Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Iblis yang Menjelma sebagai Umat Nabi Zulkifli untuk Mengujinya


KompasNusantara - Mengetahui bahwa Nabi Zulkifli mampu menahan amarah untuk mengurusi umatnya, Iblis segera bertindak dan berkata kepada para setan, "Engkau harus menggoda si fulan (Dzulkifli) itu."

Akan tetapi, para setan menyatakan tidak sanggup untuk melakukannya. Pada akhirnya, Iblis berkata, "Kalau begitu, biar aku sendiri yang akan melakukannya."

Selanjutnya, Iblis menemui Nabi Dzulkifli dalam wujud orang tua yang miskin. Iblis menemui Dzulkifli ketika sedang istirahat (tidur) pada siang hari. Nabi Dzulkifli tidak pemah tidur pada siang maupun malam hari, kecuali hanya sebentar pada siang harinya.

Ketika Iblis datang mengetuk pintu, Nabi Dzulkifli bertanya, "Siapa?" Iblis menjawab, "Orang tua yang teraniaya." Nabi Dzulkifli segera bangkit lalu bergegas menuju pintu dan mempersilakan orang tua (Iblis) itu masuk.

Setelah itu, Iblis bercerita kepada Nabi Dzulkifli, "Antara aku dan kaumku terjadi perselisihan. Mereka telah bertindak zalim dan sewenang-wenang kepadaku." Iblis bercerita panjang lebar hingga waktu tengah hari telah berlalu dan memasuki waktu sore.

Akibatnya, kesempatan Nabi Dzulkifli untuk tidur siang pun habis. Akhirnya, Nabi Dzulkifli berkata, "Jika engkau datang sore nanti, hakmu akan kupenuhi." Setelah itu, Iblis pun pamit dan pergi.

Pada sore harinya ketika Nabi Dzulkifli sedang duduk di majelisnya, beliau ke sana kemari untuk mencari orang tua itu kalau-kalau ia datang kepadanya, tetapi beliau tidak menemui orang tua itu.

Begitu pula pada esok harinya saat Nabi Dzulkifli hendak menyelesaikan berbagai macam persoalan di tengah-tengah kaumnya, beliau mencari-cari orang tua miskin yang tidak lain adalah Iblis itu, tetapi lagi-lagi Nabi Dzulkifli tidak melihatnya.

Keesokannya begitu lagi, Iblis datang untuk menguji Nabi Dzulkifli. Namun kali ini nabi Dzulkifli menyadari jika orang itu bukan manusia biasa, melainkan Iblis. Iblis berkata, "Tenyata, engkau memang dapat melaksanakan tanggung jawab yang engkau sanggup untuk memikulnya." Oleh sebab itu, Allah menamakannya dengan Dzulkifli yang berarti mempunyai kesanggupan untuk memikul tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

Sumber : Buku "Kisah Para Nabi" karya Imam Ibnu Katsir.
close