawakal bisa mendapatkan yang lebih besar. Lihatlah ke dalam ruas bambu itu nilainya lebih dari 35 sen"

Lalu Ki Gedeng melihat kedalam bambu dan ternyata isinya penuh dengan pasir emas.

Ki Gedeng terpana melihat keajaiban tersebut, ia langsung sujud syukur penuh hormat dan langsung mengundang Sunan Gunung Jati hendak menjamu dirumahnya.

Lalu Ki Gedeng menyiapkan jamuan panggang ayam untuk Sunan Gunung Jati.

Sunan Gunung Jati memegang ayam panggang tersebut dan ajaibnya ayam tersebut hidup lagi terbang menuju kandang.

"Karena ayam panggang ini hidup lagi dan mengerami telurnya, maka namamu akan diganti menjadi Ki Gedeng Sangkanurip" Ujar Sunan Gunung Jati.

Sejak saat itu Ki Gedeng masuk islam dan menjadi murid Sunan Gunung Jati.

Kisah ini memberi hikmah jika kita berdoa kepada Allah SWT dan belum terkabul maka janganlah berprasangka buruk kepadaNya.

Jika kita bisa bersabar dan terus berikhtiar, maka Allah SWT akan mengganti dengan yang lebih baik atau lebih besar lagi. []

close