Kisah Wafatnya Ayah Abu Nawas # Lucu Tetapi Penuh Hikmah
KompasNusantara - Syekh Maulana merupakan penghulu kerajaan. Ia adalah ayahanda dari Abu Nawas yang setia mengabdi kepada Baginda Raja Harun Ar-Rasyid.
Tetapi, hidup Syekh Maulana diprediksi tidak lama lagi dikarenakan telah sepuh dan kerap saki-sakitan. Gara-gara kondisinya tersebut, Syekh Maulana meninggal dunia.
Karena hal tersebut, Abu Nawas dipanggil oleh Baginda Raja ke istana. Ia diperintah Raja untuk mengubur jenazah bapaknya tersebut sebagaimana adat Syekh Maulana.
Rakyat sementara itu melihat bahwa apa yang dikerjakan Abu Nawas hampir tidak ada bedanya bersamaan dengan ayahnya Qadi Maulana, baik berkaitan tata cara memandikan jenazah, mengafani, menshalati, dan mendoakannya.
Berangkatlah dari suasana itu, Baginda Raja bermaksud mengangkat Abu Nawas jadi qadi atau penghulu menggantikan jabatan ayahnya.
Abu Nawas jelas mengetahui maksud sang raja memanggilnya kala itu. Ia sama sekali tidak mengidamkan (Menginginkan) jabatan itu dikarenakan tidak mau terikat dengan kerajaan. Jabatan itu akan mengurangi interaksinya bersama dengan penduduk jelata tiap-tiap hari.
Abu Nawas menolak jabatan itu. Dikarenakan tidak ingin lancang bersamaan dengan menolak Baginda Raja, Abu Nawas tiba-tiba berubah seolah jadi orang gila.
Sehabis upacara pemakaman bapaknya, Abu Nawas mengambil sepotong batang pisang dan diperlakukannya layaknya kuda.
Abu Nawas menunggang kuda berasal dari batang pohon pisang tersebut sambil berlari-lari berasal dari kuburan bapaknya menuju rumahnya. Seluruh orang heran. Abu Nawas disangka sudah hilang kewarasannya.
Keesokan harinya, Abu Nawas mengajak anak-anak kecil dengan jumlah yang cukup banyak untuk pergi ke makam bapaknya. Di atas makam bapaknya tersebut ia mengajak anak-anak bermain rebana dan bersuka cita.
Seluruh orang semakin heran atas kelakuan Abu Nawas tersebut. Mereka menganggap Abu Nawas telah jadi orang gila dikarenakan ditinggal mati oleh bapaknya.